Perjalanan Baru

116 11 32
                                    

"Huh? Apa ini?" Rasa penasaran dalam hatiku tak tertahankan. Kujulurkan tanganku pada kotak berwarna coklat tua yang sedang duduk diatas ranjang berselimut putih itu, "Emh.." Tanganku meraihnya. Kubuka kotak itu perlahan-lahan. Mataku tak berkedip menunggu kotak itu terbuka.

"Eh?" Ternyata isinya adalah beberapa carik kertas dengan tulisan dan sebuah buku berwarna hijau tua yang cukup tebal, "Catatan Perjalanan... Kah? Ini buku kakek?" mataku terbelalak melihatnya. Namun fokusku langsung teralihkan pada beberapa carik kertas tadi yang tulisannya sudah nampak pada pandanganku. Mataku langsung focus pada tulisan dengan font latin itu.

"Untuk Yuki, yang sangat kami sayangi. Udara dingin, salju yang kadangkala dating, dan seluruh keindahan alam Voreia. Hari-hari telah kita lalui bersama, di desa kecil ini, desa yang walaupun kecil namun punya banyak sekali kenangan untuk kita semua. Kau tahu, Yuki? Saat kau kecil, kakek selalu mengajakmu jalan-jalan berkeliling desa, nenek selalu bermain denganmu di rumah dan menyuapimu saat waktu makan dating. Waktu telah berlalu begitu cepat. Yuki yang kami kenal kini telah menjadi seorang remaja. Kakek berusaha untuk selalu melatihmu bela diri dan sihir untuk menjaga diri di masa depan. Kami tahu kalua kau punya impian untuk menjadi seorang Penjelajah yang hebat..." Mataku mulai melotot disini dengan mulutku yang mulai menganga. Lalu kuapitkan lagi kedua bibirku.

"Kau tahu, Yuki? Sebenarnya kejadian di hari itu, malam itu, sebenarnya kakek mengetahuinya. Harapanmu, impianmu, yang kau ucapkan saat bintang itu bersinar dengan terang, apa yang kau dengar sebenarnya kakek tahu semuanya. Namun kakek diam saja malam itu. Kau pasti tahu alasannya bukan? Seiring berjalannya waktu, kau pasti akan semakin bersinar. Seperti bintang malam itu. Kakek dan nenek hanya bias meninggalkan ini untukmu. Buku ini, bawalah. Di dalamnya ada berbagai macam hal untukmu. Terima kasih, Yuki. Kau telah mengisi hari-hari tua kami dengan kenangan yang manis. Kini telah tiba saatnya untukmu, Yuki. Kami akan selalu mendukungmu walau kami tak ada di sampingmu. Jelajahilah, Yuki."

Mataku terasa perih, tangan kananku mengusap mataku yang mulai menitikkan air mata, "A.. Apa ini? Kakek? Nenek?" Terdiam sejenak diriku dengan mata yang terpejam. Sejenak aku menyadari bahwa hari itu, malam itu, telah terjadi sesuatu diantara kami. Aku dan kakek.

Kumasukkan semua kertas kedalam kotak. Aku kembali ke GUILD dengan semua pikiran yang telah bercampur aduk. Aku berjalan dalam keadaan sedih namun tercampur dengan semangat yang lebih besar dalam diriku.

*******

Saat kubuka pintu kamar kulihat Jin sedang mengelap pedangnya, "Ah, Yuki! Lama sekali kau." Kupikir apa dia daritadi siang hanya mengelap pedangnya saja? Langsung kuletakkan kotak coklat itu dalam lemari kecil. Dan kusandarkan pedangku pada lemari itu.

"Tak apa, Jin." Kubalas singkat sambal merebahkan diriku diatas ranjang itu. Kututup pandangan mukaku dengan lenganku, "Jin, kau tahu?"

"Tahu apa?" jawabnya dengan nada rendah.

"Aku penasaran kenapa kau datang kesini? Apa benar kau hanya mau jalan-jalan? Lalu, apa yang.."

"Oh kau sudah tahu ya? Biar kujelaskan, Yuki." Aku langsung terduduk mendengar Jin mengatakan hal itu. Jin meletakkan pedangnya dan mulai menyatukan kedua tangannya dengan badan yang agak membungkuk dan tatapan mata tajam. Aku siap mendengarkan apapun yang akan dia lontarkan dari mulutnya.

"Aku sudah tahu tentang dirimu, dan kekuatanmu itu. Bahkan sebelum kau menyadarinya." Jin berhenti sejenak. Kutatap Frozen Sword sejenak, lalu Jin melanjutkan, "The Guardian. Apakah kau tahu? Aku.. Aku adalah salah satu The Guardian pada masa ini.." Diriku bingung dengan pernyataannya. Namun memang Jin terlihat biasa-biasa saja, "Aku hanya menyembunyikan kekuatanku yang sebenarnya. Lagipula, aku belum mendapatkan senjata The Ruler seperti Frozen Sword milikmu. Jadi, kakekmu telah tahu bahwa aku adalah salah satu dari Penjaga dan yang paling dekat dengan desa mu ini. Dan juga, semua The Guardian tidak akan bangkit kekuatannya bila Leader belum mendapatkan kekuatannya." Aku semakin bingung disini.

PenjelajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang