Jam menunjukan pukul 10:30 pagi. Kini keadaan Zerra tidaklah begitu baik. Posisi dia sekarang berada dalam ruangan yang penuh dengan banyaknya buku. Bukan ingin membaca atau pun mengerjakan tugas. Melainkan untuk memejamkan mata dalam persembunyian. Sepulang kerja yang larut malam kemarin, Zerra tidak langsung menaiki ranjang, melainkan mengambil buku yang terdapat tumpukan tugas. Hanya satu tugas sih. Tapi ketiga wanita itu menyuruh Zerra untuk mengerjakan tugas mereka.
"Brrukk" Zerra yang terduduk sembari sengaja menaruh kepalanya di meja, seketika ia terkejut bukan main. Matanya kembali ia buka seperti sedia kala. Jantungnya berdegup kaget. Bayangkan saja Zerra yang tengah asik larut dalam mimpinya, di kejutkan oleh seseorang yang menaruh buku tebal ke atas meja dengan kasar. Yang tidak lain ialah Daniel.
"Ada apa? Mau marahi aku lagi?" Cetus Zerra setelah ia melihat orang di hadapannya adalah Daniel. Kembali meletakkan kepalanya di atas meja. Dan sengaja mukanya tidak ia pasang menghadap Daniel.
"Ihhh sinis banget si Zerapah!" Ucapnya sembari mendudukan dirinya di atas kursi berhadapan dengan Zerra. Tidak ada respon yang Daniel dengar dari mulut Zerra, ia pun kembali berkata. "Zerapah udah dong jangan marah! Mending ikut aku yuk!" Menarik pergelangan tangan Zerra meninggalkan tempat yang tanpa suara itu.
"Ihhh kau itu memang menyebalkan ya! Tidak tahu orang sedang istirahat apa?" Lirih Zerra yang tangan kirinya masih Daniel genggam.
"Sudah diam kau ikuti saja langkahku! Lagian kau istirahat di tempat aneh kaya gitu!"
"Tempat aneh? Yang ada kamu yang aneh, kemarin saja marah-marah. Sekarang kau tarik-tarik aku!" Sahut Zerra dengan wajah juteknya.
Ucapan Zerra tidak Daniel respon. Ia terus saja menarik Zerra mendekati taman sekolah. Lantas setelah sampai Daniel mendudukkan dirinya di atas kursi besi membelakangi air mancur.
"Come on duduklah.!" Menarik tangan Zerra untuk duduk bersampingan dengannya.
"Ada apa mau nuduh aku lagi.?" Cetus Zerra tanpa ampun. Duduk dengan meletakan kedua tangannya di dada.
"Jangan suudzon gitu dong!" Mencubit pipi Zerra. Membuat Zerra harus memejamkan matanya.
"Ihhh Kudaniel apaan sih ah sakit!"
"Sorry! Abisnya gemes sih" Melepaskan tangannya beralih pada sebuah laptop yang sedari tadi di bawanya. "Coba kamu lihat vidio ini.!" Membuka laptop dan mengklik salah satu aplikasi.
Zerra merapat, memandangi layar laptop itu dengan serius.
"Astaga Daniel siapa dia? Mengapa dia tega melakukan fitnah itu padaku?" Ucap Zerra setelah vidionya selesai. Kali ini Zerra menatap Daniel dengan rautan dikeningnya.
Daniel hanya mengangkatkan pundaknya keatas.
"Lalu kamu dapat vidio ini dari mana?"
"Laptopnya yang rekam sendiri" Sahutnya dengan santai.
"Aneh! Tapi gak papa yang penting sekarang sudah ada bukti bahwa aku itu tidak salah! Yey… makasih Daniel" Memeluk Daniel.
"HEY KALIAN!!!" Bentak seseorang dengan menggelegar. Membuat pelukan mereka berdua harus terlepaskan. Zerra dan Daniel dengan serempak melayangkan pandangannya ke depan. "Kemari kalian!"
"Bukepsek!" Desis Daniel dan Zerra bersamaan saling bersitatap.
Mereka berjalan mendekati bukepsek yang menatap mereka geram.
"Sedang apa kalian?" Tanyanya seraya memperbaiki kacamatanya. "Pake acara pelukan lagi.!"
"Maaf bu kami hilap!" Sahut Zerra dengan cengiran.
![](https://img.wattpad.com/cover/127175204-288-k568246.jpg)