- Preparations

921 100 7
                                    

Jam istirahat ini dimanfaatkan oleh Chaeyoung, Lalisa serta Jennie untuk berlatih sepakbola.

Ya, festival olahraga yang segera akan dilaksanakan ini tengah mereka persiapkan dengan matang.

Terlihat Lalisa tengah menendang bola ke arah Chaeyoung, namun sayang Chaeyoung tak bisa mengembalikan bola tersebut. Jangankan mengembalikan, menahannya saja tak bisa.

Lalisa berhenti sejenak, ia melihat ke arah Jennie yang tengah berjongkok "Ini akan sulit, kan?"

"Sekali lagi, ayo coba." ucap Chaeyoung yang diiyakan saja oleh keduanya.

Lalisa mengambil ancang-ancang "Ini dia. Bersiaplah." lalu gadis jangkung itu menendang bola ke arah Chaeyoung, namun lagi-lagi Chaeyoung tak bisa menerimanya.

----

"Umm, ini." ucap Chaeyoung sambil membawa tiga buah jus kemasan dan memberikannya pada Lalisa dan Jennie yang tengah duduk di pinggir lapangan untuk beristirahat.

"Ini untuk latihannya." ucapnya lagi.

"Benarkah? Terimakasih!" sahut Lalisa sambil mengambil satu kotak jus tersebut, begitu juga dengan Jennie.

"Hah, sepertinya kelas kita akan memiliki lawan sulit unruk festival sekolah." ujar Lalisa.

"Maafkan aku.. Tapi aku akan melakukan yang terbaik agar tidak membuat membuat kalian kecewa." kata Chaeyoung. Gadis itu paham jika salah satu penyebab kurang siapnya tim kelasnya adalah dirinya sendiri.

Lalu dari arah berlawan, sebuah bola menggelinding ke arah mereka bertiga. Chaeyoung dengan sigap memungut bola tersebut dan memberikannya pada seorang siswi yang tengah berlari untuk mengambilnya.

"Terimakasih...." siswi tersebut tercekat melihat ekspresi wajah Chaeyoung, ia merasa takut .

"Ini.." ucap Chaeyoung sembari memberikan bola tersebut. "Maafkan aku." respon siswi itu, ia langsung berlari setelah menerima bola dari Chaeyoung.

"Sungguh mengejutkan! Sadako memberikan bola padaku."

"Tidak mungkin, Sadako?! Apa kamu baik-baik saja?"

"Aku takut.."

Begitulah kira-kira percakapan yang Chaeyoung dengarkan. Ah, kenapa ia sangat sulit mendengarkan ucapan terimakasih?

----

"Aku bertanya-tanya bagaimana kita dapat menghentikan gosip tentang Sadako?" ujar Lalisa sambil memainkan bola di tangannya. Mereka bertiga tengah kembali ke kelas dan berjalan menyusuri lorong.

"Um, bagaimana jika kita tulis di koran bahwa kalian tidak akan dikutuk jika berurusan denganku?

Kemudian kita diam-diam mengirimkannya ke rumah-rumah semua orang." usul Chaeyong, namun dengan segera usulan tersebut dibantah oleh Lalisa.

"Tidak tidak, itu akan diklasifikasikan sebagai kertas teror."

"Kenapa kita tidak menggunakan label? Jika kau menceritakan kisah-kisah hantu, mereka mungkin akan senang." cetus Jennie.

"Cerita hantu?" tanya Chaeyoung.

Ketiganya tak menyadari jika di ujung lorong mereka tengah diperhatikan oleh pak Seunghyun, wali kelas mereka.

"Yap, hanya menghafal cerita menakutkan dan memberitahu semua orang." jelas Jennie.

"Whoa, kalian sedang berlatih untuk festival olahraga? Aku terkesan, sungguh." tegur pak Senghyun sembari menghampiri ketiganya.

"Anda harus melihat kemampuanku menendang pak!" sahut Lalisa sambil melemparkan bola ke arah gurunya tersebut.

"Hei, Lalisa. Aku mengharapkanmu untuk festival olahraga." ujar pak Seunghyun setelah berhasil menangkap bola dari Lalisa.

Ia pun melanjutkan "Tapi aku lupa belum mengingatkanmu, ada ujian pertengahan minggu ini."

Pak Seunghyun mengembalikan bola tersebut kepada Lalisa dengan cara meletakkannya ke atas kepala gadis itu. Setelahnya ia berlalu dari mereka, ah tak lupa memperingatkan Lalisa untuk kesekian kalinya.

"Jangan memperburuk!"

Sementara Lalisa dengan posisi tangan yang masih berada di atas kepala memegangi bola merubah ekspresi wajahnya. Ujian pertengahan sialan!

"Sial! Aku lupa ujiannya." rengek gadis itu.

Sementara Chaeyoung dengan seksama memperhatikan raut wajah Lalisa. Sangat seksama.




























A/n :
Heheheheheheheheehheehheehheheheheheheheeheheheheeheheheheehehe.

Maafkan daku yang tidak bertanggung jawab ini, mian.

From Me To You  [END✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang