8. Pengakuan

482 50 41
                                    

Song: Confession by Lee Jung Shin

8

Pengakuan

"Jika kamu bertanya mengapa aku tidak tahu pasti alasannya apa. Yang pasti adalah karena itu kamu."

***


Bandung, Desember 2013

Fatimah sudah kembali masuk kampus setelah dua hari absen. Kini, ia dan Risa sahabatnya sedang duduk santai di bangku taman sambil menunggu kelas berikutnya satu jam lagi.

Sebenarnya yang duduk santai hanya Fatimahㅡsedang membaca novel, sementara Risa terus berceloteh dan menggoda Fatimah. Seolah hal itu menjadi hobi baru sahabatnya saat ini.

"Riiisss ... udah dong, berisik ih!" Fatimah menutup novel yang sedang ia baca dengan kesal, lantas menatap Risa jengkel. "Kalau kamu gak diem, aku nggak mau nemenin kamu nonton besok!"

Risa nyengir lalu membuat huruf V dengan dua jarinya. "Jangan gitu dong. Gak asik kalo sendirian."

"Ya udah makanya diem, aku lagi baca. Jangan berisik!" Fatimah lanjut membaca sementara Risa memberenggut kesal karena kembali diacuhkan. Fatimah dan buku, seketika di sekellingnya menjadi terabaikan.

"Loh, Kak Fathir?!" seru Risa tiba-tiba. Fatimah nampak terkejut dan refleks menoleh─terlalu cepat─ke arah samping, namun tak mendapti siapa-siapa.

Melihat hal itu, Risa tergelak bahkan sampai memegangi perutnya yang terasa sakit akibat terus tertawa. Nampaknya mengusili Fatimah adalah kebahagiaan tersendiri baginya.

Sementara Fatimah menatap sahabatnya geram. "Risaaaaa...! Ngeselin banget sih!" serunya kesal. "Udah ah, aku mau ke perpus aja!" ketusnya langsung beranjak dan berniat meninggalkan sahabatnya itu.

Baru beberapa langkah, Fatimah berhenti tatkala melihat Fathir tengah berjalan ke arahnya. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang, dan ia kebingungan apa yang harus ia lakukan.

"Hei," sapa Fathir, berhenti sekitar dua langkah di depan Fatimah. "Aku cariin, di sini rupanya."

Fatimah tersenyum canggung. "Iya. Ada apa memangnya?" tanyanya senormal mungkin.

"Udah sehat? Udah nggak demam, kan?" tanya Fathir menyelidik perempuan berjilbab merah marun di hadapannya.

"Alhamdulillah udah baikan," jawab Fatimah sekadarnya.

Fathir nampak tersenyum lega. "Syukur deh kalau gitu."

"Wihhh! Cerah banget ya hari ini! Sampe bisa bikin muka jadi cerah seketika, berseri-seri gimanaa gitu!" goda Risa begitu sampai di samping Fatimah dan menyenggolnya usil.

Diam-diam Fatimah mencubit pinggang Risa, mengkodenya untuk tidak berkata hal-hal aneh.

"Isssh sakit tahu!" sungut Risa.

Fathir hanya terkekeh melihat kelakuan Risa. "Makasih ya Ris, udah jagain Fatimah," ucap Fathir seolah dia adalah wali Fatimah.

"Oh beres. Emang udah tugas aku kok, sebelum ada yang jagain 24 jam nanti," Risa membuat Fathir kembali terkekeh dan Fatimah sudah kesal sampai ke ubun-ubun. "Ya udah deh, aku duluan ya, takut ganggu," ujarnya mengerling jenaka pada Fatimah.

Sekeping Rasa di Balik Luka (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang