15

861 19 8
                                    

Nguehehehehhehe...
Hellowwww kawan kawanku semua.. Hellow para readerss..
Maafkan daku su lama tak ngapdet cerita gaje inih..
Udh berapa bulan ya? Ato bhkan tahun wkwk?
Yaaa maafin aku ya teman teman. Aku terus update lama lama. Ok ok aku bakal janji ngeupdate nya sering sering ya:) Karna aku lagi libur nih. Liburan kelas 9. Iya iya. Panjang. Dua bulanan gitu deh. Makanya aku bisa update sering sering :)

Makasih juga buat kalian yang selalu ngikutin cerita ini walopun masi gaje ya. Semoga utk part part selanjutnya readers nya makin banyak dan jangan lupa ya guys tinggalin comment dan vote nya:)

Baiklah mari kita lanjutkan cerita nya:) Enjoyyyyyy:)

Teng..teng..teng..
Untuk kesekian kalinya, kudengar kembali lonceng gereja itu.
"Wah sudah pagi ternyata" celetukku dalam hati.
Gut moning world!!

Langsung saja kubereskan tempat tidurku dan turun ke lantai bawah. Seperti biasa, Mama udh bangun dong.

"Pagi, Ma! Masak apa hari ini?"

"Pagii! Nih, lagi goreng ikan nila"

"Wahh sadappp!"

"Iya iya, cepat gih. Mandi dulu. Ntar telat kamu" kata Mamaku

"Oke Mama cantikk"

Ain't nobody hurt you like I hurt you
But ain't nobody love you like I do
Promise that I will not take it personal, baby
If you're moving on with someone new

"Kakkkk.. Jangan nnyi muluu! Cepetann!! Aku juga mau mandii!!" teriak adikku Josua.

"Ih adek! Kamar mandi sebelah kan ada. Ngapain mesti disini."

"Ah gasuka. Pengen nya disini"

"Bilang aja kamu takut sama ikan yang didalam ember itu"

"Eh enggak kok. Cepet!!!!!"

"Iya iya adekku zheyeng! Sabar napaa"

Akhirnya aku keluar. Sambil tersenyum meledek. "Dasar! Takut kok sama ikan hahhhaha"

Dia tak berucap apa apa, hanya mengeluarkan ekspresi wajah masam dan mata sinis nya. Hahahaha ekspresi wajahnya membuatku tertawa dan ingin terus meledeknya. Aku tau dia gamau kekamar mandi sebelah karena memang dia takut ngeliat ikan. Takut lompat ato takut digigit mungkin. Hahaha

Setelah selesai mandi dan berpakaian, kami makan bersama. Enggak semua sih. Ayah masih bobo. Kemaren pulangnya larut banget. Mungkin kecapean.
Di meja makan hanya ada aku, mama, dan si takut ikan wkwk

Tak terlalu byk bincang bincang di meja makan. Karna kami tau kalo terlalu lama berbincang, kami bisa telat.

"Josua, kakak, udah?"

"Udah, Ma!" jawab kami serempak

"Oke. Ambil tasnya. Kita berangkat"

Sesampainya di sekolah. Aku langsung menuju kelas.
"Hi Ochi!" sapa kawan kawanku

"Hi guys!"

"Cerah amat tu muka"
Seseorang berbicara dari belakangku. Ya, suara yang tak asing lagi bagiku. Sahabatku, Laura

"Ish biasa aja kok. Emg dri dulu muka gw cerah. Enggak kaya lo jerawatan"

"Yeee ga nyadar lo ya. Jerawat lo lebih parah dari gw"

"Hahaha suka kamu deh zheyeng"

"Ih tu kan tambah alay lo"

"Alay alay gini, lo sayang kan"

"Ih ogah deh"

Begitulah kami. Hahaha. Ya kadang alay dan menjijikan gitu. Tapi nth knpa aku selalu syang sama anak satu itu.

Bel tanda masuk mulai berbunyi.
Kami segera duduk ke bangku kami masing masing. Guru pun mulai datang ke kelas masing masing. Hari ini ada pelajaran Fisika, B. Indonesia dan ya les terakhir Matematika.
Tenang tenang. Hubunganku dngn Pak Romgan kan udh baik. Tak perlu takut lagi.

Pelajaran pertama kulalui dengan baik.
Walaupun setiap rumus rumus Fisika itu sbnrnya masih tidak terlalu kumengerti. Namun kalau aku belajar lagi dirumah, pasti akan cepat kumengerti.

Lanjut, tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Sudah tiba pelajaran B. Indo
Untuk pelajaran ini mungkin bisa dibilang salah satu pelajaran yang menjadi kegemaranku. Tidak ada hitung hitungan yang akan membuatku pusing.
Aku lebih suka pelajaran spt ini.
Hari ini kami belajar mengenai puisi. Dan kami disuruh utk berpasangan untuk membacakan sebuah puisi. Setiap pasangan diunjuk oleh Ibu Guru. Jadi ga boleh pilih pilih guys.
Dan akhirnya, aku kedapatan Ria. Masih kenal Ria? Hmm moga moga masih kenal. Aku tersenyum padanya saat kutau dia adalah pasanganku. Namun, ya kalian tau kan gmna Ria. Dia spt nya memang gasuka sama aku. Gatau kenapa. Dia tak membalas senyum ku dan hanya berkata "ayo keluar latihan"
Jujur, rasanya tidak nyaman sekali. Oke oke sabar chi, batinku dalam hati.

"Ri. Kamu bagian yang ini ya, aku bagian yang ini!"
Dia membalas dengan anggukan kepala.
Sombong amat si mbak, batinku

Mulailah aku membacakan bagian ku. Lalu dia membaca bagiannya. Sekali dua kali, cukuplah. Akhirnya kami berdua duduk di kursi lapangan. Eh iya aku lupa bilangnya. Jadi, semua murid tadi keluar ke lapangan untuk berlatih puisi.

Tak ada perbincangan diantara kami berdua. Kami hanya berdiam dan menatap lapangan yang sedang ramai diisi oleh siswa siswi yang sedang penjas.
Tak kusangka, mataku tersorot kpd salah satu siswa yang sedang bermain sepak bola bersama teman nya.

Itu kak Eben, kan? pekik ku dalam hati
Kulihat terus dan ya benar itu memang kak Eben.
Wah, keren sekali dia!
Aku terus memperhatikan nya sampai akhirnya dia melihatku. OMG! Aduh gila! Dia ngapain liat kesini!!
Lah? Dia ngapain dtg kesini?
Hatiku makin dag dig dug waktu kutau kak Eben sama dua org kawannya dtg menghampiriku.
"Hi!" sapanya

"Eh, hi kak!" jawabku gugup

"Oh, jadi ini Ben!" celetuk dua org kawannya sambil tertawa

"Yeee apasi klen bedua!"

"Ih Eben malu malu tuh" kata salah satu dari mereka. Rizky kalo aku gasalah liat dri papan namanya.

"Chi, jangan dengerin mereka, ee, hehe. Oiya kalian lagi ngapain?"

Kalian? Oh iya aku lupa. Disampingku masih ada Ria. Wkwk, soalnya dri td kami diam diaman sih. Eh tpi tunggu. Tuh kan mukanya ga enak lagi dipandang mata. Ni anak kenapa si. Datang bulan terus kali ya..

"Eh, kami lagi latihan baca puisi nih kak!"

"Ohh, terus knpa diam diaman?"

"Eee enggak kok. Lagi istirahat aja td."

"Oo. Oh iya, kmu Ria kan? Yang pernah nge dm aku kan ya?

Whut!! Ria nge dm kak Eben?!

"Eh, hi! Iya kak. Aku Ria!"

Loh ngapa muka nya langsung senyum senyum gitu. Ato jangan jangan..

MATEMATIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang