Pagi itu...seperti biasa...
Aku bangun karena mendengar lonceng gereja yang berkumandang pada pukul 6 pagi. Yaa..aku beruntung sekali, setiap pagi aku tidak pernah bangun terlambat, akibat suara lonceng yang terdengar keras itu..
Aku membereskan tempat tidur dan perlahan menuruni anak tangga..
Seperti biasanya, mamaku sudah terlebih dahulu bangun untuk menyiapkan sarapan kami...yapz..she is the best mom in the worldSekilas tentang mamaku
Dia wanita hebat..
Dia adalah seorang guru BP di salah satu SMP di kotaku yang juga merupakan sekolahku..
Jurusan Psikologi dari Universitas ternama di Yogyakarta dan yaa sesuai dengan jurusannya dia sangat terlatih dalam menyampaikan kata demi kata yang dikeluarkan dari mulutnya. Aku sangat senang mendengarnya ketika ia menyampaikan kalimat kalimat penuh artinya itu. Keren..Ok, back to topic
Aku menyapanya "pagi mamm"
"Pagi" sahutnya pendek seraya tetap berfokus pada masakannya.
Aku segera mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Hal yang selalu kulakukan dan bisa dikatakan sudah menjadi kebiasaanku dari dulu, yaitu bersenandung ria di kamar mandi. Setiap pagi aku melakukannya. Kuambil botol shampoo dan berdiri di depan cermin berlagak seperti penyanyi Raisa yang sedang manggung di sebuah panggung yang sangat besar. Entah mengapa teman-temanku selalu berkata suaraku mirip dengan penyanyi Raisa, wajah ku juga. Sampai sampai aku punya julukan kedua di kelas (setelah "Miss Longest Name") yaitu "Raisa KW 2"
Ya...aku memang suka bernyanyi. Bukan hanya bernyanyi, aku juga bisa bermain organ dan piano. Aku sudah mencintai dunia musik dari dulu. Dan ya mungkin keturunan, karena kakekku,nenekku,papa,dan mamaku adalah seorang yang sangat cinta musik💕"Ayooo cepat Ochiiiiiiii!!!!" teriak mama yang ternyata sudah selesai mandi dan tinggal menungguku untuk sarapan. "Iyaaaaaaa Maaaaaa" teriakku tak kalah kuat, karena kesal Mama sudah memotong salah satu lagu Little Mix yang sedang ku nyanyi kan dengan teriakannya. "Heuhhh...padahal tadi mau masuk ke bagian Reff" gerutuku dalam hati.
~~~
Aku berjalan menuju koridor sekolah dan menyapa setiap teman yang aku kenal sambil tersenyum manis :p
Aku berjalan menaiki tangga karena kelasku terletak di lantai dua sekolah.~~~
Hari ini hari Kamis.
Hari yang paling aku suka
Karena tidak ada dia, tidak ada angka angka, tidak ada rumus-rumus yang membuatku muntaber setiap hari, tidak ada penjelasan rumit yang seharusnya membuatku paham, malah membuatku semakin pusing, tidak ada dia, yaa tidak ada MATEMATIKA. Thank you God...............~~~
Pelajaran dimulai.
Dibuka dengan pelajaran SBK.
Pak Silaban mengajarkan kami mengenai not angka. Hanya sebagian temanku yang mendengar dan memperhatikan beliau dengan sungguh sungguh. Yang lainnya malah sibuk dengan dunia nya sendiri. Ada yang ngobrol, baca novel, ngegosip, bahkan ada yang tidur. Tapi aku tidak. Aku selalu memperhatikan penjelasan yang diberikan guruku yang satu ini dengan baik. Walaupun kadang agak ngawur dan agak lari dari topik, aku senang mendengar penjelasannya. Sempat aku berpikir "seru kali ya, kalo setiap hari aku belajar SBK, tanpa ada pelajaran lain, terutama si Matematika itu".It's time to begin the third lesson
Suara mbak mbak bel akhirnya bersenandung. Menandakan pelajaran berikutnya akan dimulai. Yapz, PKn. Guru yang satu ini humoris pake banget. Setiap beliau masuk, perutku selalu sakit mendengar candaannya. Apapun bisa dijadikannya bahan candaan. Contohnya, hari ini. Ada satu temanku yang ingin permisi ke toilet.
"Pak, permisi. Mau ke toilet"
"Apa?"
"Permisi pak, mau ke toilet!!"
"Apa?"
"Mau ke toilet Pakkkkk!!!!"
"Oh..belum bisa"
"Kenapa?"
"Truk nya belum lewat" jawabnya santai
"Apa hubungannya pak??" tanya temanku yang sudah tak tahan lagi menahan pipisnya.
"Loh...tadi kan kamu bilang telolet, yaudah truknya blom datang"
Sontak kami semua tertawa terbahak bahak mendengar leluconnya itu. Yaaa dia memang humoris. Tapi jangan sekali sekali bercanda dengannya jika dia sedang menjelaskan materi pelajaran. Senjatanya selalu siap sedia menerkam.It's time to break
Suara mbak mbak tukang bel itu kembali terdengar.
Aku mengajak Laura, sahabatku untuk istirahat. Kami menuruni tangga dan tiba tiba....Brukkk...
Ada yang sengaja menubruk ku. Ternyata dia salah satu teman sekelas ku. Ria. Ia marah. Yaa dia marah..
"Heyyy....jalan pake mata dong, jangan pake pantat." katanya kasar padaku
"Loh..bukannya kamu yang sengaja nubruk kita bedua? Kok kamu jadi marah sama kami, sih???" kataku kesal.
"He'eh" Laura membelaku dengan ber "he'eh"Dengan tatapan sinisnya, ia berbalik badan dan pergi menjauh...
"Loh....kok malah pergi" kata Laura kesal.
"Sudahlah Ra" kataku
"Ihhhh...kesel tau nggak, chikkk. Dia yang nubruk, kok malah kita yang dimarahin. Awas ya nanti" kesalnya.
Aku tertawa melihat ekspresi wajahnya saat ini. Kalau dia sedang marah, wajahnya selalu memerah, seperti habis makan mie samyang ditambah dengan bon cabe level 20.
"Mungkin dia lagi dapet, Ra. Maklum aja lah. Yaudah, ke kantin yuk!" ajakku sambil menarik tangannya~~~
Tak terasa bel usai istirahat berbunyi. Semua siswa masuk kedalam kelas masing masing dan mengambil buku untuk pelajaran selanjutnya. Yeay.....Agama...
Aku mendengarkan semua penjelasan yang diberikan guruku dengan baik.
Dan tanpa kusadari, ternyata dari tadi ada yang memperhatikanku dari belakang, yaitu Ria. Ya...Ria yang tadi nubruk aku waktu istirahat. Ketika aku mencoba menoleh melihatnya, dia memalingkan wajah dan pura pura mencari kesibukan yang lain. Aneh...~~~
Bel pulang sekolah pun berkumandang. Bak suara malaikat yang datang dari surga. Semua murid berteriak tidak karuan sebagai bentuk pelampiasan mereka, karena sudah berada dalam penjara sekolah selama lebih kurang 6 jam.
Setelah berdoa, murid murid segera berhamburan keluar kelas, menyerupai gerombolan semut yang berlari ingin mengambil sebutir gula di atas meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATEMATIKA
RandomMATEMATIKA Pelajaran teraneh yang selalu membuatku berpikir "Mengapa kamu harus ada??" "Kenapa coba kamu diciptakan??" Namun.. Semua berawal dari Matematika.. Penasaran apa yang berawal? Kalo diceritain disini panjang guys. Makanya harus baca cerit...