Two Months

1.4K 153 5
                                    

Yerin POV

Aku sudah kembali kerumah dan menghempaskan tubuh mungilku ke sofa di ruang keluarga.

Kau tahu? Aku sangat terkejut, benar benar terkejut, aku tidak menyangka bertemu dengan Sehun di TPU tadi.

Dan tadi dia bilang apa? Dia teman lama Nayeon? Sejak kapan? Bukankah aku sudah berteman dengan Nayeon sejak kecil.

Lalu? Sejak kapan dia berteman dengan Nayeon? Kenapa Nayeon tidak pernah mengatakan tentangnya padaku?

Bahkan saat aku. Ralat, kami bertemu dengannya di Senior High School dulu, dia tidak mengatakan apa apa tentang pria itu.

Sedari tadi hanya itu yang aku pikirkan, aku tidak bisa berhenti memikirkan hal kecil seperti.

Aku bangkit dari dudukku menuju lemari es di dapur, aku mengambil satu botol air dingin dan meneguknya.

Sejenak, aku melupakan segala pertanyaan yang ada dalam fikiranku dan memikirkan hal yang lebih penting.

APA YANG HARUS KU KATAKAN PADA LUHAN? MALAM INI DIA AKAN DATANG KERUMHAKU. DAN SEHUN JUGA AKAN KESINI BERSAMA KEDUA ORAMG TUANYA. DAN PARAHNYA LAGI! ORANG TUAKU TIDAK TAU MENAU TENTANG HUBUNGANKU DENGAN LUHAN!

Ya Tuhan! Bantu aku!!!!!

~~~~~~~~~

Sehun POV

Wanita itu telah pergi meninggalkanku di depan makam Nayeon.

Hening sejenak. Aku menatap makam Nayeon. Seolah aku sedang menatapnya.

"Ya! Nayeon-ah. Apa kabarmu? Kau mengenal wanita tadi eoh? Dia adalah wanita yang akan menikah denganku dalam waktu yang dekat?"

"Tadi dia mengatakan bahwa kau adalah sahabatnya. Maaf aku hanya mengakuimu sebagai teman lama didepannya"

"Aku takut jika aku mengatakan semuanya dia akan banyak bertanya, kau tau kan? Aku tidak suka orang yang banyak bicara"

"Ya! Nayeon-ah. Saranghaeyo"

Aku meletakkan bunga yang kubawa dan berdiri.

"Nayeon-ah. Aku pulang dulu yah. Aku harus bersiap siap, karena malam ini aku dan orangtuaku akan makan malam dirumahnya"

"Kau jangan cemburu yah"

Aku tersenyum padanya. Pada Nayeon yang juga tersenyum padaku.

Aku membalikkan badanku dan pergi dari makam Nayeon.

~~~~~~

Luhan POV

Aku tidak tahu apa yang membuatku begitu menyukai sahabatku yang satu ini.

Aku terus saja menatap fotonya yang sengaja aku print dan kuletakkan di atas meja lampu di kamarku.

Tapi aku merasa sesuatu yang aneh. Aku merasa, aku akan kehilangan sesuatu yang aku sendiri tak tahu apa itu.

Aku mengabaikan perasaanku dan mengambil ponselku lalu menghubungi Yerin.

Tutt...tutt...

"Halo?" Yerin menjawab dari sebrang sana.

"Halo Yerin. Mianhae-ya"

"Mian? Waeyo Luhan?"

"Nanti malam aku tidak bisa datang kerumahmu"

"Mwo? Wae?"

"Aku mendadak harus ke Jepang. Dan sebentar lagi aku akan berangkat. Kau jaga dirimu baik baikyah. Jaga hatimu untukku"

Jung Yerin Is Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang