15. Unexpected

3.1K 365 35
                                    

Taeyeon bergegas menuju rumah sakit setelah pekerjaannya selesai. Dia sengaja tak membawa Tiffany karena tak ingin membebani gadisnya. Di sana, ia sudah ditunggu oleh polisi yang menghubunginya.

"Selamat sore, Nona Kim!"

"Selamat sore, Pak!"

"Apa Anda terkejut karena saya menyuruh Anda datang ke sini bukan kantor polisi?"

"Iya, sebenarnya, apa yang sudah terjadi?"

"Tersangka sudah meninggal dunia karena bunuh diri."

Taeyeon terkejut, "bolehkah aku melihat mayatnya?"

"Silakan Nona Kim, ada di ruang mayat. Mari saya antar."

Taeyeon masuk ke ruang mayat bersama polisi dan petugas rumah sakit. Taeyeon tak terkejut ketika melihat siapa pelakunya. Mayat yang telah terbujur kaku itu adalah Hyuna. Namun, dia tak menyangka jika Hyuna akan bunuh diri.

"Apa dia benar-benar bunuh diri?" tanya Taeyeon tak yakin.

"Benar Nona, tak ditemukan tanda-tanda kekerasan di dalam jasadnya. Dia dipastikan meninggal karena bunuh diri. Namun, kami belum menemukan motifnya," jelas polisi.

"Apa tak ada barang bukti yang membantu?"

"Tak banyak barang bukti di TKP. Hanya ditemukan beberapa lembar surat dokter yang menunjukkan dia sedang menjalani pengobatan kejiwaan."

Gulp. Taeyeon menelan ludah. Apa ini karena dia memecat Hyuna dari pekerjaannya? Apa dia turut andil dalam kasus bunuh diri Hyuna?

"Baiklah, tolong selidiki kasus ini lebih lanjut," pinta Taeyeon, meskipun kasus teror terhadap kekasihnya sudah usai, tetapi dia ingin tahu apa penyebab Hyuna nekad bunuh diri.

"Siap, Nona. Saya akan memberitahu Anda jika kami menemukan petunjuk baru."

"Terima kasih, Pak Lee."

***

Taeyeon meninggalkan kantor polisi dan bergegas menjemput Tiffany di rumah Jessica. Dia sudah berjanji untuk mengajak Tiffany menonton film di bioskop. Mobil Taeyeon melaju kencan karena dia sudah terlambat. Kekasihnya pasti akan mengomel karena ini. Untung saja jalanan tak terlalu padat sehingga dia bisa sampai dengan cepat.

"Dari mana saja kau baru datang?" tanya Tiffany kesal, dia sudah terlihat rapi, berbanding terbalik dengan Taeyeon yang kumal dan belum mengganti pakaian kerjanya.

"Maaf, Princess, aku tadi ada urusan pekerjaan."

"Pekerjaan sepenting apa sampai nomormu tak aktif, huh? Kau membuatku khawatir."

"Maaf, Pany-ah, hpku lowbat tadi. Lagi pula, aku sampai di sini dengan selamat bukan. Ayo, masuk ke mobil! Kita bisa ketinggalan nonton film yang kamu idamkan."

"Aku tidak mood lagi," Tiffany menyilangkan tangannya di depan dada, bibirnya mengerucut karena kesal.

"Hmm, benarkah? Lalu apa yang kamu inginkan, Princess?" Melihat Tiffany merajuk, Taeyeon justru merasa gemas, ia mengacak rambut Tiffany. "Bagaimana kalau kita ke rumahku saja, hum? Aku akan memasakkanmu menu spesial ala Chef Kim."

"Mungkin lebih baik kau pulang saja, Tae. Lagi pula, kau baru saja selesai bekerja. Kau pasti lelah."

"Ani. Aku tak merasa lelah jika bersamamu. Melihatmu saja sudah menambah energiku. Apalagi saat melihatmu tersenyum, rasa lelahku hilang seketika."

Tiffany hampir tersenyum mendengar perkataan Taeyeon, tetapi dia masih kukuh, "pulanglah, Tae."

"Ah, iya, aku punya sesuatu untukmu. Tadi, aku melihatnya di mall sesaat sebelum bertemu dengan klien. Aku rasa, ini cocok denganmu," Taeyeon meraih tangan Tiffany, dia memakaikan sebuah gelang di tangan Tiffany.

I Hate You, But... [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang