Bagian Delapan

2.4K 424 53
                                    

☆Midnight in Spring☆
※Sherry Kim※
.

Yunho memasukan barang yang ingin di bawanya ke dalam ransel besar yang akan ia bawa dalam perjalanan ini. Beberapa buku serta pakaian ganti dan beberapa keperluan ia tata dengan sangat hati-hati, terlebih selembar surat kabar yang menuliskan alamat baru di mana kedua orang tuanya tinggal.

Sikap optimis itu perlahan memudar seiring belalunya waktu, keberanian itu memudar, keraguan itu muncul layaknya penyakit ganas yang mengerogoti rasa optimis yang kemarin ia rasakan. Yunho takut, bisa di bilang sangat takut bertemu dengan paman yang mencoba membunuhnya di masa lalu. Ia juga tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi keluarganya tentang kembalinya ia ke rumah. Perasaan akan di tolak membuat Yunho ragu dengan keputusan yang ia ambil. Apakah ia akan di terima atau di tolak jika ia pulang. Sudah sangat lama ia menghilang, tanpa memberi kabar ataupun mengirim surat untuk memberitahu mereka bahwa ia baik-baik saja.

Ya Tuhan. Baru sekarang Yunho menyadari betapa bodohnya ia karena tidak mencari kabar ataupun memberi kabar kepada keluarganya. Setidaknya, kedua orang tuanya tidak secara langsung mengatakan tidak menginginkan Yunho meski mereka menitipkan Yunho kepada sang paman yang kejam, dengan alasan yang Yunho sendiri tidak mengerti. Dan tidak pernah ingin Yunho mengerti. Lalu, mengapa ia bisa sampai berpikir mereka akan membantunya atau memberi pinjaman. Setelah apa yang ia lakukan terhadap keluarganya, atau bisa di bilang keluarga yang tak di akuinya.

“Kau akan pergi hari ini juga?” Yoochun mengamati ruangan. Pria itu bersandar pada bingkai pintu ruang depan pondok kecil Yunho, mencoba santai meski kenyataanya merasa cemas dengan keterdiaman Yunho setelah kembalinya pria itu dari rumahnya.

Yunho baru saja datang berkunjung ke rumahnya hanya untuk meminjam ransel, tas lumayan besar yang membuat Yoochun berpikir bahwa ia akan kehilangan teman masa kecilnya itu untuk selamanya. Namun, antara lega dan khawatir ia rasakan setelah mendengar dari Yunho sendiri bahwa pria itu ingin menjenguk orang tuanya. Orang tua yang bahkan tidak pernah mereka semua ketahui masih ada atau keberadaan mereka. Setahu Yoochun, Yunho tidak suka membicarakan keluarganya, pria itu akan marah dan pergi begitu saja jika ada seseorang mengungkit hal tersebut. Bahkan jika yang bertanya adalah Kakek Kim sekalipun, Yunho akan bersikap seakan pria itu tidak mendengar pertanyaan itu di ajukan.

Yoochun melangkah maju. Rasa penasaran mendorong pria itu ingin bertanya, namun di tahannya sebisa mungkin setelah sadar hal itu tidak akan berujung mendapatkan jawaban yang ia inginkan, melainkan ketertutupan dari Yunho seperti biasa. Akhirnya ia memutuskan untuk mengabaikan. “Ketika Kakek Kim di rumah sakit?”

Yunho melirik Yoochun, pria itu benar-benar Yunho jika di lihat dari sikap acuhnya dalam menjawab pertanyaan. Meski wajah pria itu membuat Yoochun sedikit ragu. “Karena mungkin aku membutuhkan keluargaku, meski aku sendiri tidak yakin akan mendapatkan bantuan.” ujar Yunho.

Hal itu tidak bisa di salahkan. “Setelah sekian tahun berlalu? Hampir lima belas tahun Yunho, kenapa baru sekarang kau ingin pulang dan memberitahu kami bahwa kau memiliki keluarga?” Pertanyaan itu tak di indahkan Yunho.

Tatapan Yoochun berhenti pada sosok tinggi di sebelah meja kayu, Yunho masih berjalan hilir mudik mengumpulkan barang, mengabaikan Yoochun sepenuhnya dengan kekaguman yang terlihat di wajah pria itu. Yoochun sendiri hampir saja pingsan setelah melihat Yunho tanpa jengot dan kumis untuk pertama kali. Demi semua dewa di dunia, pria itu pastilah salah satu dari mereka yang di kutuk oleh Tuhan dan terdampar di sini. Bukan kah Yunho muncul di pantai dengan sangat tiba-tiba, seperti dalam dongeng.

Yoochun terkekeh. Hal itu membuat ia terdengar seperti orang gila. Oh memang ia gila karena berpikir demikian. Bagaimana hal itu ada di dunia nyata dan bisa terjadi, bukan kah Yunho sendiri mengatakan memiliki keluarga yang entah tinggal di mana. Gunam Yoochun pada diri sendiri.

Midnight In SpringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang