Part 7

3.5K 396 30
                                    

Apa kau penasaran denganku? Bagaimana jika kita bertemu hari ini?

Jika kau tertarik, hubungi aku di +82xxxxxxxx

Tiffany terus membaca sticky note yang tertempel di kotak hadiah dari pengagum rahasianya. Apa dia penasaran? Tentu saja! Tiffany ingin tahu setengah mati siapa orang yang selama ini memberinya semangat secara diam-diam itu. Setelah mempertimbangkan banyak hal, dia memilih untuk menghubungi orang tersebut. Dia mengirim pesan kepada nomor yang diberikan oleh orang misterius tersebut.

To: X

Hai, aku Tiffany! Aku mendapat pesan darimu untuk menghubungimu di no ini.

From: X

Hai, Tiffany! Apa kau ingin bertemu denganku? Aku akan menjemputmu pukul 20.00.

To: X

Kau tahu alamat rumahku? Bisakah kita bertemu di lain waktu? Aku ada janji pukul 20.00.

From: X

Tentu saja! Tak ada yang tak kuketahui tentangmu! Baiklah, mari bertemu pukul 19.30. Aku janji tak akan memakan waktu lama.

To: X

Okay!

30 menit, Tiffany berharap dalam waktu tersebut ia bisa menyelesaikan pertemuannya. Bagaimana pun juga, dia telah berjanji untuk bertemu dengan Taeyeon di hari yang sama. Tiffany tak mau mengecewakan gadis mungil itu, tetapi ia juga tak mau melewatkan kesempatan untuk bertemu dengan pengagum rahasianya. Apa Tiffany serakah? Mungkin saja. Namun, ia tak bisa membohongi keinginan hatinya untuk bertemu Taeyeon dan orang misterius yang selalu mengiriminya hadiah kecil nan manis.

***

Pukul 19.30, Tiffany telah selesai bersiap. Dia segera keluar dari apartemennya. Dia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, mencari sosok asing dengan ciri-ciri yang telah disebutkan oleh si pemilik. Pria tinggi yang memakai celana hitam dan kemeja biru. Sesaat kemudian, sosok pria yang sama persis dengan ciri-ciri tersebut muncul di hadapan Tiffany. Tiffany sangat terkejut saat melihat pria tersebut.

“Kau mencariku?”

“Minho? Kenapa kau ada di sini?”

“Uhm, aku orangnya. Si Pengagum Rahasia.”

“Kau bercanda?”

“Tidak, Tiff. Ayo, kita ke mobilku! Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat.”

“Tapi, aku tak bisa berlama-lama, Minho.”

“Ya, 30 menit, kan? Aku akan mengembalikanmu sebelum pukul 20.00, Nona Cinderella.”

“Baiklah.”

Minho membawa Tiffany ke sebuah restoran Italia. Perlakuannya begitu manis. Dia membukakan pintu untuk Tiffany dan memberinya sebuket bunga. Sesampainya di sana, mereka duduk di sebuah kursi yang sepertinya telah dipesan oleh Minho sebelumnya.

“Tiff, tunggu dulu di sini. Aku punya hadiah untukmu,” kata Minho, sesaat kemudian, dia naik ke atas panggung.

Di atas panggung, Minho menyanyikan lagu yang khusus dia persembahkan untuk Tiffany. Setelah selesai bernyanyi, ia meminta Tiffany untuk naik ke atas panggung.

“Tiff, aku sudah mencintaimu sejak lama. Maukah kau menjadi pacarku?” tanya Minho, sambil berlutut di hadapan Tiffany.

“Terima! Terima! Terima!” para pengunjung restoran bersemangat mendukung Minho.

“Minho, bisakah aku menjawab pertanyaanmu di luar saja?” bisik Tiffany pada Minho.

Muka Minho kemudian terlihat pucat. Dia tahu, apa maksud Tiffany memilih untuk menjawab pertanyaannya di luar restoran. Tiffany tak ingin mempermalukan Minho dengan menolaknya di depan umum. Sesaat kemudian, Tiffany mencium pipi Minho agar lekas bisa terlepas dari situasi tak mengenakkan tersebut.

I Hate You, But... [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang