Lima

211 16 0
                                    

Setelah waktu ini berlalu
Dan aku hanya bisa melupakan semuanya
Kenangan itu, kenangan indah itu



♥♥♥
Aku tersenyum saat beberapa saudara datang memberi selamat untuk kehamilan ku, aku tersenyum namun hatiku begitu kosong.

Mereka memuji suamiku dan juga menanyakan dimana dia, dan dengan senyum palsu aku menjawab.

"Dia baru saja pergi ada pekerjaan mendadak".

"Bagaimana biasa? Ini acara sukuran untuk istri dan anak nya tapi dia malah pergi,".

"Ya seperti itu kalau punya suami kaya, apa lagi berbeda Negara,".

"Seharusnya kamu tahan dia untuk hari ini saja,".

Dan masih banyak bisikan lainya yang mereka bicarakan, aku hanya terdiam kemudian beranjak untuk masuk kedalam kamar.

Aku tersenyum dengan air mata menetes, mengelus pelan perutku.

"Maafkan mama, mama tak seharusnya bersedih kan. Mama minta maaf,". Aku menunduk dengan dada sesak luar biasa dan air mata yang mengalir membasahi pipi.

Aku begitu ingin kehidupan yang normal, dan aku ingin dia perduli barang sekali saja. Setidaknya untuk anak nya bukan untuk ku.

"Sayang acaranya sudah mau mulai, ayo keluar.". Ibuku berbicara di balik pintu.

Segera aku mengusap air mata ku. "Iya bu,".

Semoga aku masih mempunyai kekuatan untuk berbohong memberitahukan bahwa aku baik-baik saja.

♥♥♥

Hari ini aku tersenyum, melihat pantulan tubuhku yang terbalut dres selutut.

Segera aku meraih tas hitam pemberian Jiyong dan mengambil kunci mobil. Rumah sedang ramai karena aku memutuskan untuk merenofasi beberapa titik.

"Aku pergi dulu bu,". Aku mencium tangan ibuku.

"Hati-hati di jalan,". Ibu tersenyum dan mengantar ku hingga depan rumah.

"Iya, mari pak,". Aku menyapa beberapa tetangga yang bekerja di rumah ku.

Kemudian memasuki mobil dan mulai melajukanya, hari ini aku akan menghadiri acara reuni yang sudah 2 x tidak aku datangi.

Reuni SMU yang membuat perasaan ku begitu berdebar. Aku pasti akan bertemu dengan dia lagi.

"Udah lama nunggu?,". Aku membuka kaca mobil, berhenti di perempatan jalan.

"Baru aja kok,". Terlihat sahabatku yang sedang berdiri di pinggir jalan.

"Ayo masuk,". Aku tersenyum

"Oke,". Dia berjalan memutar kemudian memasuki mobil.

Setelah aku melihat dia memasang sabuk pengaman, segera ku jalankan mobil ku.

"Udah lama ya gak ketemu na?,".

"Ya sekitar 2 tahun an ya,". Aku tersenyum.

"Kamu makin cantik aja, btw berapa bulan,". Dapat kurasakan dia melirik perut buncitku.

"7 bulan,". Aku tersenyum

"Aku iri padamu, tak akan ada yang mengira gadis dekil yang doyan pacaran menikah dengan Kwon Jiyong,".

"Ahh kamu tidak perlu iri, padahal aku iri dengan hidup mu,". Aku sedikit melamun saat membicarakanya.

"Oh ya bagaimana pekerjaan mu?,". Aku mengalihkan pembicaraan.

UNTITLED 2015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang