Cinta itu memang aneh. Ah kadang Sehun seperti kurang percaya diri menyebutnya itu cinta. Perasaannya masih sangat muda, dia tidak tahu bisa terus menjaganya atau rasanya ini bisa berubah. Bukan dia pesimis tapi masa depan tidak ada yang tahu.
Jangan pernah meragukan perasaannya untuk gadisnya.Sehun itu menyukainya, mengilainya sudah terbukti bagaimana dirinya saat pertengkaran waktu itu. Untuk menebusnya Sehun bahkan rela menjadikan dirinya penganti samsak meski wajahnya dihiasi warna biru yang hilangnya butuh waktu.
Bagi Sehun cinta itu megah, dia takut menyebutnya terlalu sering jika nyatanya dia tidak bisa mengukuhkannya dihadapan Tuhan. Dulu dia tidak tahu, thanks to sepupunya yang sudah membuatnya bertambah matang. Intinya perasaan untuk gadisnya banyak, tak terbagi dan dia jaga dengan sangat kuat.
Pernah tidak dia ilfeel melihat kelakuan gadisnya yang ajaib itu? Jawabannya tidak, dia selalu merasa takjub tiap kali melihat tingkah polah kekasihnya.
Seperti saat ini, gadisnya itu sedang memukul-mukul bantal kesal. Menenggelamkan wajahnya dengan posisi menungging. Sesekali berteriak kemudian merengek frutasi. Ingin tau kenapa? Bukan Sehun pelaku.
Pelakunya tidak lain tidak bukan adalah benda persegi yang tergeletak di lantai. Benda yang tebalnya lebih dari 10 cm yang Sehun ingat gadisnya merengek untuk mendapatkannya. Tapi apa? Sekarang benda itu malah membuat gadisnya uring-uringan. Tergeletak di lantai bukan tanpa sebab gadisnya sendiri yang melemparnya.
"Sudah, sayang kalau sebal protes saja penulisnya" kata Sehun santai. Pria itu daritadi duduk di sofa di kamar gadisnya sambil memainkan ponselnya.
"Uhh, dasar tidak punya hati. Jika aku bertemu dengannya di dunia nyata aku akan membunuhnya. Teganya meninggalkan pacarnya sendirian" masih saja mengomel, Sehun tidak keberatan. Toh dia tidak paham benar apa yang dikeluhkan kekasihnya. Dia hanya tau kekasihnya sebal dengan novel yang baru dia baca.
Ya, tersangka utama hari ini adalah NOVEL ROMANCE.
"Memangnya kenapa sih?" lihat Sehun bahkan bisa sesabar dan selembut ini. Padahal jika di kampus dia terkenal dengan pria datar dan dingin.
"Oppa tau tidak? Itu tuh tokoh utama prianya menyebalkan sekali. Dia pergi tanpa kabar dan meninggalkan gadisnya" jelas gadis yang kini beringsut mendekat padanya. Bicara dengan nada kesal yang tidak dibuat-buat dengan bibir maju beberapa kali. Lihat saja kakinya yang menghentak kecil. Luar biasa kan? Imutnyaa.
"Ya sudah tidak usah sebal begitu, itu kan hanya fiksi. Kalau tidak begitu ceritanya tidak menarik" hibur Sehun sambil membawa gadisnya itu duduk di pahanya. Sudah biasa paha Sehun sudah kuat menahan beban tubuh mungil gadisnya. Sehun merentangkan tangannya dan gadisnya akan langsung masuk didekapannya.
"Aku tidak mau membeli novel dengan penulis yang itu" menyilangkan tangan di dada dan mempoutkan bibirnya. Gaya andalan. Membuat Sehun ingin mendekap dan mencubit-cubit pipinya gemas.
"Tidak ada novel baru sampai bulan depan sayang, kau sudah berjanji itu yang terakhir" See, Sehun sudah hafal cara-cara gadisnya memberi kode untuk membeli novel baru. Apalagi kalau dengan alasan "aku ingin punya perpustakaan mini oppa". Ya, perpustakaan novel.
"Huuh masi ingat saja" gadisnya beranjak dari pahanya kemudian mengambil tempat di sampingnya.
"Sibuk apa?" Sehun melirik sejenak gadisnya yang melonggokkan kepalanya untuk melihat layar ponsel Sehun.
"Bermain game" jawab Sehun santai.
"Aku lapar, oppa tidak?" gadisnya beranjak dan berjalan keluar kamar. Tanpa menjawab Sehun membututi saja gadisnya yang pastinya akan menuju dapur.
"Ck, hanya ada roti" gadisnya itu sedang membuka lemari pendingin ngomong-ngomong. Tubuh mungilnya bahkan hampir masuk karena melonggokkan kepalanya hingga kedalam. Kebiasaan yang lain, sekaligus mendinginkan kepala katanya begitu Sehun bertanya suatu waktu.
Tak lama tangan-tangan cantiknya membawa plastik roti dan sekotak es krim. Sehun sudah paham betul bagaimana gadis di depannya ini makan. Tidak ribet. Mereka sudah duduk berdua di meja makan, Sehun yang duduk lebih dulu.
"Kyung,kyung~~~ aku juga mau yang seperti itu" suara berat yang lain terdengar. Si kakak lelaki gadisnya. Selalu berteriak jika di rumah, selalu ingin apapun yang gadisnya makan. Penganggu paling abadi tapi penyayang sekali terhadap adik perempuannya.
"Park Chanyeol!!cuci tangan duluu" teriak gadis mungil itu begitu rotinya yang sudah berisi es krim diserobot begitu saja oleh oppanya.
"Maaf, princess Kyungsoo aku sangat lapar dan buru-buru" teriaknya santai.
"Sehun jangan macam-macam dengan adikku" tambah Chanyeol. Tak lama terdengar suara mobil yang menjauh.Sehun terkekeh, apalagi melihat Kyungsoo gadisnya sedang mengomel karena ulah oppanya.
"Jangan mengomel terus, nanti kau akan cepat tua" goda Sehun yang membuat dirinya dihadiahi deadth glare dari Kyungsoo.
"Jangan mengodaku" ketus Kyungsoo sambil memasukkan potongan roti yang sudah ia oleskan es krim ke mulut Sehun.
Sehun tersenyum sambil mengunyah roti dengan es krim vanilla itu. Menerima satu tangkup roti dengan tangan kanannya. Tapi matanya masih memperhatikan Kyungsoo yang sedang membuang pinggiran roti tawar dengan telaten. Ini Sehun juga hafal, Kyungsoo tidak suka kulit roti tapi menolak untuk membeli roti tawar kupas. Sehun akan yang akan dengan senang hati memakan kulit roti itu. Dia melarang Kyungsoo membuang-buang makanan. Itulah kenapa Kyungsoo menaruhnya di piring Sehun.
Sehun selalu suka cara Kyungsoo makan. Selalu tampak sangat bahagia. Wajahnya akan menampilkan banyak ekspresi menyenangkan mata Sehun. Mengunyah dengan pelan dan sedikit berantakan. Tapi dengan begitu Sehun merasa dibutuhkan.
"Aigoo bayi besarku" ucap Sehun sambil mengarahkan jarinya di sudut bibir Kyungsoo yang belepotan dengan es krim.
Kyungsoo hanya tersenyum lebar dengan pipi mengembung karena belum menelan makanannya. Jika seperti ini Sehun tidak tahan untuk tidak gemas.
"Terimakasih" ucap Kyungsoo sambil memonyongkan bibirnya seperti akan mencium dan membunyikan suara 'cup'. Ciuman jarak jauh.
Jika seperti ini bagaimana bisa Sehun ilfeel?
Yang ada Sehun akan menguatkan perasaannya untuk Kyungsoo. Menaburinya dengan pupuk kualitas super agar perasaanya semakin berkembang. Bertambah banyak dan dia berharap perasaannya tidak pernah berubah.
Bagi Sehun, emosi dan mood Kyungsoo yang meluap-luap itu tidak jadi masalah. Dirinya tidak ekspresif maka pasangan seperti Kyungsoo itu memang sangat pas. Kyungsoo yang mengomel itu juga salah satu bentuk perhatian gadisnya. Kyungsoo itu Tsundere ingat?
Selera makan Kyungsoo yang sederhana tapi cukup pemilih untuk hal-hal sepele, Sehun juga tidak keberatan. Kyungsoonya itu bahkan jago memasak. Tidak ada yang perlu di risaukan."Melamun lagi? Ada apa? Ada masalah?" Kyungsoo memusatkan perhatiannya pada Sehun. Sehun tersenyum penuh arti, mengeleng dan beranjak. Mengecup kepala Kyungsoo sebelum melangkah menjauh menuju wastafel. Meninggalkan Kyungsoo dengan wajah bingung dan penasaran.
-FIN-
Apaa ini? Efek gabut gak bisa tidur, semoga terhibur yee guys..
Kali aja pas terhibur jadi pen koment dan pencet bintangnya. Hahaha #terngarep
See you,, dikegabutanku yang lain. 😂😂
😻😻
KAMU SEDANG MEMBACA
Hunsoo Library
Fiksi Penggemar(RANDOM PRIVATE) Serba serbi kisah cinta biasa saja dari pasangan Sehun dan Kyungsoo. Dalam bentuk oneshot, drabbles yang gak lebih dari 3k word bahkan kurang.