Luh

6.5K 410 101
                                    

HAPPY READING🔥🌪

¥o£•

"Will you marry me?"

Brianna menoleh dengan cepat. Seakan mimpi. Dia segera membalikkan tubuhnya dan menatap mata elang milik Rafa yang selalu membuatnya bertekuk lutut.

"Raf, waktu itu lu bilang kalau..."

Kepala Rafa menggeleng dan mulut Brianna tak lagi terbuka. Entah mengapa semua yang dilakukan cowok itu bisa membuat dirinya tak berdaya. Menurut dan jinak bagaikan hewan liar yang sudah menemukan tuannya.

Kening Brianna bersentuhan dengan kening milik Rafa. "Bri, I'm serious." ujar Rafa membuat jantungnya seakan berhenti sejenak, lalu berdetak dengan kencang. Ia bahkan merasa bahwa bisa mendengar detak jantungnya yang menggila.

"Tapi kan lu bilang, kalau lu mau selesai'in kuliah dan cari kerja." Nafas miliknya terasa tercekat saat mengingat beberapa minggu lalu saat tiba-tiba mereka membahas masa depan. "Kalau kita nikah, takutnya semua hal yang udah direncanain bakalan hancur dong."

Rafa tertawa kecil, "Bri, next week I will graduate. And my uncle give me a great job in Australia. We can start our new live in there."

Mendengar ucapan Rafa yang begitu lugas, membuatnya senang. Perasaan yang membuatnya sedih sudah tidak ada lagi. Apalagi yang bisa dikatakan saat seseorang yang kita cintai memberikan masa depan yang memang dinantikan?

Brianna merasa tidak sabar menjalani hari-hari yang menyenangkan.

Ia tersenyum lebar saat Rafa memeluknya. Tangannya segera memeluk erat Rafa, seakan takut kehilangan cowok berbadan tegap itu. Berharap bahwa ini bukanlah mimpi. Karena ia sudah mengharapkan hal ini dar jauh-jauh hari. Dan saat akan menjadi kenyataan, ia takut semuanya hanyalah semu semata.

"So, May I know your answer, Pacar?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"So, May I know your answer, Pacar?"

Dengan cepat Brianna menganggukan kepalanya dan segera menghambur kepelukan Rafa saat cowok tersebut merentangkan tangannya dengan senyuman cerah yang selalu dinantikan oleh Brianna.

Brianna tahu, hari ini akan datang. Hari dimana ia mendengar Rafa memintanya untuk menikah. Tanpa diketahui oleh siapapun, ia selalu membayangkan suatu hari nanti Rafa akan mengatakannya. Dia percaya, bahwa Tuhan selalu mendengarkan doa dan harapan yang terhaturkan didalam hati manusia.

Tanpa banyak kata, ia mencium Rafa dengan begitu lembut. Tentu saja Rafa membalasnya tidak kalah lembut, memanjakan dirinya hanya dengan ciuman. Mengatakan bahwa semua sentuhan ini nyata.

"Rafa.." Lirih Brianna saat bibir mereka terlepas dari pagutan. Seakan tidak rela bahwa sang pemilik bibir yang dijadikan lawannya itu mengakhiri permainan.

Tangan besar itu mengelus pipinya dengan kasih sayang, "Yes, darling?"

Sekali lagi, ia memanggil dengan suara yang lebih pelan, "Raf," Brianna mendongak, mencari mata tajam itu. Dan disana ia melihat sebuah kedamaian.

The OceanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang