Chapter 7

1.7K 67 0
                                    

Dan aku lebih baik menderita karena kejujuran
Daripada harus bahagia karena sebuah kebohongan
***

  "Syah woi!! Temenin gue ke kantin yok. Laper niih" Ajakan Putri berhasil membuat  Aisyah  menengadahkan kepala yang sedari tadi di telungkupkannya dengan kedua tangan mungilnya.

"Hoaam..Males Put. Gue masih ngantuk nih.  Suruh temenin siapa kek." Aisyah kembali menelungkupkan wajahnya dengan kedua tangan.

"Ck.. Yaudah deh. Aku pergi sendiri aja"

Drrtt...drttt..

'Duh siapa sih pagi-pagi gini udah ganggu ajah. Ngga tau apa lagi badmood banget' gerutu Aiysah dalam hati.


-Ka Ilham -
*Syah. Pulang sekolah aku jemput ya..

    *Iya Ka.

*Kok masih panggilnya Kak sih.. Kan aku sekarang pacar kamu -_-

Aisyah hanya membaca chat dari Ilham tanpa membalasnya, Ia hanya tersenyum lalu memasukkan kembali Handphonenya ke dalam kolong meja.

———————

  "Mau langsung pulang?" Tanya Ilham saat mereka  berdua sudah berada dalam mobil dan melaju di jalanan.

"Terserah Ka Ilham aja"

Ilham mengerem mendadak. Tak memperdulikan pengendara di belakangnya yang mengumpat kesal karena ulahnya tadi.

"Ka Ilham apa-apaan sih!! Bahaya tau." Aisyah memalingkan wajahnya menatap jalanan dari dalam mobil. Kesal karena ulah Ilham tadi.

"Iya deh maaf. Lagian kamu masih manggil aku 'kak' aja." Ilham mencubit pipi Aisyah gemas. Betapa bahagianya Ia berhasil memiliki Aisyah.

"Langsung pulang aja kak. Aisyah lagi badmod."

"Oke!"

-------

"Assalamu'alaikum... Baang Aisyah Pulang.." Teriak Aisyah saat sudah memasuki rumahnya.  Dan langsung menghempaskan tubunya ke atas sofa.

"Uminya ngga di sapa nih??" Sapa seorang wanita paruh baya dari dalam dapur. Dia Sarah, uminya Aisyah.

"Ehh Umi. Baru balik dari kota ya? Abi mana? Bang Hasan mana?. Kok rumahnya sepi." Aisyah langsung nimbrung dengan seribu pertanyaannya.

Sarah menghampiri Aisyah dan duduk disamping putri semata wayangnya.

"Abi sama bang Hasan ada kok lagi main tenis meja di belakang. Aisyah udah makan?." Sarah tetap bertanya pada Aisyah walau Ia tau Aisyah takkan menjawab pertanyaannya barusan.

Putrinya ini sudah mulai beranjak dewasa, yang sedari kecil jarang sekali mendapatkan kasih sayang orangtua. Karena ia dan sang suami terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

Aisyah selama ini diurus oleh Bi Atun, pembantu kepercayaannya yang telah mengabdi kepad keluarga kecilnya sejak Aisyah masih  berusia 3 bulan dalam kandungan. Jadi wajar Aisyah lebih dekat dengan Bi Atun daripada dengan ibunya sendiri.

Do'a dan Diam KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang