22

1.8K 136 0
                                    

"Cin..Cindy..bangun hoi, kita mau pulang nih lo gak ikut" kata Luna mengguncangkan tubuhnya.

"Ng.., iya ikut gue,ntar gue mandi dulu" kata Cindy dengan wajah lemas berjalan kedalam kekamar mandi.

"Cin, Mita masih..." sayangnya telat memberi tahu Cindy karna tahunya belom digoreng, becanda ding Luna telat ngasih tahu Cindy kalo Mita didalam kamar mandi.

"Aaaaa, Cindyyyy ngapaiin lo, gue masih mandi woy" teriak Mita dari dalam kamar mandi.

"Hng..maaf maaf, lanjutin deh" kata Cindy dengan santainya keluar dari kamar mandi.

"Lo kenapa sih, stres lo?? Lemes amat kayak lemper" kata Luna menghampiri Cindy yang duduk disofa dengan memeluk bantal.

Cindy hanya diam dan menghela nafasnya panjang.

"Kenapa sih lo?? Sakit??" tanya Luna lagi.

"Udah mandi sono, biar seger" kata Mita yang baru keluar dari kamar mandi.

Cindy pun langsung berjalan gontai kedalam kamar mandi.

"Kenapa sih??" kata Luna bingung.

"Salah makan kamper mungkin" ketus Mita seenak jidat.

"Gue serius dodol" Luna melempar bantal kearah Mita.

"Apaan sih, gue juga serius asem"

"Ihss" pekik Luna kesal.

***

Tin..tinnnnn..

"(Buak)...biasa aja kali" Mita memukul Rio yang membunyikan klakson mobil seenaknya.

"Hehe sorry sorry, woyy burua.. (buak)" Mita memukul Rio lagi.

"Apaan sih" ketus Rio kesal.

"Berisik, gue lakban nih mulut" kata Mita merobek lakban hitam.

"Ampun..ampun" kata Rio menciut.

"Cin lo gak papa, putih banget tuh muka kayak kloset" kata Satria melihat wajah Cindy.

"Enak aja lo, gue gak papa kok" gumam Cindy lemas.

"Udah..udah naik woy" teriak Mita menyuruh teman temanya masuk kedalam mobil.

Dan mereka semua pun masuk kedalam mobil.

Ditengah perjalanan pulang....

"Yo, berhenti dipom bensin depanya, gue mau panggilan alam nih" kata Mita memegang perutnya.

"Ya elah, lo sih makan mulu" ketus Rio dan membelokkan mobilnya kepom bensin.

"Aduhh...gak kuat gue tuhannn" teriak Mita berlari keluar mobil menuju kamar mandi.

"Cindy sakit ya, tidur mulu dari tadi??" tanya Rio pada Luna yang duduk disebelahnya.

"Gak tau, dari tadi pagi juga gitu" kata Luna sambari memainkan handphonenya.

"Eh..panas loh badanya" kata Satria memegang jidatnya.

"Masak sih, loh..iya gimana nih, duh..beli minyak angin dulu deh, ayo temenin" kata Luna lalu turun bersama Rio ke minimarket di sebrang jalan.

'Duh..kok gue ngerasa jadi nyamuk ya, turun aja deh' batin Satria melihat situasi dimobil.

"Gue kok jadi ikutan kebelet boker ya" alibi Satria ikut turun dan meninggalkan Ray dan Cindy yang tertidur di mobil.

"Hng..loh, pada kemana nih??" kata Ray yang baru bangun tidur dan melihat Cindy yang tertidur dikursi depanya.

"Cin?? Lo gak turun??" tanya Ray tak disauti Cindy.

"Woy..gue tanya, kacang mahal loh mbak" Ray melompat dan duduk di samping Cindy.

'Kenapa?? Sakit' batin Ray memegang jidat Cindy.

'Eh..panas' batinya dan mengambil jaketnya lalu menyelimuti Cindy.

"Lo gak papa??" tanya Ray saat membenarkan selimut Cindy.

"Hng..gak papa kok" gumam Cindy lirih.

"Eh..eh..pindah, tempat lo mana" kata Mita mengusir Ray.

"Tapi dia sakit, gue mau duduk disini"

"Enak aja lo, dia sakit juga gara gara lo kali, udah pindah sana" usir Mita terpaksa dituruti Ray.

Ray menghela nafasnya lelah khawatir dengan keadaan gadis itu.

-
-
-
-
-
-
-

Widihh...tambah banyak aja nih pembaca gue, ya untung deh kalo kalian suka dan terimakasih yang udah kasih vote buat cerita gue yang abal abal ini ya guys.

Dan jangan lupa mampir ke cerita gue yang lain ya😊, oke jumpa minggu depan guys, salam bakwan tahu ^-^.

Strange WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang