Part 2

4.2K 440 28
                                    

Ragu-ragu, Tiffany melangkahkan kakinya menuju ruangan pimpinannya. Dia harus menemui sang CEO baru untuk memberikan laporan. Padahal, bertemu Taeyeon adalah hal yang paling ingin dia hindari saat ini. Kejadian tempo hari masih terlalu membekas di ingatan Tiffany.

Tok! Tok! Tok

Tiffany mengetuk pintu ruangan Taeyeon.

“Masuk!” terdengar suara Taeyeon dari dalam.

“Anda memanggil saya, Miss Kim?” tanya Tiffany.

“Ah iya, Miss Hwang. Saya membutuhkan laporan dari divisi marketing bulan ini,” jawab Taeyeon.

“Baik, Miss Kim.”

Tiffany menyampaikan laporan dari divisinya secara jelas dan detail. Sementara Taeyeon memperhatikan Tiffany dengan serius, tak mau ada satu informasi pun yang terlewatkan.

“Sekian yang dapat saya sampaikan, Miss Kim. Apa ada yang perlu Anda tanyakan?”

“Saya rasa cukup. Saya harap Anda tak mengecewakan saya ketika rapat besok.”

“Saya akan berusaha semaksimal mungkin, Miss Kim. Saya permisi dahulu.”

“Silakan, Miss Hwang.”

Tiffany menghela nafas lega. Dia merasa beruntung karena Taeyeon menunjukkan sisi profesionalnya tadi. Entah apa yang akan terjadi jika Taeyeon kembali ke sosok genit dan suka menggodanya seperti waktu pertama kali mereka bertemu.

Tiffany pergi menuju toilet karena harus memenuhi panggilan alam. Selesai melaksanakannya, Tiffany membetulkan riasan wajahnya. Saat itulah, Tiffany melihat sosok menyebalkan yang kembali muncul dengan senyum evil yang ia benci. Sepertinya, tadi, Tiffany terlalu cepat mengambil kesimpulan.

“Hallo, Nona! Ah, aku mesti memanggilmu Stephanie atau Tiffany? Senang bertemu denganmu lagi!”

“Miss Kim, apa yang Anda lakukan di sini?”

“Ini toilet umum, Nona. Apa kau tak merindukanku? Aku sangat merindukanmu. Aku sangat senang begitu tahu kau salah satu manajer di perusahaan ini. Dunia begitu sempit, bukan?”

“Permisi Miss Kim, saya harus pergi dari sini!”

Well, tak semudah itu, Tiffany!”

Taeyeon merapatkan jarak antara dirinya dan Tiffany, membuat Tiffany tak bisa bergerak karena tertahan oleh westafel di belakangnya. Taeyeon semakin membuat Tiffany terdesak. Hembusan nafasnya begitu terasa di wajah Tiffany.

“Lepaskan saya, Miss Kim atau saya akan melaporkan Anda karena melakukan pelecehan!”

“Tak perlu repot-repot, Nona. Aku hanya ingin mencuci tanganku. Kau menghalangiku,” kata Taeyeon santai.

Tiffany pergi meninggalkan Taeyeon. Mukanya tampak merah menahan amarah. Sedangkan Taeyeon menunjukkan smirk-nya. Ia berhasil menggoda Tiffany lagi.

Entah dosa apa yang Tiffany lakukan. Kesialan terus saja menimpanya akhir-akhir ini. Setelah beberapa hari yang lalu bertemu dengan orang paling menyebalkan sedunia, Kim Taeyeon. Lalu, orang itu ditakdirkan menjadi atasannya. Kali ini, dia harus menerima kenyataan bahwa mobilnya mogok dan satu-satunya orang yang bisa menolong Tiffany adalah Kim Taeyeon. Tiffany baru menyadari betapa bodohnya ia terlalu bersemangat menyelesaikan pekerjaannya sampai larut malam.

“Kau perlu bantuan, Tiffany?”

“Tidak, Anda bisa pulang, Miss Kim!”

“Kau yakin? Kurasa ini terlalu malam. Kau tahu sangat jarang taksi lewat di sekitar sini dan ini sudah lewat dari jam operasi bis umum.”

I Hate You, But... [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang