Don't Go Mom Dad.

1K 109 5
                                    

Sehun mengendarai mobilnya seperti orang gila. Entah apa yang difikirkannya, dia seperti kehilangan akal sehatnya. Terlihat raut khawatir diwajah putihnya, tapi apa yang di khawatirkannya?. Apakah karna panggilan di ponselnya, tapi siapa yang menelfonnya dan membuat dia seperti ini? Aish! Membuat kepalaku semakin pusing saja.

Rumah sakit? Untuk apa kami kerumah sakit? Apakah dia sakit sampai wajahnya seperti itu? Kemana wajah tenangnya? Ya Tuhan! Kenapa perasaanku menjadi tidak enak. Apa yang terjadi sebenarnya?

Sehun keluar dari mobil dan membuka pintu mobil untukku. Dia kembali mengenggam tanganku dengan erat seperti sedang memberi semangat, tapi semangat apa? Apa yang terjadi?.

Sehun berlari dan masih mengenggam tanganku, aku sampai kesulitan untuk menyamakan kecepatan berlari kami. Aku lihat di depan sana tertulis 'Kamar Mayat' dan tidak ada ruangan lain? Apa yang terjadi?

Sehun menarikku masuk dan tanpa ku sangka. Dua wajah yang sangat ku sayangi terbaring lemah di atas tempat tidur itu. Sehun melepaskan genggamannya seolah memintaku mendekati kedua orangtuaku yang terbaring tak bernyawa.

Ku lihat seorang dokter menarik Sehun keluar dari ruang mayat dan meninggalkanku sendiri. Kakiku melemah, bagaimana bisa mereka meninggalkanku begini? Apa yang terjadi?

Air mataku menetes tak hingga. Aku menangis hatiku berteriak, tapi bibirku tak bisa mengatakan apapun. Aku sedikit mendekat ke arah dua orang yang kusayangi itu dengan langkah gemetar.

"Ya!!! EOMMA APPA!! JANGAN BERCANDA EOH! AYO BANGUN!!" Teriakku saat aku sudah dekat dengan mereka, aku menggoyang tubuh mereka memaksa mereka untuk bangun. Ini tidak mungkin terjadi, mereka hanya bercanda, eomma dan appa belum meninggal, mereka masih hidup.

"Eomma!!! Appa!!! Ireona!!!! Jangan begini!!!!" Kataku mulai melemah. Aku tidak bisa berkata apa apa lagi.

Author POV.

Diluar ruang mayat, terlihat Sehun sedang mengepalkan tangannya menahan emosi. Ingin dia meluapkan semuanya.

"Tenang Sehun-ah" Kata dokter Chanyeol, teman Sehun yang menelfonnya tadi.

"Bagaimana aku bisa tenang? Ini terjadi lagi, aku yakin pelakunya sama dengan pembunuh adikku" Sehun menahan air matanya agar tidak keluar. Dia ingat bagaimana dia kehilangan adiknya dulu, dan kejadian yang sama menimpa orangtua Yerin, parahnya tempat jenazah orang tua Yerin ditemukan sama dengan tempat jenazah Nara ditemukan.

"Kau jangan lemah! Jika kau lemah, maka calon istrimu itu akan semakin lemah. Kau harus bisa menguatkannya. Aku berjanji akan membantumu menemukan pelakunya. Aku sudah menelfon seseorang yang sudah handal dalam hal ini, dia akan sampai besok pagi, karna dia tinggal di London. Dan dari yang ku dengar, dia juga menyelidiki tentang kematian adikmu" Kata Chanyeol menjelaskan membuat Sehun sedikit tenang.

Sehun mengangguk dan masuk kedalam ruang janazah. Hatinya perih melihat Yerin menangis seperti itu. Itulah yang dirasakannya saat dia kehilangan adiknya dulu.

Sehun melangkah dan memeluk Yerin dari belakang. Menyadarkan kepalanya ke bahu yerin. "Yerin-ah. Jangan menangis lagi, hatiku sakit mendengar tangisanmu. Aku akan selalu disini untukmu Yerin-ah"

Yerin tidak memgeluarkan suara tangisannya lagi. Hatinya bergetar mendengar Sehun berkata seperti itu. Dia melepaskan pelukan Sehun, berbalik lalu memeluknya.

"Kenapa Sehun-ah? Kenapa mereka meninggalkanku? Bahkan mereka belum melihat aku menikah? Apa mereka tidak sayang padaku?" Kata Yerin dengan air mata yang masih menetes di pipi putihnya.

"Aku tau rasanya sakit. Aku juga sudah merasakannya. Aku janji akan membantumu menemukan pelakunya. Dia pasti tertangkap Yerin-ah. Sekarang menangislah. Tapi jangan keluarkan suaramu, itu hanya akan membuat hatiku semakin teriris. Arra?" Kata Sehun dan memeluk Yerin erat, menyalurkan sedikit kekuatan agar gadisnya tidak terlalu sedih.

Jung Yerin Is Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang