"Pulang sama gue!" Potong Firman dengan segera.
"Ehh..Fi..Firma nggak usah. Nggak papa, Rain bisa pulang sendiri kok." Tolak Rai gugup.
"Pulang sekarang." Intruksinya lagi dengan nada dingin, yang berarti ia tidak ingin dibantah.
"Iya-iya. Rain pulang." Pasrah Rain
"Rain duluan ya temen-temen. Do'a in Rain biar strong dibonceng sama batu prasasti!" Kata Rain dengan muka dimelaskan
"Walaupun batu dia juga pernah dihati lo." Cibir Daffa
"Iya.. ya. kok bisa ya Rain pernah suka sama batu?" Tanya Rain pada dirinya sendiri.
"Eheem.." Firman berdeham. Ia berusaha mengembalikan fokus Rain pada tujuannya. Pulang.
"Jadi pulang?" Tanya Firman dengan nada yang sedikit kalem.
"I..iya. Rain pamit ya, Assalamu'alaikum." Pamit Rain segera.
☆☆☆
Sesampainya didepan rumahnya, Rain pun segera turun.
"Makasih ya Firman udah nganterin Rain. Em..Firman mau mampir dulu?" Tanyanya ragu-ragu, sambil membuka gerbang rumahnya.
"Boleh?"
"Ya bolehlah. Yaudah ayo masuk." Balas Rain yang diangguki Firman.
Firman pun memarkirkan montornya dihalaman rumah Rain. Sudah lama ia tidak kerumah ini. Dulu saat Rain masih menjadi kekasihnya, ia sering sekali kerumah ini. Tapi itu dulu,sekarang semuanya sudah berbeda. Hubungannya telah berakhir, karena kesalahannya sendiri.
"Firman ayo masuk. Kok malah bengong. Emang lagi mikirin apa sih?" Tanya Rain memecah lamunan Firman.
"Eh.. i..iya." jawab Firman sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Njirr.. Kok gue gugup sih." Batin Firman
"Yaudah ayok. Jangan nglamun lagi!" Ucap Rain memberi peringatan. Kemudian ia berjalan lebih dulu. Otomatis Firman mengekori Rain dibelakangnya.
Baru beberapa langkah Rain berjalan, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya. Firman yang terkejut dengan tindakan Rain pun mengumpat tak jelas."Kenapa?" Tanya Firman
"Hehehe..maaf ya udah buat Firman kaget." Ucap Rain polos
"Nggak papa. Kenapa berhenti?" Tanya Firma
"Emmm. .anu.. i..itu." Rain berucap tak jelas. Ia ragu apakah Firman mau menuruti perkataannya.
"nanti panggilnya Kay aja." Kata Rain akhirnya. Dengan tempo cepat dan suara pelan.
"Lo ngomong apa baca jampi-jampi, cepet amet." Balas Firman sambil terkekeh geli"Apaan sih Firman nggak lucu tauk."kesal Rain sambil memajukan bibirnya. Firman yang melihatnya pun tersenyum. Tangannya terulur untuk mangacak-ngacak rambut Rain. Satu kebiasaan yang dulu ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Langit dan Hujan
Teen FictionKisah Langit dan Rain yang harus terpisah karena sebuah kesalah pahaman. Dan Rain yang memilih pergi meninggalkan mereka yang disayangi. Berharap kepergiannya bisa mengurangi beban mereka. Juga berharap bisa mengobati luka batinnya. Akankah Rainy ke...