The First Quest

100 16 6
                                    

Matahari mulai menampakkan dirinya. Sinar yang menembus sela tirai kamar pun menyapa mataku yang masih tertutup. Kubuka mataku perlahan. "Eesshhhh!" desisku sambil menutup pandanganku dengan lenganku. Lalu akupun terduduk diatas ranjang sambil mengucek-ucek mataku.
"Oh! Pagi, Yuki. Capek sekali ya? Ahahaha" tawanya memecah pagiku yang masih setengah sadar ini.
"Emmh.. Pagi Jin, masih pagi nih, udah brisik aja." jawabku yang sambil menguap dan sambil 'Stretching' sedikit. Akupun tak sadar sejak kapan aku bicara seakrab ini dengan Jin.
"Pantaslah kau capek, tidak ingatkah kau tentang kejadian tadi malam?" tanya Jin sambil tersenyum konyol.
"Hah? Tadi malam?" pikiranku pun langsung melayang ke kejadian tadi malam.

"Jin, apa kita masih punya cukup uang untuk tidur bla bla bla..." aku tak ingat apa saja yang kami obrolkan saat itu. Tapi saat kami ditengah perjalanan ada semak-semak yang bergoyang.

"Jin, itu apa ya?" tanyaku sambil menunjuk semak itu.
"Entahlah. Tertiup angin kali." kata Jin santainya. Semak itu makin cepat bergoyang. Tiba-tiba...
"Aarrfffhhh!" seekor serigala bermata merah keluar dan meraum.
"Oi Jin, lari!" teriakku sambil menoleh pada Jin.
"Wuusshhh" kulihat Jin sudah ambil langkah seribu.
"Jin! Tunggu aku! Oooooiiii!!" teriakku sambil lari. Entah bagaimana akupun menyusul Jin dan menabraknya yang sedang berdiri terdiam. Kulihat ke belakang serigala itu sudah tak ada.
"Aduh, Jin. Ada apa tiba-tiba kok berhenti." tanyaku sambil mengelus-elus kepalaku.
"Lihat itu, Yu." Jin menunjuk ke arah langit dibalik sebuah gunung.
"Harpy!" Jin meneruskan. Akupun kaget melihatnya. Sekumpulan Harpy sedang menuju ke arah desa.
"Tak apa, mereka tak akan menyerang di malam hari karena mereka punya kebiasaan menunggu ratunya memerintah. Kudengar ratunya tidak suka menyerang di malam hari dan akan menyerang 2 atau 3 jam setelah fajar." aku hanya mendengarkan dengan cukup seksama.
"Oke jadi intinya kita tidur saja dulu yuk. Masalah itu kita pikirkan besok lagi hehe." ajakku yang sebenarnya sudah cukup mengantuk.
"Baiklah ayo." kami pun pergi ke bangunan GUILD yang memang masih berdiri tegak dan menyewa kamar untuk tidur.

"Oh iya benar juga tadi malam kan ada serigala dan har... EEHH HARPY!" aku yang tadinya santai karena masih setengah sadar sekarang benar-benar terbangun.
"Yup! Benar sekali. Harpy. Dan ini sudah sekitar setengah jam setelah fajar. Masih ada sekitar 2 jam kemungkinan Harpy akan menyerang." jelas Jin.
"Baiklah sekarang bagaimana?" tanyaku.
"Bersiaplah. Mungkin ada quest di Guildboard mengenai ini. Kita akan mengambilnya kalau memang ada." Jin menjelaskan sambil menyiapkan peralatannya.
"Baiklah. Aku akan bersiap." jawabku dengan serius. Kami pun bersiap-siap dan turun ke lobi. Disana ada papan besar berisi quest. Ternyata benar dugaan Jin. Ada quest yang menarik.
"Lindungi desa dari serangan monster burung, Harpy. Reward : 25 gold/party. Wah hadiahnya lumayan juga nih, Jin. Mungkin karena kejadian kemarin. Baiklah kita ambil inj saja ya!" aku menunjuk quest itu dan menoleh ke arah Jin.
"Oke kita ambil quest ini. Ayo ke quest server." Jin mengajakku kesana.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan wanita itu dengan ramah.
"Emm kami akan mengambil quest ini." Jin menunduk melihat ke dalam lubang kaca quest server.
"Oke, silahkan ambil kartu ini ya. Jangan lupa isikan nama party anda sebelum anda memberikan kartu ini lagi nanti ya."
"Baiklah terima kasih."
"Terima kasih kembali. Selamat berjuang." pelayan wanita itu menyemangati Jin dengan kata-kata itu sambil tersenyum.

"Oh sudah Jin? Ayo berangkat." ajakku.
"Ini. Peganglah kartu ini." Jin menyodorkan kartu itu padaku.
"Lah? Bukannya kau saja yang pegang?" tanyaku dan belum menerimanya.
"Tidak. Kartu ini sebaiknya dipegang oleh pemimpin party."
"Kalau begitu kau saj-"
"Yuki, aku percaya padamu. Terimalah." Jin menyela dan meyodorkan kartu itu padaku.
"Baiklah, ayo!" ajak Jin.
"Ayo berangkat lindungi desa!" seruku.

Kami pun berangkat ke arah bagian desa yang terbakar. Disana sudah ada beberapa orang yang sedang dievakuasi dan terlihat mayat yang mati terbakar di beberapa tempat. Kejadian kemarin memang sangat naas. Rumahku juga kulihat telah terbakar. Ku fokuskan diriku untuk mengerjakan quest ini terlebih dahulu.

"Lihat, Yuki. Harpy telah datang. Bersiaplah!" Jin melihat ke arah langit diatas gunung sambil mengeluarkan pedang dari sarungnya. Kulihat sekelompok burung yang berwarna hitam kehijauan sedang terbang kemari. Yang kutahu, Harpy adalah makhluk buas yang suka memakan bangkai orang dan dia akan datang bila mencium sebuah wabah seperti yang terjadi disini.

"Oiya, untuk pertanyaanmu tadi malam... Kita hanya punya sedikit uang sekarang." Jin menyampaikannya sambil tersenyum. Mungkin itu sebuah kode agar aku lebih bersemangat.

Harpy datang dan beberapa sudah mulai turun untuk mencari bangkai orang dan mengacak-acak keadaan desa. Bahkan ada yang menyerang warga. Kulihat beberapa party sudah mulai menyerang Harpy itu.

"Kyaaaak!" seekor Harpy datang menghampiri kami. Badaannya yang cukup besar dan cakarnya yang tajam cukup membuat kami kewalahan.
"Hiyaa!" Jin menyerang cakar makhluk itu dan mengenainya.
"Kyaak!" terlihat burung itu sudah marah.
"Cih... Ayo ayo!" aku berlari ke belakang burung itu yang sedang terbang rendah.
"Sring sring.." aku menebas kedua sayapu burung itu dan burung itupun tergeletak.
"Ayo kita cari yang lain!" ajak Jin dengan serius.
"Baik!"

Saat itu semua party sedang sibuk melawan para Harpy. Suara teriakan para petarung, pedang, panah, dan sihir semuanya terdengar jelas dari seluruh penjuru desa. Semua sedang berusaha mempertahankan desa.

"Sudah berapa yang kau dapat, Yu?" kami saling bersandar dan tetap menghunuskan pedang kami dengan nafas yang terengah-engah.
"Sebelas mungkin." jawabku.
"Boleh juga kau. Hiyaaa!" kami melanjutkan pertarungan kami.
Tiba-tiba ratu Harpy terbang cukup rendah dan mulai menyerang dengan dengkingan suaranya yang sangat tinggi.

"Aaahhh.... Berisik sekali dia. Yuki, ayo kita bereskan dia." seru Jin
"Baiklah."
Kulihat banyak party yang mengincarnya juga.
"Accel!" ucapku sambil berlari.
"Freeze!" aku menggunakan sihir pada burung itu ke arah sayapnya. Namun dia berhasil menghindar.
"Awas Jin!" burung itu mengarah pada Jin.
"Boost attack. Boost defend" ucap Jin.
"Sring sring. Ctang!" Jin berhasil memotong  salah satu kaki burung itu. Dan burung itu melengking lagi.
"Aarghh... Ayolah kena! Freeze!" kali ini seranganku mengenai  tubuh burung itu. Aku berlari ke arah burung yang sebagian tubuhnya membeku. "Kyaaak!" beberapa party juga sedang berlari untuk membunh burung itu.
"Sraash!" aku menebas kepala ratu burung itu.
"Yoooossshhhaaaa!!" teriakku sambil mengangkat pedangku.
"Bagus juga kau haha. Ayo kembali." puji Jin sambil menepuk punggungku.
"Ehe.." aku hanya menggaruk pipiku sambil tersenyum malu.
Beberapa party lain juga terlihat tersenyum karena ratu burung yang menyerang desa ini telah mati. Burung yang lain juga terlihat hilang kendali dan mudah dikalahkan. Kami pun kembali ke GUILD.

Di perjalanan aku melihat kartu tadi dan melihat beberapa angka yang tampil.
" Oiya kita belum mengisi nama party kita." Jin mengingatkanku yang sedang pegang kartu.
"Bagusnya apa ya, Jin?" tanyaku sambil tersenyum.
"Terserah kau saja. Kau kan leadernya. Hahaha" tawa Jin.
"Eh? Emm..." aku berpikir cukup lama sambil berjalan dan melihat ke seluruh desa.
"Karena awal kita akrab ada di jembatan Harapan dan misi pertama kita adalah menyelamatkan desa..."
"Heee emmm?" Jin menaikkan alisnya.
"Hikari! Namanya adalah Hikari!" aku mengucapkannya sambil memegang kalungku dan melihat langit yang cerah. Party ini mungkin nantinya akan menuntunku dalam perjalanan menjalani tugasku. Teruslah bersinar, Hikari!

PenjelajahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang