10

578 22 0
                                    

Hari demi hari ku lewati. Dan entah kenapa aku merasa tak nyaman dengan keadaan ku seperti ini.
Sudah seminggu lebih aku tak bicara dengan Mama dan tentunya Pak Romgan. Sudah seminggu lebih juga aku malas belajar. Bahkan pr prku kadang kukerjakan di sekolah.
Aku merasa buntu. Tak tau harus apa aku sekarang.




Pagi itu seperti biasa. Belum ada sapaan hangat dari Mama saat aku turun menemuinya di dapur. Heuh biarlah pikirku. Aku melanjutkan aktivitas ku biasanya.
Aku masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi lalu sarapan dan bersiap pergi ke sekolah.

Tepat pukul 07.00 aku berangkat dari rumah. Sepanjang perjalanan aku memikirkan harus bagaimana kah aku saat ini? Entah mengapa timbul rasa bersalah di dalam diriku. Apakah aku harus minta maaf kepada Pak Romgan dan kepada Mama? Sebenarnya aku memang salah. Tapi aku terlalu egois dan selalu menganggap diriku paling benar. Aku pengen minta maaf tetapi...ah entahlah.

Sesampainya di sekolah aku langsung menuju ruangan kelasku. Aku tak sadar kalau dari tadi ada seseorang memanggilku. Saat aku menoleh ternyata dia adalah kakak kelasku yang kemaren aku senggol. Dia berlari menghampiriku dan berteriak "Tungguu, tungguu.. Ini bukuu kamuu..tadiiii jatuhh..."katanya dengan napas yang masih tersengal sengal.
Ternyata benar itu adalah bukuku. Lebih tepatnya buku diariku. Ha? Apa? Itu buku diariku.. Apakah dia membacanya? Ohh jangan sampai..

"Eh, Kak makasih ya" kataku cepat seraya mengambil buku itu.

"Sipp" katanya pendek

"Yasudah, aku pergi dulu ya" katanya

"Ehh ohh iya kak. Makasih sekali lagi dan maaf udah ngerepotin" kataku





MATEMATIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang