14

680 24 3
                                    

"Pagi, Cik" sapa Laura sahabatku
Hmm mungkin sudah cukup badmoodnya pikirku. Hubunganku dengan mama udah baik kayak dulu.

"Pagi juga, sahabat gue yang paling jelek" balasku dengan tertawa

"Wahhhh.. kamu gak badmood lagi?? Guysss.. pengumuman!! Ochi kaga badmood lagiiii!!!"teriaknya langsung sehingga membuat teman teman yang lain menatapku dan memperlihatkan ekspresi wajah yang tak tau ntah ekspresi apa itu.

"Lauraaa!! Dasarrr!! Malu maluin tauuu!!" kataku sambil menjambak kuncir kuda nya itu.

Hahaha, dia terkadang gila. Tapi entah kenapa aku selalu sayang sama mahluk yang satu ini.

Ting nong neng nongg
Bel masuk sekolah akhirnya berbunyi

Pelajaran pertama PKN. Baik baik dan  selo selo aja sih pelajaran yang satu ini. Malah terkadang ngebosenin. Yaa tapi gak ada masalah lah. Sok banget gua :"

Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Membuatku semakin takut dan semakin gugup ingin meminta maaf pada Pak Romgan. Sekarang sudah pembelajaran bahasa Inggris dan sudah terlewati satu setengah jam.

Ting nong neng nong! It's time to have break!

Istirahat

Aku mengajak Laura dan berkata padanya, aku mau bilang sesuatu.

"Ada apa Ochi cantik?? Tumben tumbenan kamu kayak gini. Biasanya langsung ngerocos aja kalo ngomong. Ini pake duduk di kursi taman nan indah dikelilingi..."

"Woy.. Aku mau bicara Laura Goldie Emeralda... Kalo kamu bicara terus gimana aku mau bicara?? Euhhh untung sayang" potongku karena kesal dia terus berbicara.

"Hehehhe, iya iya Ochi. Silakan nyonya! candanya lagi

Sempat kutatap dia dengan tatapan sinis akibat kekesalanku, tapi tak ada gunanya. Waktuku sedikit untuk menceritakannya. Istirahat cuman 15 menit

"Jadi gini. Aku mau minta maaf sama Pak Romgan. Tapi aku masih takut. Kata katanya juga gimana ya?

"Ohh begicuu... emang kapan? Nanti?"

"Iya, nanti wktu pembelajaran Pak Romgan"

"Hmmm... Yaudah minta maaf aja"

"Iya Laura, aku tauuu harus minta maaf.. Yang aku mau tanya caranya gimana??? Yaampunn"

"Hehehe" katanya cengengesan
"Iya iya. Gini aja. Nanti waktu bapak itu masuk, coba kamu perhatikan penjelasannya dengan baik Chi. Kan akhir akhir ini kamu ga pernah lagi merhatiin Pak Romgan. Nah, nanti setelah pulang sekolah, barulah kamu minta maaf. Kalo kata katanya yaa harus sopan lah"

"Hmmm.. Gitu ya.. Yaudah. Aku ikuti saran kamu. Doain aku yaa.. Gugup banget tau"

"Iyaa Ochiiii.. Pasti dimaafin kok"

"Makasihh sahabat gue yang paling baik" kataku sambil tersenyum padanya.

~~~

Akhirnya, saat yang ditunggu tiba juga,wkwk. Kami sudah berada di ruangan kelas dan tinggal menunggu Pak Romgan datang.
Itu dia, cepat cepat kuperbarui posisi duduk ku dan menegakkan kepalaku.

"Selamat Siang, anak anak"

"Selamat siang, Pak" jawab kami serempak.

"Hari ini kita masuk ke topik baru ya, yaitu TRANSFORMASI"

"Yes!" seru Kevin, sebangku ku.
Hmm, sudah biasa dia begitu. Aku kadang heran, kami sama sama makan nasi, tetapi kenapa bisa otaknya encer sekali.

"Baiklah Ochi. Perhatikan Pak Romgan dengan saksama" batinku dalam hati.

Yap, sesuai yang kami bicarakan tadi dengan Laura. Aku memperhatikan penjelasan yang diberikan Pak Romgan dengan saksama. Lebih tepatnya dengan sangat saksama. Sampai sampai saat Kevin memanggilku, aku tak mempedulikannya, malah bilang "jangan ganggu aku dulu, Vin"

Aku terus memperhatikan Pak Romgan dan rumus rumus Transformasi yang dituliskannya. Mulai dari Translasi, Rotasi, Refleksi, dan Dilatasi. Entah keajaiban apa yang terjadi, aku bisa paham dengan apa yang baru saja dijelaskan Pak Romgan. Kok aku bisa paham sih?

~~~

Setelah menjelaskan materi, Pak Romgan kemudian memberikan beberapa soal. Sesuai rumus yang sudah diberikan nya tadi, aku mengerjakan soal itu. Untuk materi yang satu ini, aku paham. Ya, karena memang pada dasarnya hanya hitung hitungan aja. Gak perlu pake penalaran segala.

Akhirnya aku selesai mengerjakan soal soal itu. TANPA BANTUAN KEVIN. Hm, sudah lama aku tak pernah seperti ini. Biasanya selalu minta bantuan Kevin, wkwk
Walaupun bukan pengantar yang pertama, setidaknya aku mengantar hasil pekerjaan ku sendiri. Kuantar kan hasil pekerjaanku itu kepada Pak Romgan. Aku menatapnya dan tersenyum kepadanya. Sepertinya dia heran. Wkwk

~~~


Tak terasa lonceng kembali berbunyi. Sudah waktunya pulang sekolah.
Kami semua berkemas untuk pulang, berdoa, kemudian menyalam Pak Romgan satu persatu.
Sengaja aku dan Laura menunggu teman teman yang lain menyalam terlebih dahulu. Setelah semua teman keluar, aku dan Laura menyalam Pak Romgan dan kemudian aku mengucapkan maaf ku.

"Pak"

"Ya?" Dia menatapku heran.

"Saya mau minta maaf atas kejadian kemaren. Saya akui saya salah. Saya keterlaluan, Pak. Maafkan saya" Tak kuasa menahan tangis, aku akhirnya menangis. Aku menyadarinya.

"Iya. Bapak maafkan kamu, nak. Bapak juga minta maaf terlalu kasar kemarin. Itu semua bapak lakuin karena bapak sayang sama kamu. Sayang sama semua murid murid bapak. Bapak tidak mau kalian hancur. Hobi itu memang penting, tetapi untuk saat ini belajar yang lebih penting. Jadikan hobi sebagai kegiatan sampingan saja ya, nak. Terima kasih sudah mau minta maaf"
katanya sambil mengusap pundak ku.

Lega.
Akhirnya semua selesai.
Aku tersenyum kepada Laura, mengucapkan terima kasih kepada Pak Romgan, dan permisi untuk pulang.








MATEMATIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang