CHAPTER 09

14 1 0
                                    

Bacalah dengan pelan dan tidak terburu-buru agar cerita SKY_HUNTER lebih dapat di nikmati dan di mengerti.
●●●●●●●


Sungguh nasib yang buruk bagi Ericho, seorang murid pindahan dari Kerajaan Besar yang baru akan masuk ke XO. Tadinya, ia hanya iseng mengikuti seorang pria yang memakai jubah hitam karena terllihat sedikit mencurigakan. Namun sialnya orang yang di ikuti Ericho itu ialah salah satu anggota The Killers, pasukan pembunuh paling berbahaya di sekitar kawasan XO sampai lembah Yon. Semua anggotanya adalah ahli sihir senior yang banyak melakukan ritual terlarang.

Dan sekarang, Ericho kini terjebak di markas besar mereka. Ia merutuki dirinya berkali-kali yang bodoh karena rasa penasaran yang tinggi, membuat ia terjebak di tempat terkutuk itu. Ericho berencana untuk segera pergi diam-diam dari tempat itu. Tapi ia tau itu tidaklah mudah. Ia harus melewati para penyihir gila itu secara diam-diam, lengah sedikit saja bisa berakhir Fatal.

Sebelum ia beranjak pergi, ia megamati keadaan sekitar. Suasana seram yang menyelimuti salah satu pintu hitam yang berada tak jauh dari tempat ia bersembunyi sekarang menarik perhatian Ericho. Karena rasa penasaran di campur ketakutan Ericho beranjak ke dekat pintu itu sambil berpikir dalam hatinya, apakah aku harus membuka pintu ini? Bagaimana jika dalamnya jauh dari pemikiranku? Gumamnya dalam hati. Namun tidak ada cara lain lagi, karena jalan masuk yang ia ingat sudah di tutup dan hanya penyihir yang berkemampuan menengah ke atas saja yang bisa membukanya, hal itu di ketahui ericho setelah mengamati cara mereka masuk ke markas ini dengan mengeluarkan banyak energi sihir yang pekat.

Di balik pintu itu, yang ia harapkan hanya menemukan senjata atau barang apa saja yang bisa di pakainya untuk keluar dari tempat ini. Setelah di amati baik-baik ternyata pintu itu di kunci dengan kunci yang aneh, hanya ada huruf kuno kecil yang berbentuk mirip 'Y' 'R' 'W' dan 'B' dan ternyata huruf itu tertempel di balok ukuran segi empat, tak lama setelah di perhatikan lebih lanjut balok itu bisa di pindahkan. Dengan tergesa Ericho mencoba menyusun huruf kuno itu meskipun ia sendiri tidak mengetahui apa arti dari tulisan itu namun ternyata bukan hanya kesialan yang di dapat Ericho hari ini, beruntungnya dengan sekali coba pintu itu langsung terbuka, dengan sedikit keraguan Ericho melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan tersebut.

Setelah masuk ke dalam dan melihat sekeliling ruangan itu, senyuman lebar menghiasi wajah Ericho, harapan yang hampir sirna mungkin bisa di dapatnya kembali. Ruangan itu dipenuhi dengan senjata yang hampir tak terhitung jumlahnya. Dinding-dinding ruangan itu sangat berbeda dengan lorong tempat ia masuk, di setiaip sudut ruangan terdapat tiang penyangga yang sangat besar berbentuk kotak dengan tiap sisinya terdapat ukiran singa dan elang, dinding yang terbuat dari batu kilasan dengan ukiran pohon raksasa yang sangat besar dan langit-langit nya terdapat cahaya yang terbuat dari energi sihir untuk menerangi ruangan tersebut. Ericho melangkah masuk dan mencoba mencari senjata yang ia butuhkan untuk dapat keluar dari tempat ini.

Wajah senang dan kagum akan banyaknya senjata yang ada di ruangan itu membuat ia sedikit kesulitan untuk memilih senjata yang ingin ia bawa. Namun, setelah cukup lama ia memilih dan mengitari ruangan tersebut, ia melihat suatu kotak seperti peti mati terdapat di pojok dinding tepat di bawah ukiran pohon raksasa yang ada di dinding itu. Ia membuka kotak itu dan sangat terkejutlah ia karena mendapati sesuatu yang sangat tidak di duganya ada di dalam markas para pembunuh ini. Yang di lihat Ericho adalah droon berwarna hitam yang memancarkan cahaya yang sangat menyilalukan mata, semakin lama cahaya itu semakin menyilaukan sanking silaunya saat Ericho menutup mata cahaya itu masih bisa menembus kelopak mata nya hingga akhirnya Ericho jatuh pingsan di dalam ruangan itu.

Beberapa waktu berlalu akhirnya Ericho sadar, namun hal aneh terjadi ketika ia tidak sadarkan diri. Semua senjata yang berada di dalam ruangan itu hilang lenyap tidak tau kemana, hanya tersisa ruangan kosong dan kotak tempat droon tadi di simpan yang kini sudah kosong tak berisi. Tidak hanya itu, semua ukiran di dinding yang sangat besar itu juga hilang, seakan Ericho di pindahkan ke ruangan yang lain, namun Ericho yakin tempat ini adalah ruangan yang sama dengan ruangan yang ia masuki tadi.

Ericho merasa tidak ada pilihan lain selain keluar tanpa perlawanan dan mencari jalan aman agar tidak tertangkap. Ia segera keluar untuk melihat keadaan sekarang, tepat sebelum ia membuka pintu untuk keluar terdengar percakapan beberapa anggota penyihir yang cemas, mereka membicarakan kemungkinan terjadinya perang perebutan hak jadi dalam mantra legendaris yang baru di ciptakan, Ericho juga mendengar jika mereka membuat beberapa percobaan exsperimen dengan mengorbankan banyak jiwa untuk menyempurnakan mantra itu, sayangnya setelah mantra itu sempurna para pemimpin mereka bermasalah tentang hak jadi, semuanya pemimpin menginginkan mantra legendaris itu menjadi hak jadi mereka masing-masing, dan karena konflik itulah kemungkinan terjadi perang di dalam kelompok ini.

The killers, bukan hanya kelompok pembunuh biasa, namum mereka juga menguasai sebuah pusat latihan yang menciptakan para petarung dan penyihir seperti kawasan XO, namun bedanya di sini diciptakan untuk kebutuhan kelompok tersebut.

Sebelum para penyihir itu selesai berbincang dan pergi, Ericho sudah membulatkan tekad untuk segera pergi dari sini apapun yang terjadi, terlebih lagi ia mendengar bahwa gerbang depan sengaja di buka agar tidak menghalangi evakuasi para pimpinan yang tidak tertarik atau menyerah untuk mendapatkan hak jadi mantra itu.

Ericho itu menghela nafas panjang. Berdoa dalam hatinya semoga ia selamat dan berhasil keluar. Kini, ia mulai melancarkan aksinya. Ia melangkah diam-diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Ia tidak mau hidupnya berakhir di sini dengan di bunuh, atau parahnya disiksa dan di jadikan tumbal ritual aneh yang sering mereka kerjakan. Membayangkannya saja membuat pria itu bergidik ngeri.

Ia menatap sekumpulan orang yang memakai jubah hitam itu dari jauh. Ericho bisa merasakannya, terpancar aura gelap yang sangat menyeramkan dari mereka. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Pokoknya aku harus selamat. Tekadnya dalam hati. Ia pun mulai meneruskan langkahnya perlahan.

"Hampir ..."

"Sedikit lagi ..."

Ia sudah melihat sebuah lubang yang ia yakini tempat ia masuk ke markas ini. Tanpa sadar, senyumnya merekah dan ia pun merasa sangat senang.

Tapi, tanpa disadarinya, sekumpulan pernyihir gila itu sudah menaruh curiga pada Ericho. Ya, mereka sudah menargetkan pria yang terlihat asing itu untuk di jadikan mangsa mereka. Pada awalnya memang rencana merekalah menaruh sedikit perhatian pada Ericho dan membiarkannya mengikuti mereka sampai ke markas mereka. Mereka ingin mengetahui apa yang akan di lakukan pria itu. Namun, setelah mengetahui targetnya hendak melarikan diri, salah seorang dari mereka berlari menghampiri Ericho dan di susul yang lainnya.

Degg!!! Ericho tersentak kaget kala mendengar banyak langkah kaki menuju ke arahnya. Ia memejamkan matanya, berdoa kembali agar ia selamat. Lalu ia memberanikan diri untuk membuka matanya dan berbalik menoleh ke asal suara itu. Tapi sepertinya takdir berkata lain, entah sejak kapan di hadapannya ada seorang penyihir gila, pria yang tadi di ikutinya. Pria itu menyeringai lebar, dan tak lama setelah itu Ericho menyadari bahwa ia sudah di kelilingi para penyihir itu. Mereka adalah para pisikopat dan pembunuh berdarah dingin.

Ericho meneguk salivanya takut. Mereka semua menyeringai dan menatap Ericho seakan ia adalah mangsa terenak mereka. Ericho terbelakak, tubuhnya terasa kaku, mati rasa. Ia ... ia tak mau mati di sini.

Pria tadi mendekat ke wajahnya. Tidak lebih tepatnya ke telinganya dan mulai berbisik. Ia membisikkan sesuatu yang membuat Ericho seakan ingin langsung mati saja. Air mata terjatuh begitu saja dari pelupuk matanya. Ia sangat menyesal. Sangat-sangat menyesal. Karena mengikuti kemauannya akan rasa penasaran yang tinggi, dan sekarang ia harus menerima ganjarannya.

Ericho mencoba mengangkat ujung bibirnya, membentuk sebuah senyuman lemah. Hidupnya ... hidupnya akan berakhir di sini. Ericho tak tahan, tubuhnya sudah lemas karena syok dan tidak tahan lagi menopang badannya akhirnya iapun jatuh. Hal terakhir yang ia lihat sebelum semuanya kelihatan gelap ialah sekumpulan orang itu mendekatinya dengan membawa alat eksperimen sihir. Lalu semuanya terlihat hitam.


●●●●●●

Hai semuanya, pada akhirnya aku memutuskan untuk kembali menulis cerita ini, walau sempat lama berhenti aku sadar kalau hobby ku ini bisa lebih bermanfaat dan untuk kedepannya, mohon dukungan dan bantuannya lagi yaa... :D

Juga ikuti terus kisah Sky_Hunter ya.
Kalau suka jangan lupa bintangnya ya, gak sampai 2 detik kok buat klik vote :)





SKY_HUNTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang