Sunset.

1.3K 138 11
                                    

"Ya! Kamjjong! Aku disini!" Teriakku pada sahabatku.

Dia menghampiriku dengan menggandeng seorang wanita. Tapi tunggu, siapa lagi wanita cantik yang digandengnya itu. Dasar kamjjong! Dia tidak berubah juga.

Aku mengerucutkan bibirku saat dia telah sampai di depanku.

"Kenapa kau lama sekali kamjjong!" Teriakku dan berhasil membuatnya menutup telinga.

"Ya! Sudah kukatakan jangan memanggilku dengan sebutan itu Yerin!" Katanya kembali berteriak, sedangkan wanita yang digandengnya tadi menutup telinganya dengan kedua tangannya.

"Siapa wanita itu?" Tanyaku sambil menunjuk ke arah wanita yang ada disebelahnya.

"Annyeong, Eunha imnida. Saya pacarnya Kai" kata gadis itu.

Ternyata kamjjong sudah punya pacar baru lagi. Aku bingung, apasih yang dilihat para wanita dari seorang kamjjong? Aku saja tidak tertarik sama sekali padanya.

"Nado annyeong, Yerin imnida. Aku sahabat Kai" aku pun memperkenalkan diriku.

"Kamjjong? Apakah ini pacar barumu?" Tanyaku berbisik pada kai.

Kau hanya tersenyum dan mengangguk. Sudah kuduga, pria ini selalu mengkoleksi wanita. Tidak ada berubahnya. Menyebalkan.

"Ya! Yerin-ah, jadi bagaimana ceritanya sampai kau bisa dijodohkan dengan pria songong seperti itu, eoh?" Tanya kau padaku.

Aku mengangguk dan mengajak mereka ke kafe yang ada disebrang taman. Lebih mudah jika bercerita di kafe ini dari pada di taman yang ramai seperti itu.

Kami telah sampai didalam kafe dan mengambil tempat di pojok. Jujur, aku cemburu melihat Kai dan pacar barunya yang bernama Eunha itu, andai Luhan ada disini, aku akan membuat dia lebih cemburu dari apa yang kurasakan.

Tapi aku cemburu bukan berarti aku suka pada Kai. Hanya saja, aku ilfeel melihat tingkahnya, sok romantis, benar benar menjijikan.

Pelayan datang dan memberi kami menu, aku memesan coffe late kesukaanku dan si kamjjong memesan white coffe, sementara kekasihnya tidak memesan karena akan pergi sebentar lagi.

Aku masih diam dan mengotak Atik ponselku, aku akan cerita pada Kai, saat kekasihnya itu pergi, karena aku tidak suka ceritaku didengar oleh orang yang tidak aku kenal.

Tidak lama kemudian, Eunha pamit dan pergi dari kafe. Aku melihat Eunha pergu dengan mobil yang sudah terparkir mulus didepan kafe. Aku tidak perduli siapa yang menjemput wanita itu.

"Baiklah, dia sudah pergi, bisa kau mulai ceritamu" kata kamjjong berlagak sok keren.

"Ne, sebelumnya aku ingin bertanya, kenapa kau selalu memesan white coffe?" Tanyaku, aku benar benar penasaran, apa yang membuatnya begitu menyukai white coffe.

"Tidak apa apa, aku hanya suka saja" jawabnya singkat.

"Jinjja? Atau kau minum white coffeuntuk memutihkan kulit gelapnya itu?" Tanyaku setengah meledek.

"Ya! Jangan berkata seperti itu, kulitku ini exotis tau! Untuk apa kulit putih seperti Sehun, dia hanya akan terlihat seperti seorang yang terkena albino" jawabnya dan membuatku kesal.

"Ya!!! Jangan mengatai calon suamiku albino!! Kau saja yang terlalu gelap! Dasar kamjjong!!" Kataku.

"Kau bahkan telah membelanya, jujur saja, apakah menyukainya?" Tanya kamjjong.

Membelanya? Siapa? Sehun? Kapan aku membelanya?

"Aku tidak menyukai Sehun. Aku sudah pacaran dengan Luhan, tidak mungkin aku menyukai orang lain. Kau pikir aku seperti dirimu, eoh?" Kataku.

Jung Yerin Is Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang