Bab 53
Book 2 Chapter 23
Perjalan selama satu jam setengah dengan pesawat belum cukup. Usainya mereka kembali menaiki mobil yang sudah bersedia dan kembali berjalan menyusuri jalanan kota besar Osaka.
Perjalanan kurang lebih tiga puluh menit hingga mereka sampai pada suatu kawasan dengan hutan yang terbuka, berjalan menyusuri jalanan aspal yang rapi namun hanya cukup untuk satu atau dua mobil berdampingan. Sekitar lima menit mereka sampai pada suatu gerbang besar dari kayu yang kemudian menunjukkan sebuah rumah yang sangat besar dengan gaya tradisional jepang. Pada halaman depan rumah itupun juga terdapat tanaman bunga yang tersusun rapi.
Kiriya telihat turun lebih dulu yang kemudian pria paruh baya tersebut membukakan pintu penumpang untuk Rinji. Pada salah satu mobil terlihat Daiki yang turun dari mobil kemudian dirinya meraih Rui yang masih didalam mobil dalam keadaan yang terlelap.
Setalah lepas landas Rui dengan tenang tertidur disamping Daiki dengan tangannya menggenggam kuat tangan Daiki. Riku melarang untuk membangunkan Rui, karena ini pertama kalinya Rui benar-benar tidut tanpa obat penenang. Tangan Daikipun tak kalah eratnya memegang tangan Rui.
Mereka berjalan masuk kedalam rumah dimana pintu tradisional tersebut sudah bergeser dengan beberapa pelayan yang menyambut mereka. Genkan tersebut sangatlah besar dan luas, sehingga mereka semua dapat masuk secara bersamaan.
Seorang wanita paruh baya menatap kaget pada Daiki dimana sedang menggengdong Rui layaknya seorang putri."Rinji -sama, Tsurushi -sama menunggu anda"ujar salah satu pelayan wanita yang menyambut mereka. Rinji nampak mengangguk.
"Kame -han, tunjukkan Chikafuji -kun dimana kamar Rui kemudian bawa dia keruangan Tsurushi -han"ujar Rinji pada wanita paruh baya tak jauh dihadapannya. Wanita tersebut sempat tersentak kecil kemudian mengangguk sopan.
"Kemari, tuan"suara serak wanita paruh baya tersebut yang ditujukan pada Daiki. Daiki mengangguk canggung yang kemudian berjalan mengikuti pelayan wanita yang sudah berumur tersebut.
Setalah berjalan beberapa lama menyusuri lorong, mereka berhenti melangkah kemudian wanita bernama Kame tersebut menggeser sebuah pintu kamar. Sebuah ruangan luas dengan futon yang sudah sudah tersusun rapi pada tengah ruangan tersebut. Daiki ikut berjalan masuk mengikuti wanita didepannya. Wanita tersebut menyingkapkan selimut pada futon kemudian Diaki meletakkan Rui yang masih terlelap. Wanita tersebut terlihat tersenyum lembut menatap wajah lelap Rui yang sudah berada diatas futon.
Daiki membenarkan selimut Rui, menutupi hingga bahu Rui. Tangannya meraih rambut poni Rui dan menyingkapkannya. Bibirnya dengan perlahan menyentuh lembut kening Rui membuat sang wanita dihadapannya kaget. Daiki tersenyum kecil kemudian membelai pipi Rui yang masih terlelap. Seakan tak ada pasang mata lainnya yang menatap mereka, Daiki terus memandang Rui dengan lembut.
"Tuan- Saya antarkan keruangan Tsurushi -sama"suara serak wanita menyadarkab Daiki membuat Daiki menghentikan kegiatannya. Wajah datarnya kembali terlihat yang kemudian mengangguk kepada sang wanita tersebut.
Mereka keluar dari kamar Rui dan kembali menyusuri lorong. Mereka kembali berhenti.
"Ah! Kau disini?"suara bariton Ryuga menghampiri mereka menghentikan sang wanita yang akan berucap kedalam ruangan.
"Kame -han, kau bisa pergi"perintah Ryuga. Wanita paruh baya tersebut mengangguk kecil kamu dian berlalu setelah memberi hormat baik pada Daiki dan Ryuga.
Ryuga menatap Daiki sejenak, kemudian mengalihkan pandangannya dan segera membuka pintu.
'Bugh!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice Later [Book 2] ✔️
General FictionVoice Later : The voice that can be heard now ~ BOOK 2 -------- WARNING ------- KONTEN AKAN BERISI CERITA TENTANG YAOI ALIAS BOYS LOVE ATAU BXB. JADI YANG TIDAK SUKA DAN MERASA KONTEN TIDAK PANTAS DIBACA BISA SEGERA MENINGGA...