Chapter 6

1.7K 80 2
                                    

Yang diperjuangin ngga tau diri.
Sukanya ke kamu ehh yang care ke aku malah dia-_-
  ***

''Asaalamu'alaikum"

Hasan dan Aisyah saling berpandangan lalu  serempak mengalihkan pandangan mereka ke pintu depan.

"Siapa sih Bang? Tumbenan ada tamu. Bukain sana!".

"Ihh enak banget Lo nyuruh Gue, dasar adek kurang sopan".

Aisyah menampakkan wajah garangnya pada Hasan. Hasan mengalah dan melangkahkan kakinya sambil sesekali cekikikan melihat tingkah adiknya itu.

"Iya Wa'alaikumussalam. Maaf cari siapa ya?" Tanyanya setelah berhadapan dengan tamu misterius tersebut. Cowok.

"Maaf kak, Aisyah ada?"

"Sebentar ya saya panggilin dulu, ehh iya silahkan masuk di luar dingin" Hasan mempersilahkan tamunya itu untuk duduk.

"Terimakasih kak".  Ucapnya seraya memasuki rumah besar nan rapi itu.

"Syah ada yang nyariin noh. Temen kamu atau pacar kamu?" Goda Hasan setelah tiba di hadapan Aisyah.

"Paan sih Bang! Aisyah ngga punya pacar! Masih stay nungguin Rizal"

"Memangnya ngga ada cowok lain selain Rizal? Kamu ngga capek nunggu dia?"

"Ya enggaklah, mana ada kata capek buat nunggu dia mah, apapun yang terjadi Aisyah akan memperjuangkan cinta Aisyah, jatuh bangun lagi, jauh kejar lagi. Cinta tanpa perjuangan itu munafik Bang. Kalo ngga ada perjuangan bukan cinta namanya tapi nafsu"

Saat mendengar nama Rizal, Hasan seakan terbang ke masa lalu saat dia menghajar Rizal habis-habisan, itu beberapa tahun yang lalu, dan sekarang Aisyah bilang kalau dia masih menunggu Rizal? Dimana indra perasa Aisyah? Apakah masih berfungsi?. Setelah Rizal melukai perasaannya bertubi-tubi dia bilang masih mau menunggunya?

"Syah? Janji ya sama Abang? Aisyah bakal berusaha ngelupain Rizal dan buka hati Aisyah buat orang lain? Abang sayang sama Aisyah, Abang ngga mau Aisyah terluka lagi. Yaa contohnya tamu yang di depan tuh keren loh siapa tau dia ngajak PDKT gitu, Abang bakal restuin koq" Hasan nyengir dan mengangkat jari tengah dan jari telunjuknya membentuk huruf 'v'.

"Oia Bang tamunya! Ywdh Aisyah temuin dia dulu ya"

Sadar akan kehadiran seorang tamu yang daritadi menunggunya di ruang tamu Aisyah bangkit dari duduknya hendak menghampiri tamunya tersebut. Tapi sebelum Aisyah melangkahkan kakinya, Hasan menahan tangan Aisyah.

"Janji ya bakal buka hati buat oranglain dan ngelupain Rizal".

Aisyah nampak ragu untuk mengiyakan permohonan Hasan tadi.

"Janji" Putus Aisyah lirih.

***

Setelah tiba di ruang tamu, Aisyah menghentikan langkahnya setelah sang tamu menoleh ke arahnya dan kini mereka saling berpandangan.

"Ka Ilham? Ada perlu apa? Maaf nunggu lama". Aisyah setengah terkejut mendapati Ilham yang tiba-tiba datang ke rumahnya. Darimana Ilham mendapatkan alamat rumahnya?

"Iya gapapa. Syah boleh gak aku ngajak kamu keluar malam ini?" Tawar Ilham.

"Boleh koq Kak. Sebentar ya Aisyah ganti baju dulu"

"Ngga usah. Kamu udah cantik koq"

Buummm.. Pipi Aisyah merona. Terkadang kenyataan tak seperti yang di harapkan. Yang ditaksir dia malah dapet sahabatnya.

***

"Mau pesen apa Syah?" Ilham menyodorkan buku menu pada Aisyah.

"Mmm... Green tea late ajah deh kak".

Malam ini Ilham mengajak Aisyah mampir ke sebuah caffe di Jakarta. Banyak hal yang ingin di utarakannya pada Aisyah.

"Yaudah. Mbak green tea late dua yah."

Setelah pelayan caffe tadi pergi, Ilham kembali memfokuskan pandangannya pada Aisyah. Aisyah yang terus menerus ditatap oleh Rizal merasa tak nyaman Ia terus mengalihkan pandangannya ke kanan dan ke kiri.

Selang beberapa lama pesanan mereka datang. Mereka menikmati minuman mereka masing-masing. Tanpa ada obrolan sekalipun. Kebekuan diantara mereka makin menambah suasana dingin malam ini.

"Syah?" Ilham meraih tangan Aisyah dan menggenggamnya.

Aisyah menoleh dan menatap tangannya yang di genggam oleh Ilham.

"Gue mau jujur. Gue udah lama suka ama Lo. Mungkin ini terlalu cepet buat lo, tapi percayalah ini terlalu lama buat gue. Gue kasihan sama Lo ketika Rizal nyakitin Lo"

"Jangan kasihani aku Kak. Aku ngga mau ada orang lain yang sayang sama aku karena rasa kasihan."

"Bukan gitu Syah. Gue ngga rela aja Lo dikasarin terus ama Rizal. Gue mau ngejaga Lo. Lo mau kan jadi pacar Gue?"

Aisyah bimbang. Jika dia menerima cinta Ilham, sama saja dia menghianatai Ilham. Bagaimana mungkin dia pacaran sama orang lain tapi hatinya masih tertuju pada Rizal?.

Namun janjinya pada Hasan menguatkan pilihannya untuk membuka pintu hatinya untuk Ilham.

"Gini kak. Aisyah sebenarnya masih berat buat ngelupain Rizal. Tapi Aisyah udah janji sama Bang Hasan, Aisyah bakal buka hati Aisyah buat oranglain. Ya walaupun sekarang Aisyah masih belum suka sama Kakak. Tapi Aisyah bakal usahain kok"

"Yaudah. Kamu mulai sekarang jadi pacar kakak. Titik. Kamu harus lupain Rizal. Kamu harus lupain masa lalu kamu itu dan harus fokus ama aku masa depan kamu".

"Ih pemaksaan"  Ucap Aisyah sewot lalu tertawa

Mereka menutup malam ini dengan candatawa dan kebahagiaan yang tiada tara.

Ingat guys! Allah memisahkan kita dengan seseorang yang kita cintai bukan berarti Allah ngga sayang sama Kita :) namun untuk dipertemukan dengan hambanya yang lebih tau akan kekuatan sebuah cinta dan do'a. Hingga kelak ia dapat melindungi kita dengan dzohir dan batinnya.

* Semoga kita tetap didalam lindungan-Nya dan kelak mendapat syafa'at dari Rasulullah.
Aamiin

Do'a dan Diam KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang