***"Stop...stop" Ucap Zerra setelah ia dan tukang ojek itu sampai di depan gerbang sekolahnya. "Makasih ya bang.!" Tanpa dia membayar terlebih dahulu Zerra langsung berlari meninggalkan tukang ojek itu. Jelas dari kejauhan Zerra melihat raut wajah tukang ojek itu sangat berantakan. Kesal tentu saja. Ia di bodohi oleh gadis yang entah datangnya dari mana. Meski tukang ojek itu terlihat tampan dan pintar tapi tetap dia sangatlah bodoh.
Dengan napas terengah-engah Zerra menghampiri sekumpulan anak-anak peserta MOS di taman sekolah MOON AND STAR. Dan untungnya lagi Zerra tidak dapat hukuman. Karena alasan yang ia berikan kepada panitia osis yang ampuh.
"Baiklah sekarang kau duduk dengan mereka" Ucap salah satu panitia MOS.
"Baik kak.!"
Zerra bergegas melangkahkan kakinya dan duduk di sebelah perempuan cantik. Dia terus mengatur napasnya. Masih cape. Kemudian Zerra menaruh tas karungnya di depan ia duduk sekarang. Dan mengeluarkan alat tulis yang di perintahkan oleh panitia. Dengan serius Zerra kemudian memperhatikan arahan dari kak Iqbal selaku wakil ketua MOS. Namun hanya beberapa saat ia menyibukkan matanya melihat ke arah depan. Setelah beberapa menit ia alihkan pandangannya kebawah menunduk.
"Selamat pagi semua.!"
"Pagiiii". Serentak.
"Sekarang kita akan memperkenalkan ketua panitia MOS, Yang beberapa hari lalu dia tidak bisa datang kesekolah. Oh ya Dan beliau tidak hanya ketua MOS saja. Beliau adalah ketua Osis SMA MOON ADN START ini. Beliau bernama Rizki Aditya. " Kata kak Iqbal dengan toa yang ia pegang. "Baiklah untuk kak Adit segera menuju sumber suara" Sambungnya.
Zerra tidak terlalu memperhatikan pengumuman dari kak Iqbal. Dia menundukan kepala sembari memainkan rumput dan tanah.
"Selamat pagi semua. Perkenalkan nama saya Rizki Aditya kalian bisa panggil saya dengan Kak Adit saja"
"Hai kak Adit." Ucap Zerra di tengah banyaknya peserta MOS. Tanpa memperhatikan kedepan dia mengucapkan itu sendiri. Zerra melirik kanan kiri setelahnya dia melihat kedepan. Matanya terperanjak kaget ketika ia melihat tukang ojek itu berada di depan bersampingan dengan para panitia. Jelas Zerra mengerutkan kening memutar memori. Setelah Zerra peka bahwa tukang ojek itu adalah ketua mos di sekolahnya ia langsung menutupi mukanya dengan sebuah buku yang sedari tadi di pegangnya.
Hati Zerra bekerja lebih cepat dari biasanya. Berdebar seperti petir yang melanda. Astaga tuhan tolong aku! Batin Zerra setelah dia mengintip dari balik buku yang ia letakkan di depan mukanya. Terlihat oleh matanya kak Adit berjalan mendekatinya. Setelah ia benar-benar berdiri di hadapan Zerra. Kak Adit menjongkokkan badannya menghadap Zerra. Lantas tangannya mendarat di ujung buku Zerra, dan setelahnya kak Adit membukanya dengan cepat.
Setelah bukunya kak Adit ambil. Zerra hanya memasang senyum dan sembari mengatakan. "Hai."
Tanpa sedikit pun kak Adit tersenyum. Ia langsung mengambil pergelangan tangan Zerra. Kemudian ia menarik Zerra untuk berdiri. Hingga mereka berdua harus berdiri berhadapan di tengah banyaknya peserta MOS dan panitia yang sedari tadi menatap mereka berdua. "Sekarang Kau ikut denganku!" Katanya dengan tegas. Tangan Zerra masih dalam genggaman tangan kak Adit, yang kini mereka berdua berlalu meninggalkan acara.
"Bawa aja kak. Hukum seberat mungkin. Kalo bisa ceburin aja kak ceburin.!" Teriak seorang lelaki dari arah belakang.
Telinga Zerra cepat menanggapi suara seorang lelaki yang berteriak dari arah belakang. Zerra yang berlalu dalam tarikan tangan kak Adit, menyempatkan diri untuk melihat orang yang sedang tertawa renyah bersama segerombolan kawannya jauh di belakang sana. Yang mata Zerra dapati ialah seorang lelaki berambut gondrong, berpakaian dekil, dan berwajah amburadul. Yang tidak lain ialah Daniel musuh bebuyutannya di smp. Zerra hanya bisa memasang wajah kesal saja melihat Daniel yang masih menertawakannya.