Wa

11.8K 736 17
                                    

Derit pintu terdengar ke pendengaran Brianna. Ia segera membuka matanya secara perlahan lalu melihat sosok tegap yang berdiri menjulang dengan sekantong plastik di tangan kirinya dan sebuah mangkok ayam jago di tangan kanannya.

Melihat Brianna yang terkulai lemas dan muka yang menjadi pucat, membuat Rafa memutuskan untuk membeli semangkok bubur yang di carinya dengan perjuangan ekstra. Ia harus membuka google dan mengetik "Tukang bubur enak dekat sudirman" dan berusaha mencarinya dengan cepat.

Walau hasilnya, ia membutuhkan waktu satu jam sampai akhirnya bisa membawa pulang hasil buruannya untuk Brianna. Tangannya dengan cekatan membuka plastik yang membungkus bubur. Dia menaruhnya di mangkok dan mencoba mengaduknya.

Brianna menyukai semua hal yang dilakukan oleh Rafa malam ini. Ia merasa diperhatikan. Sebagai perempuan, normal rasanya merasakan kebahagiaan melihat pria yang dia sukai melakukan hal kecil namun romantis. Merasa sedang ditatap, Rafa menatap kembali Brianna. "Kenapa Brianna?"

"Gak papa kok"

Rafa menyendok bubur tersebut dan membawanya ke mulut Brianna. "Tumben lu muntah cuman gara-gara minum Smirnoff?"

"Tau tuh. Gara-gara nasi padang kali ya?"

Sendok Rafa berhenti bergerak. Lalu menatap Brianna dengan tidak wajar. "Lu makan nasi padang?"

"Iya, kenapa?" Brianna merasa aneh dengan Rafa yang langsung terkejut.

"Bri, lu kan gak suka sama nasi padang. Ngaco lu ya."

Mendengar penuturan Rafa, ia jadi terdiam. Tetapi mulutnya terbuka saat Rafa membawa satu sendok bubur ke mulutnya.

Kenapa dirinya baru ingat kalau ia tidak suka sama nasi padang?

Suapan terakhir dibawa oleh Rafa ke mulut Brianna.

"Masih mikir, kenapa lu makan nasi padang?"

"Iya."

"Ck, kenapa lu baru sadar sekarang?"

Brianna mengangkat bahunya, "gak tahu."

"Yang suka nasi padang kan gua, lu benci banget sama bau bumbunya. Padahal itukan nikmat banget."

Jantungnya berdetak cepat. Sialan. Dia tidak suka hal seperti ini.

Apa ini pengaruh janin ini? Seketika ia tersenyum kecil mengingat hal tersebut. Mungkin janinnya ingin merasakan masakan yang disukai oleh papanya.

Rafa kembali ke kamar lalu membuka kaos V-Neck-nya.

Ah.. Lagi-lagi ia suka dengan tingkah Rafa. Badan tegapnya jadi terekspos, dan memperlihat punggungnya yang seksi itu. Brianna ingin mencakar punggung kekar itu saat mencapai puncaknya. Seketika ia bergairah sendiri. Dengan cepat ia berdiri dan membawa dirinya membentur punggung Rafa. Lalu membelainya secara abstrak.

Rafa yang sedang mencari kaos di lemari kecil yang tersedia di kamar Brianna langsung membalikan tubuhnya dan menangkap tangan nakal cewek itu. "Wanna play, honey?"

Brianna mengangguk antusias lalu dirinya menerjang Rafa tanpa ampun. Memberikan ciuman liar yang membuat dirinya sendiri bergairah. Dan Rafa merasakan malam ini Brianna begitu menggairahkan. Membuat dirinya tersiksa. Tangannya yang bebas ia gunakan untuk membelai punggung Brianna yang masih tertutup oleh kemeja. Secara refleks Brianna menyongsongkan punggung kedepan, membuat dadanya yang besar itu menempel secara ketat ke dada bidang milik Rafa.

"Please, touch my body."

Tangan Rafa membelai dada Brianna sebentar lalu membuka kancing itu secara perlahan. Bibir mereka tetap terhubung satu sama lain. Tidak terganggu dengan aktifitas membuka kancing kemeja Brianna. Saat kancing terakhir di kemeja tersebut terlepas, dengan cepat Rafa membukanya dan tangan kanannya menangkap payudara Brianna. Tangan kirinya masih memegang tengkuk cewek tersebut.

The OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang