04. LINE

191 71 32
                                    

Saat sedang asyik mengerjakan tugas biologinya, ponsel milik Dea berbunyi, tanda bahwa ada pesan masuk entah dari siapa. Dea pun mengambil ponsel miliknya yang kini berada di laci mejanya itu.

DaffaPutroPurnomo
Hai, cantik. Lagi apa? Udah makan belum ?
Jangan ganjen sama cowok lain ya...
I Love you. And I miss you.
Read 10:30

Dea mengernyitkan dahinya, Daffa? Dapat darimana pria itu nomor dirinya. Jika dirinya tidak mungkin akan memberikan nomornya kepada Daffa secara cuma-cuma bukan? Sepertinya ada orang yang memberi tahu kepada Daffa nomor dirinya. Ah! Dea harus beri pelajaran orang itu.

Dea bingung, ia haru membalas atau membiarkan saja pesan itu. Tetapi, Dea ingin tahu dimana Daffa sekarang? Apa mungkin tadi malam Daffa di culik oleh alien? Dan sekarang Daffa di bawa ke planet mars? Syukurlah... tetapi, jika Daffa sampai meninggal, pasti Dea orang pertama yang akan Daffa gentanyangkan. Dea tidak mau itu terjadi, melihat hantu ibu saja Dea takut bagaimana jika harus melihat hantu Daffa? Bisa-bisa Dea mati di tempat saat itu juga.

Dea menghela napas panjang. Dirinya pun memutuskan untuk membalas pesan yang di kirim oleh Daffa. Dea membuka kembali chat yang di kirim Daffa dan segera menulis balasan untuk Daffa.

DaffaPutroPurnomo
Hai, cantik. Lagi apa? Udah makan belum ?
Jangan ganjen sama cowok lain ya...
I Love you. And I miss you.
Read 10:30


DeaAgustina
Kepo. Udah mau lulus masih aja bolos.


Balasan Dea sudah terkirim tapi kenapa Daffa tidak langsung membalas pesan darinya? Padahal Daffa itu selalu mengganggu Dea. Apa Daffa sudah bosan mengganggu Dea? Pasti hampa kalau Daffa berhenti mengganggu Dea. Dan kalau hampa, itu berarti sepi. Kalau sepi, pasti ada hantu. Dan kalau ada hantu Dea itu takut. Kalau sudah takut bisa-bisa Dea pingsan. Kalau pingsan Dea pasti tidur. Dan kalau tidur, apa ada pangeran yang mau menciumnya? Jika ada Dea harap orangnya tidak seperti Daffa.

Kriteria Dea sebenarnya tidak susah kok. Cowok itu harus; pintar, rajin belajar, rajin beribadah, Soleh, nggak nakal, SWAG, kaya, baik, nggak pelit, cool, rajin menabung, tidak sombong, jago beladiri dan yang terpenting... TAMPAN.

Dea menggelengkan kepalanya kenapa ia jadi ngelantur seperti ini. "Fokus Dea..." Ujarnya menyemangati dirinya sendiri.

Dea kembali fokus terhadap soal di lembar kerja siswa miliknya. Sesekali rawut wajahnya berubah menjadi ekspresi orang yang sedang bingung. Namun, bukan Dea namanya jika soal biologi saja tidak dapat terpecahkan oleh dirinya, sang ratu istana milik mamah dan papah nya. Tak terasa kini tugas yang ia kerjakan sudah selesai. Dea merenggangkan ototnya sekedar merilekskan otaknya yang sudah berfikir hampir tiga puluh menit.

Dirinya menatap kearah Juli yang masih asik menyalin catatan miliknya. Dan tak lama...

"De, nanti minjam lembar kerja siswa punya lo ya" Juli membuka pembicaraan diantara mereka berdua.

"Loh? Memangnya nggak bawa?" Dea heran dengan Juli, bagaimana anak yang selalu teliti itu tidak membawa jadwal pelajaran hari ini?

"Bawa sih... tapi mau lihat jawaban punya Dea. Gue lagi nggak bisa mikir de" Jawab juli sambil senyam-senyum.

"Huh. Bilang aja mau nyontek" Jawab Dea dengan nada juteknya itu.

Juli hanya bisa tersenyum saat melihat teman sebangkunya itu kesal. Perlu kalian tau, wajah Dea saat kesal, lebih cantik di banding wajah Dea yang sedang tersenyum. Entah kenapa yang jelas hanya Dea dan Tuhan yang tau.

•••

Daffa baru keluar dari kamar mandi tiga puluh menit setelah nya, dirinya benar-benar terkena diare. Perutnya terasa sakit. Namun, susah untuk di keluarkan. Dengan langkah yang lemas, Daffa berjalan ke arah tempat tidur Hello Kitty nya itu.

Ting...

Ponsel bergambar apel tergigit itu bergetar dan berbunyi. Menandakan bahwa ada notifikasi yang masuk. Daffa segera mengecek handphonenya. Mimpi apa ia semalam saat melihat nama sang pengirim pesan adalah; Dea, sang pujaan hatinya. Atau mungkin ini sebuah karunia dari Allah karena Daffa selalu berdoa agar dirinya berjodoh dengan Dea, kelak.

DeaAgustina
Kepo. Udah mau lulus masih aja bolos.
Read 11:00

"Tiga puluh menit yang lalu? Ya ampun Daffa lo bodoh banget sih. Cewek yang lo suka balas pesan lo, lo malah asik di toilet nungguin si kuning keluar." Gerutu Daffa karena tingkah nya yang lebih mementingkan si kuning dari pada Dea.

Daffa tersenyum senang, tak lama kemudian dirinya berdiri di atas kasur dan segera melompat-lompat seperti anak kecil yang mendapat hadiah sepeda baru. Daffa terus melompat sambil menyerukan 'yes'. Namun, seketika ekspresinya menunjukan ekspresi kesakitan. Dirinya langsung berlari menuju kamar mandi. Padahal dirinya belum membalas pesan dari Dea. Maafkan babang Daffa yang manis ini ya Dea.

•••

Sumpah ini pendek banget. So, sorry for that.

Ily from ... km

Keep vote, comment, and share.
See you next chap....

DafdeiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang