#heppy reading
----------"Gue nggak sok peduli Ngit. Tapi gue emang peduli sama lo. Gue sayang sama lo Ngit." Ucap gadis itu yang sudah tak bisa menahan perasaannya lagi.
Langit sempat terkejut. Tapi bukan karena perasaan gadis itu. Ia benar-benar tak menyangka gadis itu akan mengakui perasaannya ditempat umum seperti ini. Dari dulu gadis itu memang menyukainya tapi selalu ia abaikan.Bukan karena apa-apa, hanya saja hatinya masih dimiliki oleh Rain.
"Kenapa Ngit? Kenapa lo nggak pernah ngasih kesempatan buat gue milikin hati lo? Gue tulus sama lo Ngit."tanya gadis itu sangat lirih. Ia menatap mata Langit lekat.
Langit diam,mencoba menyelami mata gadis didepannya.ada harap disana, tapi Langit tak bisa. Buru-buru ia mengalihkan pandangannya.
"Sorry. Gue nggak bisa."ucap Langit sambil menunduk."Gue pergi dulu Ca."pamitnya kepada gadis itu. Kemudian ia meninggalkan uang diatas meja tempatnya tadi dan berlalu dari hadapan gadis itu.
"Gue akan mundur Ngit,seperti yang lo mau. Gue udah lelah ngejar lo."ucap gadis itu sambil menatap Langit yang semakin jauh darinya. Dia adalah gadis yang bernama Cahaya Pelangi. Seorang gadis yang sangat menyukai Langit sejak pertama masuk SMA atau saat MOS dulu. Dan selama ini Cahaya selalu berusaha menarik perhatian Langit. Tapi hasilnya selalu sama.Nihil.
☆☆☆Ditempat lain seorang gadis baru saja keluar dari kamarnya. Ia ingin segera menuju kamar kakak sepupunya. Ia pun menuruni anak tangga dengan cepat. Namun saat ia hendak melangkahkan kakinya kearah kamar Cakra, seseorang telah memanggilnya lebih dulu.
"La... mau kemana kamu? Sini makan dulu ya?"tanya Anisa
"Tapi ma.. Lala pengen kekamarnya Kak Alam dulu. Boleh ya ma...?" Mohon Rain dengan puppy eyesnya
"Nggak. Udah kamu kesini buruan. Nanti mama yang manggil Cakra sama Firman."ucap Anisa tegas
"Iya..."balasnya dengan lesu. Ia pun segera memutar arahnya menuju ruang makan.
Sesampainya diruang makan,ia menarik kursi dan mendudukkan bokongnya disana. Lalu melipat kedua tangannya diatas meja. Ia menenggelamkan wajahnya disana. "Sekarang Rain harus gimana tanya ke mama? Rain juga sayang mama, sama kayak Rain sayang bunda."batin Rain bingung.
Fikirannya kembali berkelana pada kejadian-kejadian dimasa lalu. Tentang tangis saat ia kesepian, tentang tangis karena kecemburuan, tentang tangis karena kehilangan. Dan semua terangkai menjadi satu yaitu luka. Luka yang teramat mendalam, karena ditorehkan orang yang disayang. Dan juga tentang Langitnya. Langit yang ia cinta namun memberi duka.
"Apa mungkin bener ya? kalo Langit bahagia bersama awan biru ditemani cahaya sang Mentari. Dan Langit menangis bersama awan kelabu ditemani rinai hujan."batinya berbicara lagi. Tapi kali ini terlalu rumit dimengerti oleh siapapun."Nggak, Mentari itu punya Angkasa." Bantahnya terhadap argumen ngawur tadi sambil menggelengkan kepalanya.
"Dek..?" Tegur Cakra dengan suara yang bisa dibilang keras.
"Eh..?"
"Kak Alam ih.. ngagetin aja. Nggak bisa apa itu volumenya dikecilin." Omel Rain. Bibirnya mencebik pertanda ia sangat terganggu dengan tindakan tersebut.
"Siapa suruh nglamun."sinis Cakra
"Emang siapa yang ngelamun?"tanya Rain yang tidak mau mengaku.
"Kamulah. Dari tadi dipanggilin nggak nyahut. Kakak kira kamu pingsan, eh nyatanya kepala kamu bisa geleng-geleng."ucap Cakra menjelaskan
"Masak sih kak?"tanya Rain sok nggak percaya
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Langit dan Hujan
Novela JuvenilKisah Langit dan Rain yang harus terpisah karena sebuah kesalah pahaman. Dan Rain yang memilih pergi meninggalkan mereka yang disayangi. Berharap kepergiannya bisa mengurangi beban mereka. Juga berharap bisa mengobati luka batinnya. Akankah Rainy ke...