Takut // Pena Hitam
Semalam dingin ya,
apa di sana sama dinginnya?Tidak lagi ada nada dering pesan masuk darimu yang membuat kita berbalas pesan sampai menjelang malam,
Tidak ada lagi degup jantung yang tak sesuai ritme. Tidak ada lagi canda tawa yang mengisi dinginnya malam.
Tapi mengapa rasa ini masih ada?
Padahal berulang kali kau selalu berusaha menghalang jalan. Pulih, terluka dan kembali terluka karenamu.Aku takut ini bukan sebuah ketulusan, tapi karena obsesiku yang kian melanda kepadamu, tuan.
