☆Midnight in Spring☆
.
♡Sherry Kim♡
.Hewan malam menjadi orkestra tersendiri bagi mereka yang menyukai dunia malam yang tenang. Jangkrik berderik di suatu tempat di bawah bunga, burung hantu bernyanyi di kejauhan serta hewan malam lain yang ikut berirama.
Bahkan gesekan ranting serta dedaunan pun terdengar merdu di telinga mungil seorang bocah berusia tujuh tahun yang berjalan sambil bersenandung menyusuri jalan setapak menuju ke arah pintu gerbang samping rumah keluarga Kim.
Sangat berbeda dengan apa yang di rasakan oleh sosok bocah lain yang bersembunyi di semak semak dekat berkebunan tidak jauh dari jalan utama yang baru saja bocah itu lewati.
Bukan tanpa alasan Yunho bersembunyi, ia tidak ingin berada di bawah belas kasih seseorang yang tidak di kenalnya. Tiga minggu berbaring di ranjang tanpa melakukan apa pun membuat tubuhnya pulih dengan cepat. Meski masih sedikit sulit rasanya bagi Yunho untuk berjalan dengan kedua kakinya, hal itu tidak menghalangi Yunho untuk kabur.
Sayangnya, rencana yang sudah ia susun sejak dua hari lalu harus di ganggu oleh sosok bocah gembal yang muncul tiba-tiba di malam yang sama dengan dirinya berniat kabur. Yunho tidak tahu siapa bocah itu, terlalu banyak anak-anak dalam keluarga Kim yang tak satu pun Yunho kenal. Meski beberapa dari mereka sering berkunjung ke kamar Yunho, ia terlalu enggan dan sedikit takut untuk berinteraksi dengan mereka.
Langit malam ini terlihat cerah secerah senyum bocah di depan sana. Langkah kakinya berayun cepat kala manik mata mungilnya melihat gerbang di depan. Tanpa sadar ada seseorang yang memperhatikan, bocah itu berbelok dari gerbang.
Yunho melongok maju, heran karena bocah itu memutar arah tujuan dengan sangat tiba tiba. Namun ternyata bocah itu memilih jalan lain untuk bisa keluar melewati gerbang. Melalui pohon yang menempel dengan pada dinding tidak jauh dari gerbang.
Bocah yang sepertinya memiliki semangat melebihi semangat Yunho untuk melarikan diri itu memanjat dengan sangat gesit, tangan mungilnya meraih dahan pohon dan berpegangan sebelum menarik tubuhnya ke atas. Yunho menahan napas ketika bocah itu merangkak ke dahan kecil di atas tembok, bergelantungan di sana lalu mengayunkan tubuh melompati gerbang dengan sangat mudah, seakan hal itu sudah terbiasa bocah itu lakukan.
Yunho melompat maju ke arah pohon, berhenti di bawahnya menajamkan telinga. Tidak ada suara pekikan atau rintihan sakit di seberang sana. Tidak juga suara gemerisik bocah yang berusaha bangun dari jatuh di tanah. Penasaran dengan apa yang di lakukan bocah itu, Yunho pun melakukan hal yang sama. Melakukan sendiri hal yang di lakukan bocah tadi tidak semudah melihat bocah tadi memanjat pohon. Kaki dan tangan yang belum sembuh sepenuhnya membuat Yunho kesulitan bergerak. Terlebih dengan ransel di punggung yang terasa semakin berat. Tangan Yunho meraih dahan yang sama dengan yang bocah tadi gunakan untuk berayun, Yunho melakukan hal yang sama dan ia merasa bahwa dirinya bisa terbang ketika melepas pegangan pada dahan tersebut.
Ya Tuhan. Apa dia sudah gila. Pikir Yunho. Pastinya.
Bagaimana mungkin Yunho melakukan hal tersebut tanpa memastikan apa yang ada di balik gerbang. Bisa jadi di sana jurang, itu lah sebabnya suara bocah tadi tidak terdengar karena bocah itu jatuh ke bawah.Rasa ngeri karena pikiran aneh itu tergantikan oleh suara gedebuk nyaman yang membuat Yunho menahan napas. Apakah di bawah jurang terdapat kasur jerami? Kedua tangan Yunho menggapai kedua sisi. Sesuatu yang tertutup kain membuat tubuhnya mendarat nyaman tanpa ada luka.
“Siapa kau?”
Yunho melonjak kaget. Mengerang sakit karena gerakan tadi membuat lengan dan kakinya kembali berdenyut sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight In Spring
Roman d'amourYun♡Jae Masa lalu Yunho adalah sebuah teka teki. Anak pungut keluarga Kim yang sudah menjadi anggota keluarga tanpa status. Memendam perasaan cinta pada cucu dari lelaki tua yang telah menyelamatkan nyawannya, Yunho sadar, dirinya tak kan mungkin bi...