Part 10

3.7K 387 38
                                    

Satu bulan setelah kejadian percobaan penusukan yang dilakukan oleh Hyuna, Tiffany dan Taeyeon tak pernah melihat batang hidung Hyuna lagi. Kehidupan keduanya pun kembali berjalan seperti sedia kala. Ayah Tiffany telah pulang ke Amerika sehingga Tiffany hidup sendiri seperti sebelumnya. Sementara hubungan antara Taeyeon dan Tiffany masih belum beranjak dari zona pertemanan. Tak seperti sebelumnya, Taeyeon lebih hati-hati dalam mendekati Tiffany dan Tiffany lebih membuka diri kepada Taeyeon. Di sisi lain, Minho masih belum menyerah untuk mendekati Tiffany. Meskipun sudah berkali-kali ditolak, ia masih saja berusaha mendapatkan hati Tiffany. Minho masih mengirimi Tiffany hadiah dan sesekali mengajaknya makan atau jalan-jalan. Namun, sekarang Tiffany bersikap lebih tegas. Dia tak mau menerima hadiah dan ajakan dari Minho.

Hal lain yang terjadi dalam  kehidupan Tiffany dan Taeyeon adalah mereka semakin sibuk. Seperti hari ini,  Tiffany terpaksa bekerja lembur karena harus menyelesaikan pekerjaannya. Tercapainya kesepakatan dengan perusahaan di Singapura membuatnya mendapat tanggung jawab yang lebih besar. Dia pun menjadi lebih sering pulang malam karena terus dikejar deadline. Setelah pekerjaannya selesai, Tiffany membereskan barang-barangnya. Saat Tiffany hendak meninggalkan kantor, dia melihat Taeyeon. Sama seperti dirinya, Taeyeon terlihat sangat lelah. Namun, senyuman mengembang di bibir gadis imut itu, apalagi saat melihat Tiffany, seyumnya mengembang semakin lebar.

“Selamat malam, Miss Kim!” sapa Tiffany mencoba membuat Taeyeon kesal.

“Aish… Kau tahu aku paling tidak suka dipanggil Ms. Kim olehmu. Lagi pula jam kerja sudah selesai,” Taeyeon mem-pout-kan bibirnya, ia terlihat kesal.

“Tapi aku senang memanggilmu Ms. Kim karena kau tampak menggemaskan saat kesal,” ucap Tiffany, sukses membuat pipi Taeyeon merona.

“Kau mau kuantar?”

Aniyo, aku membawa mobil, Tae.”

“Baiklah. Kalau butuh apa-apa kau bisa menghubungiku. Aku tersedia 24 jam.”

“Haha kau memangnya kau apa?”

Your guardian angel.

“Gombal. Kalau begitu aku pulang dulu, Tae.”

“Oke. Hati-hati di jalan. Kau harus memberitahuku jika sudah sampai.”

“Siap, my guardian angel! Kau juga harus hati-hati. See you, Tae!”

See you, Fany!”

Tiffany mengecup pipi Taeyeon sehingga membuat wajah nama terakhir memerah seperti kepiting rebus.

***

Tiffany telah sampai di apartemennya. Dia membuka pintu apartemennya. Saat itulah, Tiffany mendapat kejutan tak menyenangkan. Apartemennya terlihat sangat berantakan. Barang-barang yang sebelumnya telah ditata rapi, menjadi tak beraturan. Sampah berserakan. Pecahan kaca di mana-mana. Dia bahkan melihat bercak darah berceceran. Tiffany sangat syok. Di tengah keterkejutannya, dia melihat pesan dari si pelaku di dinding apartemennya dengan warna merah darah bertuliskan “You will die.” Tubuh Tiffany gemetar, ketakutan merasuki dirinya. Dengan sisa tenaganya, dia mencoba menghubungi Taeyeon.

“Tae…bi…bi…sakah kau ke… ke..mari?”

Beberapa menit kemudian, Taeyeon telah sampai di tempat tinggal Tiffany. Taeyeon juga terlihat terkejut melihat kondisi apartemen Tiffany. Namun, pandangannya langsung teralih kepada Tiffany yang terduduk lemas di pojok ruang tamu. Tiffany masih syok, dia memegangi kedua lututnya. Taeyeon segera menghampiri dan memeluk Tiffany. 

“Tae…”

“Fany, kau baik-baik saja?”

“Tae…”

I Hate You, But... [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang