- Am I Brave Enough?

966 132 17
                                    

Chaeyoung berjalan menyusuri koridor sambil menenteng sebuah ember yang dilengkapi kain pel di atasnya. Ia berjalan menuju tempat wastafel di samping kelasnya.

Saat melewati kelasnya, ia dapat mendengar percakapan dua orang siswi yang sedang berada di dalam kelas. Mereka adalah Lalisa dan Jennie.

"Semua orang pasti akan ketakutan jika ia menjadi hantu, aku jamin." itu suara Lalisa.

"Tentu saja, tapi apa kau pikir Sadako mau melajukannya?" sahut Jennie.

"Dia hanya berdiri saja sudah menakutkan. Ah tapi apa dia mau?" ucap Lalisa meragu.

Chaeyoung pun berjalan memasuki ruangan. Disana sudah ada Lalisa yang tengah duduk di atas meja guru dengan Jennie berdiri di belakangnya. Keduanya menatap ke arah papan tulis.

Saat Chaeyoung mulai mendekat, keduanya menoleh ke belakang dan kaget bukan kepalang bahkan Lalisa langsung berjingkat, berdiri dari duduknya di atas meja.

Sementara Chaeyoung dengan memasang raut wajah menyeramkan seperti biasanya berkata kepada mereka "Bisakah aku..."

"Menjadi hantu?"

"Apa?" tanya Lalisa yang tak mengerti.

"Maksudku, aku merasa bersalah pada semuanya. Aku tidak bisa memanggil hantu yang sebenernya." jelas Chaeyoung pada keduanya.

Sementara Jennie sudah memeluk kedua tangannya sendiri merasa merinding, Lalisa malah menggaruk lehernya yang tidak terasa gatal karena sebenernya gadis asal Thailand ini merasa tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Chaeyoung.

"Aku ingin membantu semua orang. Biarkan aku yang menjadi hantunya. Aku mohon." sambung Chaeyoung yang diakhiri dengan dirinya yang membungkukkan diri.

---

"AAAAAA!!!!" riuh suara teriakan terdengar dengan jelas pada malam ini. Teriakan tersebut berasal dari Jiwon, Jimin dan Seongwoo yang tengah mengikuti acara tes keberanian.

Mereka bertiga sampai jatuh ke tanah saking ketakutannya. Semenetara si hantu alias Chaeyoung mendekat ke arah ketiganya. Dengan sigap Jimin serta Seongwoo berlari menjauh menyelamatkan diri dari ketakutan.

Satu lari ke kanan, satu lari kiri. Sementara Jiwon masih berada di tanah, seakan kakinya berat diajak berkompromi. Semakin hantu mendekat, semakin kencang teriakan yang Jiwon keluarkan.

Sementara tak jauh dari mereka, Jennie dan Lalisa tertawa puas. Rencana mereka menjadikan Chaeyoung sebagai hantu di tes keberanian kali ini berjalan dengan amat sangat lancar.

"Dia cukup bagus." ucap Lalisa sambil tersenyum, menoleh ke arah Jennie yang berdiri di belakangnya. Mereka berdua bersembunyi di balik pohon tak jauh dari lokasi Chaeyoung menjadi hantu.

Lalisa pun berdiri dari posisinya dan berjalan mendekat ke tempat Chaeyoung dengan Jennie di belakangnya mengekor.

Sementara Chaeyoung masih tetap setia dengan perannya. Ia memakai terusan berwarna putih dengan riasan rambut yang tergerai menutupi wajahnya.

"Sadako, kau melakukan tugasmu dengan sangat baik." puji Lalisa yang mendekat membawa sebuah senter dan botol minuman di kedua tangannya.

"Lalisa, Jennie."

Kemudian tangan kanan Lalisa yang tengah membawa botol minuman ia arahkan ke Chaeyoung, ia memberikan minuman tersebut ke Chaeyoung.

Namun uluran tangan Lalisa tak kunjung Chaeyoung terima, sampai Jennie berkata "Ini dari kami."

Pada akhirnya Chaeyoung mengerti maksud dari uluran tangan Lalisa tadi. Ia pun menerima pemberian mereka dan mengucapkan terimakasih.

Jennie pun mendekat ke arah Chaeyoungbsembari mengambil alih senter yang Lalisa bawa.

From Me To You  [END✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang