Plan.

758 77 5
                                    

Halooooooo gue balik lagi setelah sekian lama menghilang. Maklum ae, beberapa hari yang lalu gue tenggelem, terus dimakan ikan paus/apasih. Oke lupakan. Langsung cus baca aja okey.
.
.
.
.
.
.
.

"Masuk lah Yerin-ah" kata Luhan mempersilahkan Yerin masuk kerumahnya tapi Yerin hanya berdiri di depan rumah itu dengan tatapan bingung.

"Kenapa diam? Ayo masuk" kata Luhan lagi.

"Ah tidak. Bukankah kau tinggal di apartemen? Lalu rumah siapa ini?"

"Ini rumahku. Aku jarang kesini karna jauh dari pusat kota. Sudahlah. Ayo masuk" Luhan menarik tangan Yerin dan membawanya masuk.

"Selamat datang dirumah Yerin. Anggap saja ini rumahmu. Arra?"

Yerin hanya tersenyum menanggapi perkataan Luhan, hatinya mengatakan kalau dia harus keluar dari rumah ini, tapi otaknya bilang dia harus tetap disini, agar Sehun tidak menemukannya.

"Ayo duduk dulu. Aku akan mengambil minum didapur"

Yerin duduk disofa dan melihat keseluruh rumah. Matanya menyapu setiap sudut rumah, melihat kamar kamar yang ada dirumah itu. Tatapannya berhenti pada satu ruangan yang pintunya berwarna merah.

"Pintu apa itu? Kenapa berbeda dengan pintu yang lain?" Gumamnya. Dia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruangan itu.

Tangannya bersiap membuka kenop pintu. Dia mengangkat tangannya dan

"Yerin-ah. Sedang apa disitu?" Tanya Luhan tiba tiba.

"Ah anni" katanya dan kembali keruang tamu.

"Baiklah. Ini kau minum dulu tehnya, aku akan menyiapkan kamar untukmu"

Yerin hanya mengangguk dan meminum teh yang dibuatkan Luhan untuknya sambil menatap ruangan yang aneh itu.
.
.
.

"Bagaimana keadaan Sehun sekarang, Suho-ssi?" Tanya Eunha ketika mereka berkumpul di ruang tamu rumah Yerin.

"Dia sudah tenang, tadi dia demam dan umji sudah mengkompresnya. Chanyeol juga sudah memberi obat penenang padanya" jawab Suho.

"Baguslah kalau begitu"

"Oh ya Eonni. Dimana Kai Oppa sekarang?" Tanya Umji.

"Dia sedang mencari tau tentang kasus Dahyun. Aku akan menghubunginya sebentar" Eunha mengambil ponsel dari saku jaketnya dan menekan nomor lalu menelfonnya.

Tutt tutt

"Yeoboseyo, chagi-ya"

"Kai. Bagaimana? Kau menemukan sesuatu disana?"

"Ne, aku menemukan kalung dengan liontin yang bertuliskan 'HanHyun' sepertinya ini milik Dahyun"

"Dimana kau menemukan itu, Kai-ssi?" Tanya Chanyeol.

"Disekitar makam Nara. Dan sepertinya kalung ini masih bagus, mungkin Dahyun baru beberapa bulan yang lalu kesini dan menjatuhkan kalung miliknya"

"Oppa. Bisakah kau mengirimkan gambar kalung itu pada kami?"

"Tidak perlu. Aku sedang dalam perjalanan menuju rumah Yerin sekarang. Aku akan menunjukkannya dirumah saja"

"Baiklah. Kalau begitu"

Eunha menutup sambungan telponnya dan membuka laptop yang diletakkannya di atas meja.

"Kau menemukan keberadaan Yerin?" Tanya Suho.

"Tidak. Posisinya tidak terlacak. Tapi sepertinya aku tau dia ada dimana"

"Dimana?"

"Di kota besar ini hanya 2 daerah yang tidak bisa aku lacak, karna jauh dari pusat kota. Dan tempat itu sepi"

"Benarkah? Aku baru tau itu"

"Iya. Aku tau. Tempat itu adalah hutan yang ada diujung kota dan desa kecil yang bisa dibilang terbatas teknologi" jelas Chanyeol.

"Baiklah. Bisa saja dia di desa. Tapi bagaimana dengan hutan? Apakah ada orang yang tinggal di hutan?"

"Sepertinya ada"

"Mwo?"

"Aku akan menelpon wanita itu sebentar" Eunha kembali mengambil ponselnya dan kembali menelpon.

Tutt tutt

"Yeoboseyo. Benarkah ini Sowon?"

"Ne, ini siapa?"

"Aku Eunha, teman Nayoung. Kau ingat?"

"Ah Eunha. Apa kabarmu?"

"Aku baik, ada yang ingin kutanyakan padamu"

"Apa itu?"

"Aku menanyakannya besok saja. Bisakah kita bertemu di taman biasa besok?"

"Ne. Besok jam 10 pagi. Bagaimana?"

"Baiklah. Aku akan kesana"

"Kalau begitu, aku tutup telponnya. Aku masih banyak tugas kuliah"

"Ne. Sampai bertemu besok"

Tutt tutt

Sambungan telpon terputus.

"Baiklah. Kalian dengar sendiri tadi kan? Dia adalah wanita yang rumahnya tak jauh dari hutan dan temannya Nayeon"

"Lalu apa hubungan Nayeon dengan, eh siapa nama yang kau sebut tadi?" Tanya Suho.

"Nayoung. Mereka saudara kembar"

"Mwo? Nay eonni punya saudara kembar?"

"Ne. Dan mereka bertukar tempat. Dan yang meninggal saat itu bukanlah Nayeon melainkan Nayoung"

"MWO?"

Eunha menutup telinganya karna  teman temannya berteriak terlalu keras.

"Baiklah. Aku akan menceritakan pada kalian. Tapi jangan teriak. Telingaku sakit. Dan aku tak mau Sehun terganggu"

"Mian. Baiklah ceritakan semua yang kau tau" Eunha mengangguk dan mulai menceritakan semuanya. Semua yang di ketahuinya tentang pertukaran tempat antara Nayeon dan Nayoung, dan juga penyakit yang di derita Nayoung.

"Sudah jelas?" Tanya Eunha ketika selesai menceritakan semua pada Suho, Umji dan Chanyeol. Dan dijawab anggukan dari semuanya.

"Baiklah. Kita akan susun rencana. Besok, kita akan berangkat pagi dan tujuan pertama kita adalah makam Nara dan mencari petunjuk lain disana. Setelah itu kita akan berpencar. Suho dan Sehun, pergilah ke 2 tempat terpencil itu, aku akan memberikan map kesana besok. Chanyeol dan Umji, kalian pergi ke tempat jasad Nara dan kedua orangtua Yerin ditemukan. Sedangkan aku dan Kai akan menemui Sowon dan mecari keberadaan Nayeon sekarang" jalas Eunha.

"Baiklah. Kalau begitu kita berangkat dengan 3 mobil. Mobil pertama aku dan Sehun, mobil kedua Umji dan Chanyeol. Sedangkan mobil terakhir Kau dan Kai" kata Suho, Eunha mengangguk dan menyimpan laptopnya.

"Yasudah. Kita harus tidur sekarang, aku akan menunggu Kai sebentar. Kita harus bangun pagi besok" kata Eunha. Semua mengangguk dan pergi ke kamar tamu yang ada di rumah Yerin.
.
.
.
.
.
.

Ciee yang senang gue up lagi.

Jung Yerin Is Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang