Chapter 2

2.8K 118 5
                                    

"kau orang pertama yang mengenalkanku pada cinta
Dan kau orang pertama yang mengenalkanku apa itu luka
Setelah kau buat hati ini berwarna "

***

"Makasih Bang" ucap Aisyah pada Hasan dan mencium tangan kakak satu-satunya itu.

"Iyahh Adikku yang bawel, belajar yang bener yah sayang" Hasan tersenyum dan mencium puncak kepala adiknya dengan penuh kasih sayang.

Aisyah keluar dari dalam mobil dan melambaikan tangannya pada Hasan, lalu berbalik tanpa menghiraukan Hasan yang membalas lambaian tangannya.

Brukkk!.. Aduh siapa sih nih yang nabrak gue, batin Aisyah. Ia berbalik dan mengomeli seseorang yang menabraknya tadi.

"Eh Lo tuh yah, kalo jalan liat...." Tapi perkataannya tercekat saat melihat siapa yang sedang berhadapan dengannya saat ini. Aduh kenapa harus dia sih,, kan jantung aku jadi deg-degan gini, rutuk Aisyah dalam hati.

"Mmaaff kak. Ak.. Aku nggak sengaja." ucap Aisyah gugup. Haduhh kenapa jadi gugup kek gini ya?.

Tapi, tanpa berkata apapun seseorang yang ia ajak berbicara berlalu begitu saja tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya. Aisyah tertegun, sikapnya masih sama seperti beberapa tahun yang lalu. DIKACANGIN BERTAHUN-TAHUN.. Coba bayangin gimana rasanya?. Tanpa ia sadari air matanya mengalir membentuk sungai di pipinya yang halus. Beberapa detik kemudian suara bel pertanda sekolah hari ini akan segera dimulai membuyarkan lamunannya. Ia berlari menuju kelasnya yang paling ujung. Rizal, lirih Aisyah.

Setibanya di kelas Aisyah langsung merebahkan tubuhnya dan membanting tasnya ke atas meja dengan kasar, hingga teman sebangkunya, Putri Natasya Almeera menghentikan aktifitasnya dan menatap Aisyah dengan tatapan heran.

"Aisyah Nafa Salsabila anaknya Abi Ummi yang paling cantik, kok pagi-pagi gini mukanya udah di tekuk ajah sih?" Ih ini orang kepo banget deh.

"Paan sih. Kepo banget. Kaya ngga ada sarapan lain aja selain ngepoin orang." balas Aisyah sewot.

"Terus apa bedanya ama Lo yang pagi-pagi gini udah cemberut kaya baju belom disetrika?" Tuhkan penyakit keponya si Putri kumat lagi. Aduh gimana nih? Gue harus bisa ngehindar dari pertanyaan Putri, Tolong hamba ya Tuhan, harap Aisyah.

"Nah looh ngga bisa jawab?"Cetus Putri yang langsung membuyarkan harapan Aisyah. Untungnya guru B.Inggris mereka, Bu Dian, datang ke kelas.

"Selamat Pagi anak-anak. Sekarang kalian kumpulin tugas dari ibu waktu jam pertemuan kemarin" perintah Bu Dian pada siswa-siswinya. Semua siswa dan siswi pun maju ke depan untuk menilai hasil kerja mereka. Terkecuali Aisyah, Ia lupa mengerjakan tugasnya. Dan Bu Dian ini terkenal karena hukumannya yang ngga tanggung-tanggung pada siswa-siswi yang melanggar aturan, apalagi anak yang tidak mengerjakan tugasnya. Yap.. Aisyah dalam masalah besar.

"AISYAH NAFA SALSABILA!!!! Mana tugas kamu!!?" bentak Bu Dian pada Aisyah. Emang dasar tuh si Aisyah, ngga ada takut-takutnya ama Guru.

"Lupa Bu.. Hehe.." Jawab Aisyah santai sambil cengengesan.

"Sekarang kamu pergi ke perpustakaan, catat halaman 120 sampe halaman 280 di buku cetak B.Inggris. Dan ingat! Jangan masuk kelas sebelum hukuman kamu selesai" Titah Bu Dian pada Aisyah dengan suara khasnya yang cempreng itu.

Tuhkan dibilangin juga apa, ini guru kalo ngasih hukuman ngga ada kata damai dah. Tapi siapa suruh Aisyah ngga ngerjain tugasnya? Ya kan?.

Aisyah Melangkahkan kakinya keluar kelas. Bu Dian hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan salah satu anak muridnya ini. Baru beberapa langkah, Aisyah masuk lagi ke dalam kelas.

"MAU NGAPAIN LAGI KAMU?!! Siapa suruh masuk ke kelas?" Bu Dian melotot ke arah Aisyah.

"Mau ngambil buku Bu. Ketinggalan.. Hehe.." jawab Aisyah, seperti biasa dengan cengengesan.

Sontak seisi kelas tertawa karena tingkah konyol Aisyah ini, karena ngga ada yang berani macem-macem sama Bu Dian kecuali Aisyah. Setelah mengambil alat tulisnya Aisyah keluar lagi dan langsung menuju perpustakaan. Setelah di depan pintu perpustakaan, Aisyah mengurungkan niatnya untuk langsung masuk. Kalo dipikir-pikir Aisyah laperr bangett, karena tadi pagi Ia belum sarapan. Aisyah pun membalikkan badannya menjauh dari perpustakaan dan pergi menuju kantin.

Setibanya di kantin, Aisyah langsung memesan seporsi nasgor spesial, dan memakannya dengan lahap. Bodo amat dengan tatapan aneh siswa/i lain terhadapnya, mungkin mereka pikir Ia cewek aneh yang ngga punya sopan santun dan ngg tau malu karena makan dengan begitu tergesah-gesahnya, bukan cewek banget . BOMAT Lah. Tohh Ia sangat lapar.

Setelah perutnya terisi, Ia langsung kembali ke perpustakaan dan mengambil buku yang akan dirangkumnya.Kebetulan hari ini perpustakaan sedang penuh, mungkin guru-guru sedang meeting, tapi Bu Dian? Kok? Ah udah ngga usah di pikirin. Aisyah mengedarkan pandangannnya ke seluruh penjuru perpustakaan, ngga ada bangku yang tersisa untuknya, kecuali di sebelah cowok yang sekarang sedang membelakanginya.

Aisyah menepuk pundak seseorang yang kalo dilihat dari badge yang tertempel di bajunya Cowok itu kelas XII.

"Permisi kak. Boleh saya duduk?" Tanya Aisyah ramah.

Cowok tadi mengangkat wajahnya hingga sekarang tatapan mereka berdua bertemu. Deg. Cowok itu adalah Rizal. Cinta pertamanya, cintanya sampai saat ini. Namun perasaannya tak pernah terbalaskan. Raut wajah Rizal berubah seketika saat mengetahui siapa yang berada di depannya saat ini. Ia lalu membereskan peralatannya, dan berlalu meninggalkan Aisyah yang masih diam terpaku. Lagi, Aisyah meneteskan air matanya. Setiap Ia bertemu dengan Rizal, kenangan pahit itu seakan muncul kembali.

Tinggalin Jejak Guys😉
Vomment Or Komen key☺😉

Do'a dan Diam KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang