Semua ujian yang Allah berikan kepada kita adalah wujud cinta-Nya kepada kita.
Ujian adalah jalan Allah untuk memberikan kebaikan kepada kita, termasuk ujian dalam jodoh.
#halaqahcinta**
Hari ini, hari pertama ujian akhir semester satu.
Aku duduk sebangku dengan Fani, adik kelasku.
Begitu pun sahabatku, duduk sebangku dengan adik kelas.
Aku dan Fani cukup akrab, ya karena Fani putri Abah Kyai."Ehh, saya sebangku sama mb Aullia",ia menggeser kursi, utk ku duduki.
"Iya fan",aku tersenyum ramah
"Oh iya mb, kayaknya kalau aku perhatiin mas Amar suka deh sama Mb Aullia??"
"Apaan sih Fan, aku gak tau dan gak mau mikirin itu", haduhh males banget pagi-pagi bahas itu.
"Kalau mas Amar emang suka sama mb Aullia gimana??"
"Udah lah Fan, kita kan mau ujian. Aku gak mau mikir tentang suka-sukaan atau pacaran gitu, lagi pula kamu juga tahu kan kalau pacaran dalam islam itu gak ada",ceramahku
"Iya deh iya. Kalau gitu selamat mengerjakan ujian ya mb Aullia, jangan lupa baca bismillah untuk mulai mengerjakan sesuatu",senyum Fani berhiaskan lesung pipi.
"Iya, kamu juga jangan lupa"
"Oke mb Aullia"**
Waktu ujian pertama berakhir, aku dan sahabatku pergi ke kantin.
Lagi-lagi aku bertemu dengan Ahmad Cs.
Entah kenapa aku jadi salah tingkah sendiri setiap kali bertemu atau berpapasan dengan Amar.
Haduhhh... pipiku pasti memerah lagi ~langsung ku tutupi kedua pipiku."Kenapa Li?? Pipimu memerah lagi ya??. Haha lucu banget sih Li, setiap kali lihat Amar pipimu memerah",lagi-lagi Ahmad meledekku.
"Apaan sih enggak kok, pipiku memerah karena alergi dingin",jawabku
"Oww, alergi dingin. Emang alergi dingin memerahnya hanya dipipi ya? Kok aku baru tahu. Wkwkk",goda Ahmad.
Aku terdiam, aku mati karena kata-kataku sendiri. Pipiku semakin memerah.
"Udah lah mad, mungkin emang Aullia alergi dingin nya cuma di pipi. Hehe", pembelaan Amar namun ada unsur ngeledeknya juga sihh.
"Udah yuk Li, kita duduk disana aja", ajak Anisa.Lalu aku dan sahabatku duduk di meja yang agak jauh dari tempat Ahmad Cs.
"Hahaaa, ya ampun Li. Kamu lucu ya, masak alergi dingin bisa buat wajah merah jambu, cuma dipipi pula",ledek Isma
"Wkwk. Pipi kamu memerah karena kamu ngeliat Amar kan tadi Li, jujur aja deh sama kita",tawa Tian
"Udah ahh, kalian ini. Malah bikin aku tambah malu tau"
"Iya nih kalian, Aullia kan jadi tambah malu. Bukannya ngehibur malah ngledek",Anisa mencoba menghiburku.
"Aku mau ke kelas aja, udah gak mood lagi buat makan"
Aku langsung berjalan menuju kelas, di kelas aku hanya membolak-balikkan buku, tak ada yang masuk dalam pikiranku. Di pikiranku hanya ada rasa malu, malu ketika setiap kali lihat Amar pipiku memerah.**
Hari demi hari telah aku lewati.
Hingga Ujian akhir semester satu ini telah selesai, tinggal menunggu hasil nilai dan liburan tiba.
Setelah magrib, seperti biasa aku pergi mengaji. Dan seperti biasa pula setelah selesai mengaji, aku dan sahabatku mengobrol.
"Besok kalau liburan, kalian mau pulang kampung enggak??",tanyaku
"Kalau aku kayaknya enggak deh Li, soalnya abah sama umi ku gak kasih aku kabar dan kirim uang",muka Tian memelas
"Aku kayaknya juga enggak",Isma pun begitu sama-sama melas.
"Kok kita selalu senasib sih",Ucap Anisa yang begitu polos, tanpa ada rasa sedih.
"Ya udah, kita liburan bareng aja dipondok. Aku pasti kunjungi kalian siang sore deh. Terus kita jalan-jalan naik bis, tapi nanti kalian izin sendiri ya sama Abah Kyai",aku berusaha menghibur mereka, bagaimana pun aku juga merasa kasian pada mereka.
"Ya udah yuk, kita lanjut obrolan ini di asrama aja. Biar tambah seru, nanti kita curhat-curhat gitu ya",Anisa pun ikut menghibur###
Thanks a lot my friends.
Ceritanya masih bersambung kok, cuma belum di publis ✌..
Jangan lupa ya,
Kasih like, koment, saran atau apalah yang bisa buat asik nih cerita dan gak bosen buat para pembaca😄😊.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Cinta Di Pesantren
SpiritualMenunggu seseorang itu bukan hal bodoh. Tapi meninggalkan orang itu demi orang lain yg lebih mengharap kehadiran kita, itu jauh lebih pintar. ~Ais.Aullia