- Go Out, Shoud We?

304 38 0
                                    

Tuan Park terlihat tengah serius memainkan simbalnya, ia memang tengah mempersiapkan diri untuk pertunjukan tahun baru nantinya. Chaeyoung yang tengah menyiapkan camilan pun menghampiri ayahnya yang berada di ruangan tengah dan berkata "Ayah, kau berlatih sangat keras"

Tuan Park meletakkan simbal di tempatnya kemudia mengambil penghapus dan menghapus beberapa not di lembaran nada miliknya "Waktunya tinggal satu bulan sampai pertunjukan tiba. Ketika pertunjukan berakhir, kita bertiga akan merayakan ulang tahunmu bersama-sama"

Chaeyoung mengiyakan ucapan ayahnya, memang hal itu menjadi hal wajib yang dilakukan keluarga Park selama ini.

Tuan Park memberikan lembaran tiket pertunjukan kepada Chaeyoung. Kini mereka bertiga tengah berkumpul di ruang keluarga memakan kue kering buatan Chaeyoung serta Ibundanya.

Sambil mengambil sebuah kue di atas meja Tuan Park berkata "Chaeyounng-ah, aku sudah lama ingin bertanya ini semakin dingin dan malam hari datang lebih awal. Bagaimana kalau kau pergi ke sekolah dengan bus selama musim dingin?"

"Ahh itu tidak masalah"

"Kau tidak dapat menahan rasa khawatir tentang Chaeyoung, benarkan?" sahut Nyonya Park.

"Karena kau seorang gadis itulah sebabnya aku khawatir" jawab Tuan Park

Keesokan harinya di sekolah Chaeyoun pun menemui Pak Seunghyun untuk meminta commuter pass untuk menaiki bus jemputan.

"Kau ingin mendapatkan commuter pas untuk naik bus?"

"Iya, karena waktu malam yang cepat datang ayahku akan khawatir" jawab Chaeyoung

"Kalau begitu berikan buku siswamu" pinta Pak Seunghyun

Chaeyoung pun segera mengambil buku siswa dari tasnya, Pak Seunghyun pun langsung meraihnya "Aku akan stempel nanti" setelahnya beliau pergi meninggalkan Chaeyoung.

"Buku siswaku. . . . anada tidak menghilangkannya kan?" tanya Chaeyoung pada Pak Seunghyun yang tengah mengobrak-abrik isi mejanya.

"Apakah aku membuangnya?"

"Jangan khawatir, kita bisa mendapatkan yang baru"

"Eh, tapi. . . . . . Ini masalah penting buatku"

"Hei, jangan katakan hal seperti itu" Pak Seunghyun pun membuka laci kecil di atas mejanya dan mengambil sebuah lembaran kertas, ia memberikan lembaran tersebut pada Chaeyoung "Jika kau menunjukkan ini, kau akan mendapatkan diskon siswa"

Chaeyoung menerima lembaran tersebut, ia menatap lembaran tersebut cukup lama. Bukan masalah diskon yang kini ia khawatirkan melainkan hal lain, hal lain yang melibatkan hatinya.

Dengan gontai, langkah Chaeyoung pun menuju kelas. Saat dia memasuki kelas ia mendapati Yoongi, Jennie serta Lalisa tengah menunggunya di dalam kelas.

"Kami menunggumu" ucap Yoongi yang kemudian disusul dengan gerakan Jennie serta Lalisa yang bergegas mendekat ke arah Chaeyoung. "Kami berencana untuk makan ramen bersama"

Chaeyoung tersenyum namun sedetik kemudian ia ingat akan sesuatu "Ah, tapi hari ini aku sudah ada janji. Ayahku pulang lebih awal"

"Benarkah? Bagaimana jika lain kali?" tanya Yoongi.

"Kalau begitu aku akan mengantarmu, Chaeyoung" lanjut Yoongi.

"Tidak usah, mulai hari ini aku akan naik bus" ujar Chaeyoung memberitahu mereka.

"Jadi kita tidak akan bisa pulang bersama-sama lagi?" tanya Lalisa.

Pada akhirnya ketiganya pun menemani Chaeyoung menunggu bus jemputannya, tak perlu waktu lama bus pun datang dan Chaeyoung menaiki bus untuk pulang. Lalisa serta Jennie pun pulang bersama sementara Yoongi seperti biasa ditemani dengan sepedanya

--------

K

eesokan harinya Yoongi sengaja datang lebih awal agar bisa berbicara dengan Chaeyoung.

Sampai di kelas, Yoongi menghampiri bangku Chaeyoung dimana si empunya tengah menulis sesuatu di buku.

“Selamat pagi Chaeyoung.” sapa Yoongi ramah, seperti biasa.

“Selamat pagi” sahut Chaeyoung sambil tersenyum.

“Hey, umm.... Pada hari minggu berikutnya kita akan mencari tempat pesta untuk malam natal, apa kita bisa pergi bersama?”

“Pada hari minggu?”

“Jika kau mengatakan pada ayahmu sebelumnya, dia akan memberikan izin, kan?” tanya Yoongi lagi.

Chaeyoung mengangguk “Iya, aku akan meminta izin ke ayahku.”

Yoongi tersenyum, ia merasa lega namun tak berselang lama terdengar sapaan dari Lalisa serta Jennie.

“Selamat pagi—!” sapa Lalisa “Apa yang kalian bicarakan?” tanya Lalisa setelah sampai di bangkunya, ia merasa jika Yoongi dan Chaeyoung tengah membicarakan sesuatu.

Pada akhirnya Yoongi berkata “Tempat untuk merayakan natal, minggu berikutnya kita berbicara tentang pergi bersama—sama.”

“AJAK AKU—! Beberapa hari yang lalu, aku menemukan sebuah restoran yang sangat bagus di dekat stasiun!” ucap Lalisa dengan bersemangat.

“Lalisa” sela Jennie, ia tak habis pikir kenapa Lalisa tak mengerti situasi.

“Bagaimana denganmu Jennie—ah? Kau ikut kan?” ujar Chaeyoung bertanya.

“Ah, aku ada kencan dengan pacarku pada hari minggu.” jawab Jennie.

Chaeyoung mengangguk tanda mengerti, kemudia Lalisa melanjutkan ucapannya yang disela Jennie tadi.

“Kau tahu, bahwa tempat yang begitu dekat dengan stasiun dan pemandangannya bagus. Dan makanannya juga sangat lezat, mereka punya kentang mentega besar dalam keranjang! Sebesar ini——”

Sementara Yoongi menghela nafas panjang, ini bukanlah hal yang ia rencanakan.

From Me To You  [END✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang