Ku tahu namamu

5.6K 180 5
                                    

Mentari pagi bersinar menggeliat di atas terpaan angin, ketika embun pagi menyapa aku memulai kegiatan. Waktu menunjukan pukul 6.30 WIB , Saat ini aku duduk di kelas 3 Aliyah milik Yayasan pondok yang letaknya tak jauh dari rumah, aku biasa berangkat jalan kaki dengan Anisa, Isma dan Tian mereka biasanya menunggu di depan gerbang pondok.

Saat tiba didepan gerbang pondok dari kejauhan aku melihat ada kang santri yang selalu memperhatikanku. Tapi aku hanya menundukkan kepala tanpa mempedulikan tatapannya dan aku bergegas meninggalkan gerbang pondok untuk berjalan menuju sekolah.

-----Dikelas-----
Aku duduk dibangku paling depan bersebelahan dengan Anisa.
Isma dan Tian duduk dibangku belakang ku.
“ Heiiiii ” Isma membuyarkan lamunanku
“ Apaan sih is” mulutku rasanya malas untuk bicara
“Abis pagi-pagi baru dateng udah ngelamun aja”
“ Lagi gak mood nih”
“ Ke kantin dulu yuk, laper nih belum sarapan” keluh Anisa
“ Ya udah yuk, aku juga lagi laper”
Aku dan teman-temanku ke kantin, kami memesan bubur ayam dan teh tawar. Di meja sebelah, ku lihat lagi kang santri itu sedang bersama Ahmad teman sekelasku, aku hanya tersenyum lalu menundukan kepalaku kembali.

Kringgg kringggg.. 
Bel masuk berbunyi, tepat setelah santapan bubur terakhir.
Pelajaran pertama hari ini bahasa Arab, pelajaran yang membosankan untuk ku dan teman-temanku, bu Rini selalu masuk kelas tepat setelah kami selesai bertadarus pagi.
Semua diam dan memperhatikan apa yang disampaikan bu Rini, walaupun enggak paham banget lah tapi pura-pura ngerti aja.
Tiba-tiba bu Rini memberi ku pertanyaan, aku terkejut padahal aku nggak tahu apa yang disampaikan bu Rini.
hah! Mungkin bu Rini memperhatikanku melamun tak paham dengan pelajarannya, huuuhh!!~ batinku

“ Auliaaaaa…” teriak Bu Rini
“ Ehh iya, maaf bu saya tidak memperhatikan apa yang disampaikan bu Rini ” jawab ku polos
“Kamu ini, sekarang kerjakan yang ada dipapan tulis ” perintah bu Rini
Aku langsung maju kedepan dan aku kerjakan semua yang ada dipapan tulis.

Untung aku jago bahasa Arab, hehe sombong dikit kagak papa kan ya??

Mata pelajaran demi mata pelajaran telah selesai. Bel pulang berdenting nyaring.
Murid-murid bersorak dan riuh jika bel pulang berbunyi.

Aku dan teman-teman bergegas pulang, kadang aku mengisi waktu luang dengan mencari kegiatan di pondok, aku ikut membantu Anisa di dapur memasak untuk makan malam santri-santri.
Di dapur aku jadi tahu banyak tentang dia, dia lelaki berpeci yang selalu memperhatikanku.
“Gimana Li soal kang santri itu, kamu tahu nggak dia siapa?” tanya Anisa
“Ya engga lah, mungkin fans kali.”  jawabku santai
“Hayo, siapa itu mbak?” tanya Fani (putri seorang Kyai, dia Adik kelas ku di Aliyah, parasnya yang cantik, manis, putih, tinggi, cerdas sempurna gak mungkin ada lelakj yang nolak dia, hanya saja mungkin tak ada lelaki yang berani deketin dia alasannya karena putri Kyai )
“Yee, kamu ikut campur aja fan!” jawab Anisa
“Gpp mbak, siapa tahu aku kenal ya ta” jawab Fani
“Ya udah aku kasih tahu Fan, itu loh kang yang biasanya habis selesai ngaji dia duduk ditangga asrama putra dan dia juga sekolah di Aliyah sama dengan kita tapi kayaknya beda kelas” jelas Anisa, aku menyikut lengannya.
“Santai aja mbak, itu namanya kang Amar, lah kang e itu seangkatan sama mbak Aullia, dia juga di kenal sopan, ramah, pinter, berprestasi, terus dia juga hafidz Quran loh, masak mbak gak kenal ta”
"Yakin aku gak kenal, Udahlah kita selesaikan dulu masakan ini, entar keburu santri-santri kelaparan .” kata Anisa.
"Enggeh mbak. Pasti abis ini udah pada banyak yang antri "sambung Fani

Ada Cinta Di PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang