Hari indah

3.2K 120 1
                                    

Hari ini Amar kembali ke pondok,
entah kenapa padahal masuk sekolah masih seminggu lagi.

Twit..twitt
Hp ku berdering, tanda ada pesan masuk di facebook. Langsung ku baca pesan itu, ternyata Amar mengirim pesan kepada ku.

Amar       : Assalamualaikum Aullia, setelah Ashar kamu mau gak temui aku di warung mb Siti
Ais.Aullia : Wa'alaikumsalam Amar. Iya, memangnya ada apa?
Amar         : Ya nanti aku beritahu.
Ais.Aullia: Baiklah, nanti setelah Ashar aku temui kamu di warung mb Siti.

**
Adzan ashar berkumandang, aku bergegas mengambil wudhu lalu menunaikan sholat. Setelah itu aku langsung pergi ke warung mb Siti, kulihat Amar sudah lebih dulu sampai diwarung.
"Assalamualaikum",sapaku
"Wa'alaikumsalam"
Aku langsung duduk didepan mejanya, tak ada sepatah kata pun setelah sapaan itu, kami diam cukup lama,
"Kamu kok udah balik ke pondok?? Kan masih libur ngajinya",tanyaku memecahkan keheningan.
"Iya, karena Abah Kyai menyuruhku untuk ikut mewakili lomba hafizd Quran 5 hari lagi. Jadi harus latihan untuk lomba "
"Ohh. Terus kenapa kamu suruh aku kesini??"
"Mau gak jalan sama aku, aku pengen keliling daerah jogja. Walaupun aku udah lama mondok disini, tapi belum sempet keliling daerah jogja"

Degg.. Jantung ku serasa mau copot nih. Mau gak ya, pengen sih tapiii..~batinku

"Embb... Gimana ya?, tapi nanti kalau Abah Kyai tahu, pasti kena hukum. Emang temanmu santri putra yang lain gak bisa??"
"Teman-teman ku pada belum balik ke pondok. Jadi masih sepi, dan ini kan masih liburan jadi Abah kyai pasti gak mengawasi terlalu ketat. Jadi intinya kamu mau apa enggak??",tawar Amar sambil menaikan alisnya
"Iya deh, tapi jangan sampai pulang kemalaman ya. Takut dimarahi Abi sama Umi"
"Ok, yuk berangkat sekarang. Takut nanti ke maleman pulangnya"

**
Baru kali ini, aku mengelilingi kota jogja dengan orang yang selalu membuat pipiku memerah.
Aku tersenyum disepanjang jalan, Amar memperhatikan ku melalui kaca spion.
Setelah mengelilingi sekitar jogja. Akhirnya kami berhenti di bukit bintang, aku menikmati indahnya senja diatas bukit bersama dia, Amar si Pria berpeci.
Kulihat Amar sangat menikmati indahnya senja.
"Kamu suka senja??",tanya ku
"Iya aku sangat suka senja, kalau kamu??"
"Aku juga suka dengan senja, tapi aku tidak ingin seperti senja"
"Kenapa??"tanya Amar, memalingkan mukanya dari senja yang kemudian menatapku.
"Yaa.. Karena senja selalu meninggalkan seseorang saat orang itu senang memandangnya",entah kenapa aku terlalu baper.

Duh ya Allah.. ini pipi ku pasti memerah lagi~ langsung ku paling kan muka ku darinya.

"Baperan banget ya ternyata seorang Aisyah Aullia. Tapi Jika tidak ingin menjadi senja yang pergi, jadilah pagi yang selalu ku nanti",kata Amar, tapi ia memalingkan muka dariku dan memperhatikan kembali senja yang indah.

Hadeuhh, kenapa dia malah tambah bikin baperrr😞,
Pipiku kembali memerah, gara-gara ucapan Amar tadi. Entah apa yang dikatakan Amar tadi aku tidak tahu pasti.

"Ahh, sudah selesaikan melihat senjanya?? Pulang sekarang yuk. Takut ke malaman, nanti Umi kamu nyariin",ajak Amar
Aku hanya mengganggukan kepala,
Karena aku hanya takut jika aku jatuh cinta begitu dalam padanya, aku tak ingin mengenal cinta yang belum tepat waktunya.
Walaupun gak bisa dipungkiri, fitrah manusia yang memiliki rasa tertarik pada lawan jenis.
Diperjalanan Amar yang selalu mengajak aku berbicara, sedangkan aku hanya menjawab seperlunya saja.
"Oh iya, di semester genap nanti kita pasti disibukan dengan persiapan menjelang ujian nasional ya",tanya Amar
"Iya"
"Emb, kamu kalau sudah lulus mau ada rencana kuliah apa gak?? Kalau mau, kuliah dimana??"
"Ada, aku ingin kuliah Di UIN sunan kalijaga ",jawabku singkat.

Allahuakbar.. Allahuakbar....

Terdengar suara adzan magrib berkumandang.
"Ohiya, Udah adzan magrib. Kita mampir sholat dulu di masjid depan itu ya. Takut nanti tidak keburu",pinta Amar.
Aku hanya menganggukan kepala. Setelah itu, Amar memarkirkan motor.
Lalu aku mengambil wudhu, begitupun dengan Amar.
Kami sholat berjamaah dengan warga desa sekitar masjid, setelah selesai sholat dan berdoa. Kami melanjutkan perjalanan pulang.
"Aullia??"
"Iya, kenapa??"
"Makasih ya udah mau temani aku keliling - keliling jogja"
"Iya gpp"

Beberapa menit kemudian...

"Akhirnya sampai rumah kamu, sekali lagi makasih ya. Aku langsung pulang, titip salam untuk Umi sama Abi kamu. Assalamualaikum",pamitnya
"Iya sama-sama, Wa'alaikumsalam. Hati-hati dijalan" tak terasa tangan ku melambai kepadanya.
Amar memperhatikan lambaian tanganku lewat spionnya dan tersenyum.
Spion motor jadi saksinya~

*Rumah*

"Assalamualaikum, Abi.. Umii",teriak ku
"Wa'alaikumsalam, masuk Aullia. Umi ada di meja makan",jawab Umi
Setelah itu aku masuk kedalam, dan langsung menuju meja makan. Ku cium tangan Abi dan Umi bergantian, setelah itu duduk dan makan bersama.
"Ini Aullia, Umi sudah memasak makanan kesukaanmu, buruan dimakan"
"Iya makasih Umi".
"Kamu dari mana Aullia?? Kok jam segini baru sampai rumah??"tanya Abi
"Aullia tadi pergi sama teman bi.. Cuma keliling-keliling kok"jawabku.

Abi dan Umi pasti menanyaiku kalau aku belum sampai rumah setelah magrib, walaupun aku sudah dewasa tetapi mereka memperlakukan ku seperti anak-anak. Ya maklum lah Anak tunggal. Tapi aku tahu mereka sangat amanah untuk menjaga anak perempuannya.
Setelah selesai makan, aku pamit untuk ke kamar.
Entah kenapa seperti ada ribuan kupu-kupu sedang menari-nari didadaku.

Tok.. Tok..tok. Terdengar suara pintu kamar ku diketuk.
"Aullia??"
"Iya Umi?"
"Ayo sudah isya, kita sholat berjamaah. Umi tunggu kamu di depan"
"Baik Umi".
Sambil berjalan menuju masjid, aku bercakap-cakap dengan Umi. Tentang masa depan ku setelah selesai di Aliyah.
"Umi, habis sholat Aullia mau pamit mau ke pondok boleh??"
"Bukannya libur ya ngajinya??"
"Iya Umi, Aullia cuma pengen ke asramanya sahabat Aullia"
"Baiklah, apa kamu mau menginap disana??"
"Tidak tahu Umi, nanti kalau Aullia menginap pasti Aullia kabari"
"Iya, Umi percaya sama kamu. Hati-hati ya"
"Siap Umi. Lagian juga deket kok dari rumah. Nanti kalau Aullia teriak juga dengar. Hehe"

Setelah selesai sholat isya berjamaah, aku pamit untuk langsung pergi ke pondok.
Di masjid milik pondok dekat asrama putra, ku dengar seseorang sedang qiro'ah. Suaranya sangat merdu, seperti tak ada kesalahan dalam membaca tajwid maupun huruf hijaiyahnya.
Tubuh ku seperti mengikuti sumber suara itu, kaki ku lemas, dadaku bergetar. Tak terasa aku sudah ada diambang pintu masjid. Suara itu berhenti, sepertinya pria itu tahu ada seseorang yang mendengarkannya.
Mau lari dia udah liat, aah. ~aku tertunduk malu.
Lalu dia menghampiri ku, yang berada diambang pintu masjid.

"Aullia? Kamu sedang apa disini?"
"Amar?? Maaf tadi aku mendengar ada yang membaca al-quran, dan suaranya merduuu banget. Jadi aku lihat aja, siapa yang sedang membacanya. Dan ternyata kamu"
"Iya, aku memang sedang berlatih untuk lomba besok siang. Kamu mau kemana?"
"Ow. Ya sudah lanjutkan saja berlatih nya. Aku mau ke asrama putri. Permisi aku pamit dulu. Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"

Aku langsung berjalan menuju asrama putri untuk menemui sahabat ku.

Ada Cinta Di PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang