Hari minggu adalah hari yang selalu Kyungsoo tunggu. Lelah dengan segala aktivitas padat yang menyita semua energi dan waktunya. Bahkan waktu kencannya. Ini adalah saat-saat genting menurutnya. Sehun sedang sibuk dengan tugas akhirnya dan Kyungsoo dengan persiapan ujian akhirnya.
Salahkan Sehun yang mempercepat waktu kuliahnya sehingga mereka sibuk bersamaan. Kyungsoo juga kadang kesal dengan sang kekasih yang memiliki otak di atas rata-rata menjadikan nilai laki-laki pucat itu selalu tinggi dan bisa mendapat keuntungan dengan mengambil banyak mata kuliah di semester berikutnya.
Kyungsoo pernah mendebatkan hal ini, seharusnya Sehun itu menikmati masa-masa kuliahnya sebelum nanti bekerja. Dimata Kyungsoo kuliah itu menyenangkan. Sudah bisa memakai make up, bisa hang out kemana-mana, pulang malam bahkan bisa pergi liburan ke luar kota. Hal seperti itu kan harus benar-benar dinikmati. Tapi apa, Sehun dengan santainya berkata bahwa jika Sehun semakin menunda-nunda waktunya maka semakin lama ia menjadi sukses. Jika semakin lama maka makin lama pula untuk mempersunting Kyungsoo. Saat itu Kyungsoo hanya diam tidak bisa berkata apapun. Sehunnya itu selalu punya banyak kata yang bisa membungkamnya.
Kyungsoo bangun tepat pukul 10 pagi, menguap lebar dan meregangkan otot-otot tubuhnya. Mengerjapkan mata beberapa kali tapi belum beranjak dari ranjangnya. Tidak akan ada yang berani menganggunya mengingat Kyungsoo selalu mewanti-wanti orang rumah untuk tidak membangunkannya. Semua tau gadis mungil ini punya segudang kegiatan yang jelas membuatnya lelah. Bahkan sang oppa yang usilnya luar biasapun tidak pernah menganggunya di hari Minggu.
Dengan malas Kyungsoo turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi. Mencuci muka dan mengosok giginya kemudian turun ke lantai bawah. Tidak ada siapapun. Haah kebiasaan mereka memang selalu meninggalkan Kyungsoo sendirian.
Kyungsoo membuka lemari es dan mengambil satu cup yogurt dan selembar roti tawar yang sekarang sudah masuk di mulutnya dengan tangan yang mencari makanan yang lain. Berbekal satu botol sedang air mineral, roti di mulut, secup yogurt dan 1 buah apel Kyungsoo melenggang duduk di depan televisi besar di ruang tengah.
Menaruh semua bekalnya di pangguannya, mengambil remote dan memilih tontonan yang sudah ia lewatkan selama seminggu. Tatapannya masi datar setengah melamun tapi kunyahannya tidak berhenti.
Sementara itu dering nyaring ponsel Kyungsoo di kamarnya terdengar beberapa kali. Tidak akan terdengar sang pemilik yang sedang dilantai bawah karena tertimbun tumpukan bantal dan tergulung selimut.
20 menit berkutat dengan sarapannya Kyungsoo dikagetkan dengan pandangannya yang gelap. Sebuah tangan besar menutup matanya. Kyungsoo si imut dengan sendok yogurt dibibirnya dan tangannya yang bebas meraba tangan besar itu.
"Chan oppa, tidak lucu" kesal Kyungsoo setelah melepas sendok di bibirnya.
"Selamat pagi princess" suara berat tapi bukan suara sang oppa itu menyapa rungu Kyungsoo.
"Ck, lepaskan Oh Sehun!!!" Kyungsoo mencubit tangan Sehun keras-keras. Membuat sang pemilik tangan melepaskan sambil mengaduh.
"Galak sekali" mode sok imut Sehun muncul, bagaimana tidak dengan bibir maju dan tangan yang mengelus bekas cubitan Kyungsoo berulang.
"Mau apa kemari?"
"Tentu saja bertemu kekasihku" Sehun sudah mengambil tempat di samping Kyungsoo.
"Tidak berkencan dengan skripsimu?"Kyungsoo si tukang gengsi, nada bicara menusuk tapi hati ingin memeluk.
"Sudah, besok aku tinggal bertemu dengan pembimbingku" pamer Sehun riang. Tapi nyatanya kekasih mungilnya tidak menanggapi dan malah asik dengan yogurt yang tinggal sedikit.
"Baru bangun tidur ya? Aku yakin kau belum mandi kan dear?" tanya Sehun dengan nada lembut dan membelai rambut Kyungsoo sayang.
"Hmm, kenapa aku bau? Sana jauh-jauh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hunsoo Library
Fanfiction(RANDOM PRIVATE) Serba serbi kisah cinta biasa saja dari pasangan Sehun dan Kyungsoo. Dalam bentuk oneshot, drabbles yang gak lebih dari 3k word bahkan kurang.