Jenuh

150 42 0
                                    

Jenuh // Pena Hitam

Dulu, aku terlalu nyaman denganmu sehingga aku menaruh seluruh perasaanku padamu, berjuang untuk menjadi pendamping disisimu, bahkan berpaling pun susah adanya. Alasan aku berbuat bodoh seperti itu hanya kamu.

Apa kabar? Masih dengan alasan yang sama?

Waktu berganti, kamu menjadi asing dan tidak lagi sama. Ingin sekali aku menertawakan diriku sendiri.

Bahkan dulu aku yang paling mengharapkanmu tapi sekarang air mataku sudah tak ada lagi untuk itu.

Dulu aku masih tetap mengirimkan pesan singkat walaupun aku tahu kamu bosan dengan pesan itu.

Sekarang,
Tidak ada lagi air mata yang jatuh, tidak ada rindu yang begitu hebat tiada tara, mendengar namamu saja aku sudah biasa -sekalipun aku mengharapkanmu.

Oh mungkin,
aku sudah mencapai titik jenuh, dan semua rasa itu menghilang dengan sendirinya.




-Jenuh;
yang terluka karena memperjuangkan seseorang

Pena HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang