Part 6

3.6K 418 49
                                    

Tidur! Satu kata yang dibutuhkan Tiffany saat ini. Setelah pulang dari perjalanan ke Singapura yang melelahkan, dia hanya ingin menghabiskan hari liburnya untuk beristirahat. Setidaknya itulah gambaran yang ada di kepala Tiffany. Namun, kenyataan kadang tak seindah harapan. Harapan Tiffany pupus seketika saat suara bel mengganggu waktu istirahatnya. Dengan setengah hati, Tiffany melangkahkan kakinya untuk membuka pintu apartemennya.

“Taeyeon? Apa yang kau lakukan di sini?” lagi-lagi gadis berwajah imut itu yang muncul di hadapan Tiffany.

“Aku ingin bertemu denganmu,” jawab Taeyeon dengan muka tak bersalahnya.

“Taeyeon, kita  baru beberapa jam yang lalu bertemu. Aku sangat lelah. Aku ingin beristirahat.”

“Tapi, aku ingin melihatmu, Tiffany. Aku tahu kau sangat lelah. Karena itu, aku akan membawamu ke tempat pijat langgananku. Aku jamin, tubuhmu akan kembali segar.”

“Kau berlebihan, Taeyeon.”

“Aku juga bisa memijatmu kalau kau mau. Aku pernah belajar pijat refleksi, bahkan mendapat sertifikat telah teruji.”

“Taeyeon, pulanglah, aku hanya butuh tidur!”

“Tiffany, please… izinkan aku bersamamu sebentar saja.”

“Taeyeon, hentikan aegyo-mu itu! Sangat tak pantas dengan sikap dinginmu di kantor.”

“Tiffany, please… please… setidaknya izinkan aku masuk.”

“Aish, baiklah, tapi jangan menyesal jika aku tak bisa menanggapimu. Aku benar-benar butuh tidur.”

Gumawo, Tiffany.”

“Ingat, kau tak boleh menggangguku dan tak boleh masuk ke kamarku! Kau bisa menonton televisi jika bosan dan kamar mandi ada di dekat dapur jika kau butuh.”

“Okay… Kau boleh tidur, Tiffany.”

“Ingat, jangan berbuat mesum terhadapku!”

“Tapi, Tiffany, kita bahkan sudah melakukan ‘itu’. Kenapa kau merasa khawatir?”

“Jangan mengingatkanku tentang malam itu, Taeyeon! Kau tak mau kuusir dari sini? Atau kau mau pernyataan cintamu itu kutolak?”

Ani! Ani! Ani! Aku hanya menggodamu. Tidurlah, Nona Cantik!”

“Nah, sesekali kau perlu menuruti kata-kataku,” kata Tiffany meninggalkan Taeyeon menuju tempat tidurnya.

Taeyeon menelusuri apartemen Tiffany. Hampir seluruh ruangan dia singgahi, kecuali kamar tidur tentunya. Apartemen Tiffany memang tak seluas penthouse miliknya, tetapi sangat nyaman, rapi, dan bersih. Taeyeon cukup kagum dengan Tiffany yang berhasil merawat apartemennya dengan baik. 

Setelah puas berkeliling, Taeyeon dilanda kebosanan. Terbesit keinginan untuk mengganggu Tiffany, tetapi dia sadar jika Tiffany butuh istirahat. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk memasak. Taeyeon pergi ke dapur dan mengecek bahan makanan yang ada. Sayangnya, tak ada bahan masakan yang bisa diolah, hanya tersedia buah-buahan dan makanan instan.

“Aish… Kenapa dia tak menyimpan bahan makanan? Membuatku khawatir saja. Apa aku perlu belanja? Atau delivery order saja?”

Taeyeon memutuskan untuk memesan makanan saja karena waktu yang tersisa tidak lama. Dia juga tak terlalu paham daerah tempat tinggal Tiffany. Beberapa saat kemudian pesanan Taeyeon datang. Dia pun membangunkan Tiffany untuk makan siang bersama.

Tok! Tok!  Tok!

“Tiffany, bangun! Sudah waktunya makan siang!”

Tiffany mengusap matanya, dia terbangun mendengar suara Taeyeon.

I Hate You, But... [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang