LOVE IN SENJA

85 12 0
                                    

Hari kembali siang. Namun hari ini matahari enggan menampakkan diri. Tentunya untuk menerangi bumi dan melakukan tugasnya. Namun sayang kali ini matahari tidak memberi hangat dan tidak memberi energi. Langit yang luas itu hanya menampakkan gumpalan awan yang membuat siapa pun enggan untuk memulai aktivitas. Ditambah dengan hembusan angin yang begitu menerjang. Membuat tubuh ingin meringkuk di atas kasur dan di bawah selimut tebal.

Pagi ini Zerra sudah terduduk santai di atas kursi angkot paling belakang. Angin berhembus membisik pelan membawa kenangan yang membuat pikiran ia melayang. Masa lalu yang membuat Zerra bodoh dan tidak bisa berfikir tenang. Membuat hati dan pikiran berangan-angan. Ingin memutar waktu. Ditambah dengan sayup-sayup lagu yang membuat susana menjadi semakin menyesakkan. Zerra menarik nafas berat, memutuskan tidak ingin lama-lama berada dalam jebakan lamunan.

Perjalanan pun akhirnya terselesaikan. Kini Zerra berjalan menyusuri jalan stapak di kawasan taman sekolah. Hanya sedikit orang yang baru memulai kenangan-kenangan yang segera ia akan sesakkan. Dengan perlahan ia menikmati perjalanan menuju kelasnya. Sedikit menarik nafas menikmati bau pagi yang merenung ini. Kedua sahabatnya pun belum terlihat oleh mata Zerra. Mungkin hari ini di antara mereka Zerralah yang paling pagi memulai aktivitasnya.

"Brukk" Di pertigaan jalan stapak taman itu. Zerra yang segera akan membelokkan arah berjalan, terhentikan oleh seseorang yang menabrak Zerra sampai terpintal mengenai tanah. Terduduk sembari mengusap sisa tanah yang mengenai tangan kiri Zerra. Matanya ia pasang dengan menatap orang yang berdiri di hadapannya itu. Lebih jelasnya orang yang sengaja menabrak Zerra kasar.

"Maaf apa kalian tidak punya mata?" Tegas Zerra sembari bangkit dari duduknya. Lantas ia pun berdiri menghadap ketiga wanita itu. Mereka menatap Zerra dan tersenyum sinis. Awalnya mereka saling bertatapan, setelahnya ia kembali memandangi Zerra dengan mata yang tajam.

"Ehm sorry gue lagi buta sekarang. Loe mau apa?" Kata Asyila sembari meletakan kedua tangannya di dada.

"So kita gak busa lihat saat loe ada di sekitar kita!" Timpal Resika dengan jari telunjuk yang ia gunakan untuk sedikit mendorong Zerra. Tanpa bicara Zerra hanya memutarkan kedua bola matanya jengkel.

"Loe mau kekelaskan nih ambil tas gue dan tas mereka. Jaga dengan baik!" Kata Firzinia sembari melempar tasnya pada pelukan Zerra. Tidak lupa disusul oleh tas kedua sahabatnya yang di lemparkan pula. "Yu gusyt!!!" Ajak Firzinia untuk meninggalkan Zerra dan ketiga tasnya yang kini telah Zerra selempangkan di kedua tangannya. Dengan berjalan sok seksi mereka meninggalkan Zerra yang berdiri kerepotan.

Awalnya ia berpikir untuk menolak dan pergi duluan sebelum mereka. Namun terlintas di pikiran Zerra tentang percakapan ia dan Daniel waktu itu. Lantas Zerra pun terpaksa untuk menuruti semua perkataan dan bahkan perintah mereka. Dan mungkin ini jalan satu-satunya untuk ia menghindari di keluarkannya ia dari sekolah. Terlebih ia menggapai untuk sekolah disini tidaklah gampang, harus memakai tenaga dan pikirannya.

***
Bersambung…
Jangan lupa vote+comennya 😌

LOVE IN SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang