Part 3

3.7K 415 40
                                    

Tiffany terus-menerus berkumur dan membasuh mulutnya. Dia merasa begitu bodoh karena mengizinkan Taeyeon mencium bibirnya dan bahkan dia membalas ciuman itu. Kini ia merasa risih dengan bibirnya sendiri, apalagi jika mengingat bibir itu telah disentuh bibir Taeyeon.

“Uhh, makhluk pendek itu sungguh membuatku emosi! Dan kau, Tiffany, you’re so stupid!” Tiffany terus mengutuk Taeyeon dan kebodohan dirinya sendiri.

Setelah berkali-kali menenangkan diri, Tiffany mencoba melupakan kejadian yang merendahkan harga dirinya tersebut. Dia berusaha untuk mengistirahatkan tubuhnya. Namun, bayangan si evil midget menciumnya dalam keadaan sadar terus muncul, bagai mimpi buruk yang berputar di otaknya.

“Da*n, Tiffany! Lupakan kejadian memalukan tadi dan segera tidur! Jangan sampai kau terlambat lagi besok!”

Di tengah kegelisahan Tiffany, ponselnya berbunyi. Awalnya Tiffany tak peduli, tetapi karena terus-menerus berbunyi, Tiffany terpaksa mengangkatnya. Dia berasumsi mungkin itu panggilan penting.

“Hallo, siapa ini?”

“Tiffany, ini Taeyeon! Kumohon jangan tutup dulu, ada yang ingin kubicarakan.”

“Aish… Manusia Pendek! Apa kau tak bisa berhenti menggangguku? Kau tahu ini jam berapa?”

“Aku tahu. Aku tak bisa tidur.”

Mwo? Kau meneleponku malam-malam karena kau tak bisa tidur? Pergi tidurlah dan berhenti menggangguku!”

“Aku tak bisa tidur karena terus memikirkanmu. Aku ingin tidur di sampingmu seperti kemarin. Itu sangat indah, Tiffany.”

“Itu bukan urusanku! Aku akan menutup panggilan ini! Bye, Kim!”

“Uhm, baiklah, maaf telah mengganggumu. Good night My Princess! Jangan lupa memimpikanku, oke?”

“Aish… Dia bahkan tak berhenti menggangguku tengah malam begini!”

Entah karena sudah terlalu lelah atau karena sudah mendengar suara Taeyeon, akhirnya Tiffany berhasil tertidur.

***

Tiffany menggenggam tangan Taeyeon. Mereka memperhatikan matahari yang akan kembali ke peraduannya. Sebuah pemandangan senja yang begitu indah. Pemandangan itu semakin indah karena orang yang dicintainya berada di sampingnya.

“Senja yang indah,” kata Tiffany.

“Ya, tapi gadis di sebelahku lebih dari indah,” kata Taeyeon membuat pipi Tiffany bersemu merah.

“Sweet talker!”

“Just for you. Hum, Fany-ah?”

“Hum, ada apa, Tae?”

“Saranghae.”

Taeyeon menatap Tiffany. Tatapan yang begitu intens hingga Tiffany terhanyut ke dalamnya. Dia menyentuh pipi Tiffany. Tatapannya beralih, menuju bibir Tiffany. Taeyeon semakin memperpendek jarak di antara keduanya. Hingga akhirnya, bibir mereka hampir bersentuhan dan…

Kriiinggg!!!

Bunyi alarm membangunkan Tiffany. Tiffany tak habis pikir, bagaimana yeoja bertampang polos, tapi mesum itu bisa masuk ke mimpinya? bagaimana Tiffany bisa menghindar dari Taeyon jika dalam mimpi saja yeoja menyebalkan itu terus menghantuinya?

God! Bahkan ia mengikutiku sampai ke dalam mimpi! Aku bisa gila!”

***

Tiffany berangkat ke kantor dengan lesu. Sejak kehadiran Taeyeon sebagai CEO di kantornya, ia memang tak lagi bersemangat untuk bekerja. Dia hanya datang ke kantor untuk memenuhi tugasnya, tak ada lagi ambisi besar seperti yang dahulu ia miliki.

I Hate You, But... [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang