9

554 18 11
                                    

Bruk
Aku merasa ada seseorang yang menabrak ku dari belakang sehingga membuat buku buku yang ku pegang terjatuh

"Eh, maaf. Aku enggak liat kamu tadi. Maaf ya. Aduh malah jatuh lagi. Sini aku bantuin"

"Oh, hehe gapapa kak. Santai aja. Udah udah aku bisa sendiri kok" sahutku. Aku memanggil dia kakak karena memang dia kakak kelas ku. Aku tak tau dia siapa dan namanya siapa. Yang ku tahu dia kakak kelasku.

"Hahaha, biasanya cewek bakal marah kalo ada yang nubruk. Eh, kamu malah bilang santai aja kak" canda nya

"Hahaha, kan tadi kakak bilang ga sengaja. Lagian buku aku gaada yang terbang ke tong sampah kan"

"Wkwkwk, iya iya. Eh btw nama kamu siapa? Kita sering berpapasan kan? Tapi gak pernah kenalan"

"Hehe iya ya kak. Nama aku Yosita panggil aja Ochi"

"Oooo. Gak ada niat nanya nama aku?"

"Ehh iyaa.. Ehh sorry kak.. Nama kakak siapa?

"Hahahaha. Nama aku Sadam Ebenezer, tapi lebih sering dipanggil Eben. Tapi terserah kamu mau manggil apasih"

"Oooo iya iya kak"

Tiba tiba bel masuk sekolah berbunyi memotong pembicaraan kami berdua.

"Wah udah bel kak. Aku duluan ya"

"Oh iya iya. Hati hati. Awas bukunya jatuh lagi"

"Hahaha, baik kak!" kataku seraya berlari menuju kelas.


Sesampainya di kelas, aku langsung duduk dengan gusar. Jangan tanya lagi. Iya benar. Moodku tak kunjung membaik. Bahkan hubungan ku dengan Pak Romgan juga sama, tak kunjung membaik. Aku tak pernah lagi mendengar penjelasannya dengan serius. Tak pernah lagi menatap mukanya. Dan Pak Romgan pun tak pernah lagi menyapaku.
Heuh, siapa peduli. Toh aku tidak mati hanya gara gara tidak berbicara dengan nya. Emang dia siapa?

MATEMATIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang