Angka 28

10 1 0
                                    

Hari ini kudihibur tangis bocah yang tak boleh salah.
Diruang sepetak dengan kertas-kertas yang berangtak.
Aku tersendak dalam nalar hingga ke otak.
Gambaran bocah yang berlagak dang mendongak.

Pandanganku tertarik pada kalender yang terpatri pasrah di tembok.
Tergembok paku di sudut-sudut yang belok.
Kulongok gambar angka-angka itu satu-satu.
Dan pandanganku terpatri diangka 28.
Kuingat kembali sekarang bulan Oktober.

Pancakara kumelawan lupa dan kutinggalkan nestapa cinta untuk sementara.
Kini gejolak di dada kembali membara, setelah kuingat sekarang Hari Sumpah Pemuda.

Para pemuda yang mendeklarasikan sumpah setianya.
Yang bertanah air satu.
Yang berbangsa satu.
Dan yang berbahasa satu.

Inilah gambaran pemuda yang berjiwa merdeka.
Yang tak merindukan tahta dan strata asalkan merdeka.
Para pemuda itu kembali melukiskan sejarah dengan tinta merahnya.
Yang kelak sejarah akan mensyarahnya.

Ade Maulana Aji
Cikarang, 28 Oktober 2017

Kerlingan Mata Penghuni Rumah Kardus {Sudah Dibukukan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang