Chapter 12

1.4K 85 4
                                    

Ingat ya karma itu gak pernah nyasar

***

   Akhirnya liburan sekolah semester 1 telah usai membuat seluruh siswa mau tak mau harus kembali ke sekolah. Ya gini namanya juga siswa di Indonesia, pas libur bilangnya bosen pengen cepet-cepet masuk sekolah tapi pas tiba waktu buat berangkat sekolah lagi bilangnya liburnya cepet banget sih. Hadeh!

"Belajar yang bener Syah. Jangan boros-boros, taat sama aturan guru okey?" Hasan mengacungkan jempol pada Aisyah.

Aisyah tersenyum, "Aisyah belum move on dari kasur nih bang"

"Ih nyebelin banget, Abang dong libur kuliahnya masih 1 minggu lagi" Hasan membanggakan diri sambil menepuk dadanya pelan.

Aisyah mendengus, ia merapikan kerudungnya. Yap! Ini pertama kalinya Aisyah berangkat sekolah dengan memakai kerudung.

"Yaudah Aisyah sekolah dulu ya Bang. Wassalamu'alaikum" Kata Aisyah sambil mencium punggung tangan Hasan.

"Wa'alaikumussalam. Oia kalo ada yang mengejek kamu pakai hijab, jangan dengerin ya?" Aisyah mengangguk tanda ia mengerti saran dari Hasan.

Aisyah mulai melangkahkan kakinya. Benar saja, semua mata tertuju padanya dengan tatapan sirik. Para lelaki pun demikian, bedanya mereka menatapnya dengan tatapn kagum.

Aisyah tak sengaja menangkap mata Rizal yang tengah menatapnya, beberapa detik mereka berpandangan sampai akhirnya Aisyah mengalihkan pandangannya.

"Astaghfirullah Syah, jaga pandangan" gumam Aisyah dan melangkahkan kakinya kembali.

Tiba di depan pintu, Putri langsung mencegat Aisyah. Mata Putri terbelalak saat melihat penampilan baru Aisyah.

"OMG. Ada ustadzah nyasar nih." Putri menarik ujung jilbab Aisyah, Aisyah hanya diam tak berkutik.

"Lo kok dekil banget pake hijab ginian Syah! Norak tau ga" Putri melepaskan tangannya dari jilbab Aisyah. "Tenang aja kali masa depan kita masih panjang ga usah buru-buru pake jilbab ginian" sambungnya.

Putri sudah keterlaluan, Aisyah benar-benar ingin melontarkan kata-kata pedasnya, tapi Ummi selalu bilang Innallaha ma'as shobirin, 'sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar'. Tapi apakah Aisyah diam saja saat syari'at agamanya dihina?

"Jangan salahkan hijab dan agamaku" kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Aisyah membuat Putri melongo.

Putri tersenyum sinis, "Lo udah bener sampe lo pake giniian?"

Aisyah menyadari sekarang mereka berdua tengah menjadi bahan tontonan.

"Menutup aurat itu kewajiban kita sebagai Muslimah, ngga perlu nunggu kita menjadi baik, ajal juga ngga menunggu kita untuk menjadi baik dulu. Emangnya kamu sholat nunggu baik dulu?" Ntahlah Aisyah juga tidak mengerti, tapi logikanya berkata dia harus mengatakannya.

"Ngga usah ceramahin gue. Benerin aja diri lo" Ucap Putri seraya menempelkan telunjuknya di bahu Aisyah dan mendorongnya pelan.

"Memang. Syurga dan nerakamu bukan urusanku, tapi mengingatkanmu adalah kewajibanku" Aisyah menepis tangan Putri dari bahunya.

Do'a dan Diam KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang