Jam menunjukan pukul 20:00 malam. Semua peserta mos telah berkumpul di masing-masing kelas. Begitu pun dengan kelompok lima mereka duduk melingkari sebuah balpen yang sengaja Daniel taruh di tengah-tengah mereka. Tujuan Daniel menaruh sebuah balpen di depan yaitu untuk mengadakan permainan kecil. Hanya sekedar untuk menghilangkan kejenuhan belaka.
"Peraturan dalam permainan ini hanya sederhana. Nanti siapa saja orang yang kena tunjuk balpen bagian yang ada tutupnya, siapa pun itu harus memilih pertanyaan atau di perintah. Kalo misalnya pertanyaan orang yang di hukum harus menjawabnya dengan jujur, jika bohong kita doain putus dengan pacarnya…!" Jelas Daniel panjang lebar. Dan permainan pun di mulai.
Sekarang pertama yang memutarkan balpennya ialah Daniel sendiri. Balpen pun berputar dengan deras. Hingga ia berhenti menunjuk Fitra.
Semua orang bergemuruh memberi solusi. "Pertanyaan saja fit!" Ucap Boni sembari tertawa ngakak. "Biar rahasia loe terungkapkan!" Timpal Rehan.
"Diam gue mau milih ni!" Meletakan jari telunjuknya ke depan mulutnya sendiri. "Gue mau tantangan, kalo pertanyaan terlalu berresiko bro!" Lanjut Fitra sembari menaikan kedua halisnya ke atas.
"Ok bro…" Jawab Daniel dengan bertingkah kocak. "Ayo sekarang siapa yang mau beri tantangan!"
"Gue_gue!" Feby menaikan tangannya keatas. "Sekarang loe tembak orang yang selalu menghantui loe setiap hari!"
Semua bergemuruh tertawa sembari memberi tepuk tangan. "Huh hidup Feby" Teriak Rehan dari belakang. "Allahhuakbar…!" Teriak Boni mengepalkan tangannya keatas.
"Ahhh engga-engga apaan si itu sama saja gue bunuh diri. Yang lain dong!"
"Kalo gitu gue kasih loe pertanyaan saja, asal loe harus jujur!" Feby kembali berucap, menggoda Fitra.
"Aduhh Niel gak ada yang lain, misalanya hukuman bersiin apa gitu. Kalo kedua ini bisa kacau hidup gue…!"
"Ngeles aja loe, ayo dong tembak aja durasi nie!" Tembal Daniel dengan melirik jam yang terlilit di tangannya Zerra. "Ayo kalo nyerah kita semua coret tangan loe pake balpen ini.! Rugi loh tangan loe kotor…!" Lanjut Daniel.
"Ah yang ini gue gak sanggup, biar gue dan tuhan saja yang tahu. Kalian mah gak perlu tahu. Nyerah aja gue!" Menaikan kedua tangannya. Dan semua orang mulai mencurat-coret tangannya dengan hurup x.
Permainan di lanjutkan. Masih Daniel yang memutarkan balpennya. Hingga balpen itu berhenti menunjuk arah Zerra. Semua orang kembali bergemuruh.
"Emmm gue pilih tantangan!" Ucap Zerra.
"Baiklah ini bagian gue yang kasih dia tantangan!" Kata Daniel sembari tersenyum sinis. "Emmm sekarang loe teriak sekencang mungkin sambil memejamkan mata!"
Zerra tersenyum simpul. Menyepelekan tantangan Daniel. "Baiklah, sekarang kalian siap-siap ya!" Zerra pun segera memejamkan mata menghalangi kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya. Sementara tanpa sepengetahuan Zerra teman-temannya itu segera membaringkan badan dan memejamkan mata. "Aaaaaaa…" Zerra pun berteriak dengan sekencang mungkin. Hingga seluruh peserta mos dan para panitia menghampiri kelas yang di penuhi oleh suara Zerra.
"Ada apa ini.!" Tanya Kak Hilman dengan tegas. Teriakkan Zerra pun terputuskan. Zerra melirik kanan kiri, Eh semua orang sudah tidak ada. Mereka sudah berjajar rapi di belakang Zerra ber pura-pura tidur. Yang ternyata telah Daniel kerjasamai. Untuk mengerjai Zerra. "Kau ngelindur?" Tanya kak Hilman.
Dengan malu Zerra hanya tersenyum kecil saja. Kemudian dia berminta maaf pada semua orang yang telah ia ganggu.
"Teriak-teriak kaya di hutan saja, ayo ah bubar gak penting!" Ucap salah seorang yang hadir menyaksikan teriakkan Zerra.