Part 12

4.1K 417 82
                                    

Tiffany semakin berburuk sangka saat perempuan yang berduaan dengan Taeyeon tempo hari itu melempar senyum kepada kekasihnya.

"Fany-ah, kenalkan ini Eonnie-ku, Lee Hanui," kata Taeyeon mengenalkan perempuan di hadapan mereka, perempuan itu tersenyum.

"Eonnie? Bukankah Taeyeon tak punya saudara? Lalu, namanya Lee Hanui? Sepertinya tak asing?" Tiffany terus bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Fany-ah, kenapa melamun? Lee Hanui Eonnie adalah orang yang menjagaku selama aku kuliah di luar negeri. Aku sudah menganggapnya sebagai kakak kandungku."

"Uhm, maaf jika aku kurang sopan. Tiffany Hwang imnida," Tiffany membungkukkan badannya.

"Lee Hanui imnida. Wah, pacarmu cantik sekali Taeng!" puji Hanui, kecantikan kekasih Taeyeon ternyata melebihi ekspektasinya.

"Tentu saja, dia wanita tercantik di dunia ini!" bangga Taeyeon, ia tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang mirip iklan pasta gigi.

"Kaujuga cantik, Eonnie," puji Tiffany, Tiffany sebenarnya masih belum paham bagaimana mungkin si arogan Taeyeon bisa menganggap perempuan di hadapannya itu kakak? Mereka lebih cocok sebagai sepasang kekasih, tetapi dirinya tentu saja lebih pantas.

"Nah, Kim Taeyeon, karena hari ini kaupunya kekasih baru, kauharus menraktirku!"

"Aish... Tapi kaulebih tua dan kaya dariku, Eonnie. Apa kautak merasa perlu menraktir adikmu yang imut ini?"

"Apa kautak malu dengan kekasihmu, huh? Bagaimana mungkin kaumemintaku menraktir?"

Tiffany hanya memerhatikan kedua orang itu dengan perasaan tak menentu. Mereka terlihat sangat akrab. Dia seperti tak terlihat dan berada di dunia lain. Taeyeon juga tak memerhatikannya. Apa dia cemburu? Mungkin saja. Dia tak pernah melihat Taeyeon bersikap seperti itu kecuali pada dia dan Yul.

"Fany-ah, kamu melamun, eoh? Ada apa?" tanya Taeyeon, dia merasa ada yang janggal dengan Tiffany.

"Uhm, aniyo, Tae. Aku tiba-tiba saja teringat pekerjaan yang kauberikan padaku," jawab Tiffany, dia tak bisa menceritakan apa yang dia rasakan secara jujur saat ini.

"Haha... Apa dongsaeng-ku ini sangat galak?"

"Ne, dia sangat galak Eonnie. Dia bahkan sempat mempermalukanku di depan umum saat rapat dan menyobek hasil laporanku."

"Oh My Gosh, Taeng, kautak boleh bersikap seperti itu pada orang yang kausuka! Pantas saja Tiffany sulit luluh!" Hanui menjewer kuping Taeyeon.

"Yak! Sakit! Aku kan hanya bersikap profesional!"

"Kauselalu saja mengutamakan pekerjaanmu. Aku pikir kautak akan punya kekasih, Taeng. Haha"

Hanui dan Taeyeon saling menggoda dan melempar canda. Sesekali, Tiffany menimpali supaya mereka tak curiga dengan ketidaknyamanan yang ia rasakan. Sungguh, Tiffany lebih memilih berdiam diri di rumah saja jika dia tahu kejadiannya akan seperti ini.

***

Taeyeon mengantar Tiffany pulang ke apartemen Jessica. Ya, Tiffany masih menumpang di sana meskipun Taeyeon sudah berulang-ulang membujuknya untuk tinggal bersama. Begitu sampai, Tiffany langsung keluar dari mobil.

"Terima kasih sudah mengundangku makan malam, Tae. Aku masuk dulu. Hati-hati di jalan!" Tiffany meninggalkan Taeyeon begitu saja, Taeyeon segera menyusulnya.

Taeyeon menarik tangan Tiffany, "hei, tunggu, Fany-ah! Apa ada yang salah, hum?"

"Tidak ada yang salah, Tae. Aku hanya lelah dan ingin beristirahat."

I Hate You, But... [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang