4. Hug

2.3K 323 19
                                    

Kyungsoo dan kepanikannya itu satu paket. Apalagi jika menyangkut hal penting, Kyungsoo yang meluap-luap makin menjadi. Seperti saat ini, Kyungsoo mondar mandir sambil mengigiti kukunya, kebiasaan buruknya yang lain. Wajahnya memperlihatkan kebingungan dan ketidaksabaran yang jelas sekali terlihat. Kyungsoo menolehkan kepalanya begitu pintu ruang ganti itu terbuka. Matanya yang bulat nampak berbinar menanti siapa yang akan muncul di balik pintu itu.

Tapi rupanya yang datang bukan seseorang ia harapkan. Tapi masih ia perlukan. Terserah Kyungsoo saja kalau begitu. Dengan menunjukkan wajah memelasnya lengkap dengan bibir mengerucut Kyungsoo menyambut orang itu. Seseorang itu masuk sambil memamerkan eye smilenya yang menawan. Sudah hafal dengan Kyungsoo, dirinya juga 11 12 kok dengan gadis ini.

"Eonni" rengek Kyungsoo membuat yang dipanggil kembali menyungingkan senyum manis. Seseorang itu menutup pintu kembali dan melepas tas selempangnya.

"Maaf jika lama, dosen tua itu menyebalkan sekali ia baru menyelesaikan kelas karena keterlambatannya sendiri. Cha ayo kita buat uri Kyungie menjadi cantik" serunya riang.

"Ah waee, kenapa wajahmu seperti itu" tambah yang Kyungsoo panggil eonni itu lagi.

"Uuuh, tidak ada, ayo cepat eonni dandani aku, sekarang sudah sampai nomor urut 10" keluh Kyungsoo.

"Sehun belum datang?" tanya sang eonni, Kyungsoo mengeleng.

"Baek eonni, apa Chan oppa akan datang? Appa dan eomma tidak datang" Kyungsoo mencebikkan bibirnya sedih.

"Sayangnya oppamu ada quiz sayang, tapi dia sudah berjanji akan menjemput" jawab Baekhyun hati-hati.

"Menyebalkan sekali orang rumah tidak ada yang datang" guman Kyungsoo membuat Baekhyun menepuk pundak sempit gadis itu.
Selanjutnya Kyungsoo hanya diam dan mengikuti semua instruksi Baekhyun yang sedang meriasnya.

"Kyungie, dapat nomor 20 bukan?" Kyungsoo hanya mengangguk.

Kegiatan mereka terhenti saat ada salah satu staff yang memberitahu jika saat ini sudah sampai peserta nomor 16. Itu artinya 3 orang peserta lagi , dan giliran Kyungsoo untuk tampil. Kyungsoo semakin mengerucutkan bibirnya. Tangannya saling meremas, dan matanya terus melirik ponselnya. Kyungsoo masi menunggu seseorang yang sama ngomong-ngomong.

-HUG-

Seorang laki-laki berwajah tampan sedang berlari dengan keringat yang sudah menetes di pelipis hingga dahinya. Bahkan kaos hitamnya sudah terlihat basah. Nafasnya putus-putus namun kaki panjangnya masih terus berlari bahkan menambah kecepatan. Sesekali ia akan menunduk meminta maaf jika menabrak seseorang tanpa sengaja. Beberapa kali ia juga akan mengecek jam tangannya. Ponselnya mati sehingga ia tidak bisa menghubungi seseorang yang sedang menunggu. Kekasihnya. Hari ini gadisnya akan mengikuti lomba menyanyi antar sekolah yang sudah masuk 25 besar. Memang, ini bukan perlombaan pertama bagi kekasihnya hanya saja ia selalu hadir untuk menyemangati gadisnya itu.

Laki-laki itu melebarkan senyumnya begitu melihat tempat tujuannya sudah dekat. Meskipun masih butuh banyak langkah untuk sampai pada kekasih mungilnya. Semakin dekat semakin ia percepat, perasaannya mengatakan bahwa ia akan terlambat jika tidak cepat-cepat. Begitu sampai di tempat itu matanya mencari tanda panah yang mengisyarakatkan ruang ganti. Gadisnya mengatakan jika ia mendapat nomor 20. Dalam hati terus berdoa semoga kekasihnya belum tampil.

Masih dengan berlari, akhirnya sampai juga di depan ruangan ganti yang bertuliskan nama sekolah kekasihnya. Laki-laki itu segera membuka pintu dengan kasar. Nafasnya yang masih tersenggal ia coba atur dengan mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Seketika ekspresinya berubah begitu melihat di dalam ruangan sudah tidak ada lagi kekasihnya.

Hunsoo LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang